Pak Guru?

52 13 119
                                    

Angel menghela nafas lega saat melihat gerbang sekolahnya sudah terlihat di depan mata, Ya walaupun sudah tertutup.

" Stop! Pak stop, udah sampai di sini aja "

Anggel meninggikan suaranya agar akang
Ojek itu mendengar suaranya. Namun bukanya berhenti justru kang ojek itu terus melaju menuju depan gerbang sekolahnya

" Tin..tin..tin.."

" Pak satpam tolong buka pintunya! "

Anggel mengernyit bingung. Berani sekali Akang ini. Dan dengan segera buru-buru membukakan gerbang berwarna hitam
dengan tinggi menjulang keatas itu.

Motor butut yang ia tumpangi kembali melaju kedalam sekolah yang disana sudah terlihat seorang guru BK berdiri seperti menyambut kedatangannya dengan kayu rotan di belakang tubuhnya.

Mampus!. Bu Ajeng  memandang kearahnya dengan tatapan mengintimidasi,ia  segera turun begitu begitu motor itu berhenti.

Dengan segan Anggel membalas tatapan dari guru BK itu dengan memaksakan senyum seramah mungkin,

" Pagi bu Ajeng hehe.."

Guru berwajah datar itu semakin mendatarkan wajahnya mendengar sapaan  sok ramah dari gadis di depannya.

Dengusan nafas besar dari guru didepannya membuatnya semakin ketar-ketir sendri, takut-takut kayu rotan di tangan kanannya yang tertutup punggung  bu Ajeng mengenai tubuhnya. Ngeriii.

Pagi, bu? "

Sapaan ramah namun terkesan dingin itu berasal dari arah belakang tubuhnya, dengan perlahan ia memutar tubuhnya.

Ajeng..pak Andra?, " Dia mengangguk kaku

" Selamat datang pak Andra di SMA Cendekia " Sabutnya ramah dengan senyum selebar mungkin. Angel cengo, jadi? Jadi, dia bukan tukang ojek yang dia panggil akang tadi melainkan guru baru?!. Malu!.

' oke nanti aja lanjutin malu-maluannya, sekarang waktunya kabur dulu mumpung mereka ngak lihat ' monolog Anggel dalam hati menyiapkan ancang-ancang untuk kabur.

Anggel memasuki kelasnya dengan nafas tersenggal-senggal, mendudukkan tubuhnya pada bangkunya yang berada di bangku paling depan paling kanan, mengabaikan tatapan teman-temannya

" Habis ketangkep basah nyolong mangganya pak Unyun lo hah?! " Tuduh teman samping bangkunya,Andin.

Anggel masih berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan akibat berlari-lari ria dari parkiran menuju kelasnya kelas IPA3, yang jaraknya lumayan untuk membut kakinya pengkor.

Namun Ia juga harus bersyukur  karena tubuhnya yang kecil tertutup tubuh bu Ajeng yang lumayan besar itu mampu membantunya untuk menyelinap dengan mudah

" Oi! Denger kagak si lo?! Gue ngomong loh ini " Gerutu Andin membuat telinganya pengang

" Sabar dulu napa si Ndin, lo nggak liat tu si Anggel lagi latian napas " Ucap temannya yang duduk tepat di belakangnya, Ambar

" Nanti aja ya aku jelasinnya, capek nih " ucap Angel sebelum menelungkupkan kepalanya diantara lipatan tangannya.

Namun suara sepatu yang memasuki kelasnya yang berirama membuatnya mendongakan kepalanya kesal.

Bu Ajeng memasuki kelas sembari menatap tajam satu-persatu muridnya, tak terkecuali Anggel yang menyembunyikan wajahnya di balik buku

" Selamat pagi anak-anak.. " Sapanya ramah

" Ibu minta waktunya sebentar. Kalian mulai hari ini akan mendapatkan wali kelas baru, sebagai gantinya pak Ahmad yang sebulan lagi pensiun "

Hening. Benar-benar suasana kelas yang semula ricuh menjadi senyap saat kedatangan guru BK yang terkenal dengan wajah datarnya itu

" Baiklah, pak Andra silahkan masuk "

Wait. Andra?, nama yang tidak asing di telinganya. Tapi siapa ya?. Anggel mengintip dari bukunya saat suara sepatu melangkah masuk.

Oh no!. Anggel kembali menutup wajahnya dengan buku paketnya. Gila. Haruskah ia pura-pura pingsan saja sekarang?!

Tbc.

Makasih udah mampir
Jangan lupa vote& komennya ya biar
Akunya sering" apdet ceritanya.

Peluk hangat, Kurcaci👯


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Muridku adalah anak didikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang