Bab.6a

10.1K 49 1
                                    

Tangan Sheila meraba bagian perut Bian yang tidak terlalu bisa wanita itu lihat dengan jelas karena di dalam mobil ini cukup gelap. Mereka kembali saling berciuman hingga tangan Sheila mencoba untuk menurunkan resleting celana Bian. "Sheila, apa kamu tahu yang sedang kita lakukan ini mungkin akan mengubah semua tentang kita?" Tanya Bian dengan suara parau.

Sheila menganggukkan kepala nya lalu mencoba mengeluarkan milik Bian dari sangkar nya, namun seperti nya cukup sulit karena ukuran burung pria itu yang besar dan panjang. Sheila tidak hanya asal menebak namun sedari kemarin ia memegang dan merasa milik Bian begitu sangat terasa bahwa ukuran burung pria itu pasti tidak main-main. "Sial, mesum banget sih aku." Gumam Sheila sembari menggelengkan kepala nya.

"Tunggu, saya rasa tidak benar jika kita melakukan nya disini untuk pertama kali nya." Ucap Bian sembari menahan kedua tangan Sheila yang sedari tadi memaksa untuk masuk ke dalam celana nya.

Sheila menghentikan pergerakan tangan nya, padahal jika bersabar Sheila bisa dapat merasakan itu nya sang dosen. "Pak Bian mau menunda nya padahal sudah berdiri dan keras begini?" Tanya sheila mulai menggunakan kalimat santai dengan pria dewasa tersebut.

Bian menganggukan kepala nya, lalu merapihkan sebentar celana nya dan memakai kemeja dengan asal. "Saya akan membawa mu ke tempat yang lebih baik." Ucap Bian membuat sheila menganggukan kepala nya menurut, jika sudah serius begini sheila mau tidak mau harus mengikuti kemauan dosen nya itu.

Mereka sudah sampai di sebuah hotel yang seperti nya salah satu dari beberapa hotel berbintang lima. "Ayo ikut saya masuk." Ucap Bian yang meninggalkan mobil nya di depan lobi dan menggengam tangan sheila untuk masuk ke dalam sedangkan mobil nya di urus oleh petugas di depan.

"Royal sweet, satu kamar sekarang." Ucap Bian sembari mengelurkan kartu bewarna hitam milik nya yang segera di ambil oleh resepsionis disana.

Selesai mendapatkan kamar mereka dibawa oleh seorang pelayan untuk menuju ke kamar yang terletak di lantai paling atas. Sampai di lantai dua belas, mereka akhirnya turun dan pelayan tersebut pamit pergi kembali. Sedangkan Bian dan Sheila bersama masuk ke dalam kamar, namun ketika sampai di dalam Bian tetap tak membiarkan Sheila menyerang pria itu.

Saat Sheila memajukan wajah nya Bian malah menghindar dan memilih membawa Sheila ke atas sofa, pria tersebut juga seperti mengambil gambar mereka berdua secara mendadak tanpa persiapan apapun lalu terlihat memainkan ponsel nya sebentar. "Kamu sudah boleh menyentuh saya." Ucap Bian membuat Sheila tersenyum dan segera mendorong tubuh dosen nya hingga terlentang di atas sofa yang lumayan lebar ini.

Sheila membuka perlahan kancing kemeja Bian, sedangkan pria itu terlihat menurut saja tanpa protes sedikitpun. "Bapak tidak masalah kan jika saya yang berada di atas?" Tanya Sheila menggoda Bian yang nampak tersenyum kecil ketika mendengar pertanyaan wanita di atas nya

Sheila menelan saliva nya ketika tangan kekar dan berurat milik Bian mulai meraba pangkal paha nya. "Saya bukan seseorang yang tidak mengerti hal seperti ini dan saya mencoba untuk mengalah dengan mu dengan memberikan hak memimpin kepada mu." Ucap Bian.

"Namun setelah saya pikir dua kali, bukankah malam pertama seharus nya milik saya?" Ujar Bian kembali sebelum mengangkat tubuh Sheila dari atas perut nya menuju ke tempat tidur. Bian menciumi aroma tubuh Sheila yang menurut nya sangat manis dan memabukkan sedari mereka bertemu.

Bian menidurkan Sheila dan perlahan mulai mencoba membuka gaun yang saat ini di pakai oleh Sheila. Mereka saling bertatapan dan mulai berciuman, namun kini lebih terasa lembut dari sebelum nya waktu di dalam mobil yang kesan nya terasa sangat terburu-buru.

"Ah!" Lenguh Sheila ketika tangan kanan Bian meremas salah satu gunung kembar milik Sheila yang masih tertutupi bra. Akan tetapi Sheila yang tidak mau kalah ikut kembali melucuti kemeja Bian lalu dengan cepat membuka celana kerja Bian.

"Bapak curang kalau hanya saya saja yang tidak menggunakan pakaian." Ucap Sheila membuat Bian tersenyum kecil karena kalimat yang baru saja dia dengar dari mulut murid nya.

Sheila menarik siku kanan Bian sehingga pria itu terjatuh di atas tubuh kecil nya, namun dengan cerdik wanita itu memutar badan nya sehingga dirinyalah yang kini berada di atas. Sheila meraba milik Bian dari luar bokser sebelum tangan lincah nya membuka paksa benda itu untuk menemukan yang lebih menarik bagi nya.

Saat ini juga Sheila bisa melihat senjata di bawah sini milik Bian yang ternyata sudah sangat mengeras. Sheila jadi ingat film yang ia tonton beberapa hari lalu dengan Elina, dimana seorang wanita yang memberikan gerakan mulut untuk benda besar dan panjang ini.

"Ah Sheila!" Teriak Bian ketika tangan Sheila memijat naik turun milik nya saat ini.

Perlahan tapi pasti Bian bisa merasakan kenikmatan tersebut yang serasa tiada dua sepanjang hidup nya memenangkan tender perusahaan. "Ah! Sheila jangan di tekan saya jadi mau keluar." Ucap Bian tak sadar ketika Sheila sedang memainkan milik nya dengan tangan namun kini mau di gantikan dengan mulut wanita itu.

"Bapak mau mencoba nya jika ini di masukan ke mulut saya?" Tanya Sheila menggoda Bian yang sedang merem melek sedari tadi padahal baru karena tangan wanita itu.

"Ah—mngh—Sheila!" Teriak Bian entah untuk yang keberapa kali nya sampai bibir nya menyentuh bagian luar batang keperkasaan sang dosen. Bian yang tidak kuat dengan godaan ini ikut memaju-mundurkan kepala Sheila di bawah sana hingga milik nya terasa semakin nikmat.

Hup! Hup! Hup!
Suara gesekan antara milik Bian dan mulut Sheila sangatlah terdengar, sampai dimana pria itu melepaskan tangan nya karena merasa dirinya akan keluar. Ia juga meminta Sheila agar berhenti melakukan nya karena dirinya tak ingin keluar duluan, padahal Sheila belum sama sekali merasa enak karena dirinya.

Sheila pun Bian suruh telentang di bawah nya seraya dirinya menciumi bagian tubuh wanita itu. "Saya akan memgges*k nya dulu, anggap saja sebagai pemanasan Sheila." Bisik Bian sembari mencoba melepaskan dalaman bawah Sheila.

"Shh—mmmgh—ahmnhg!" Lenguh Sheila ketika bagian bawah nya terasa sedang di mainkan.

"Apa kamu menyukai jika milik mu saya beginikan, atau karena saya yang melakukan nya?" Tanya Bian ketika jari telunjuk dan jari manis tangan kiri nya memainkan milik Sheila di bawah sana dengan awal yang pelan namun lama kelamaan semakin cepat.

"Ah—uh—apa bapak tidak mau memasukan nya sekarang. Seperti nya kalau begini terus saya merasa ada yang akan keluar dari sini!" Lenguh Sheila yang tubuh nya sedari tadi naik-turun di buat Bian.

Ting!
Suara pesan masuk di ponsel Bian membuat pria itu menoleh sejenak untuk membaca kalimat yang terlihat di layar tersebut. "Saya rasa pemanasan kali ini sudah cukup." Ucap Bian.

"Apa kamu sudah siap untuk mulai ke inti dari semua ini Sheila?" Bisik bian kepada Sheila yang mengangguk pasrah seakan telah benar-benar menyerahkan diri kepada pria itu.

My sexy professor 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang