Pertama kali aku bersekolah di Eurepeesche Lagere School (ELS) tempat sekolah dasar untuk anak - anak eropa atau belanda dan juga kaum bangsawan.
Aku menyelesaikan sd aku di Eurepeesche Lagere School (ELS) kemudian saya melanjutkan di STOVIA sekolah yang dibuat untuk pendidikan kedokteran pribumi letak sekolah tersebut di kota batavia pada masa kolonial hindia belanda.
Tempat aku sekolah yaitu STOVIA saat ini di kenal sebagai fakultas kedokteran universitas Indonesia. Aku bersekolah di STOVIA tidak sampai tamat di karenakan saat itu saya menderita sakit.
Sejumlah sumber lain mendapati pemerintah Belanda-lah yang memutus beasiswa pendidikanku pada 1910. Namun demikian, aku pantang menyerah dan terus mencari ilmu di berbagai tempat, seperti dikutip dari Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap oleh Mirnawati.
Aku belajar beragam hal baru dari menggeluti profesi sebagai wartawan. Salah satu surat kabar yang pernah menjadi tempat aku berkarya yaitu Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Muoeda, Tjahaja Timur, dan Poesara. Tulisan aku dinilai sangat komunikatif, tajam, dan partiotik, sehingga mampu membangkitkan semangat antipenjajahan.
Aku juga aktif di organisasi Budi Utomo untuk menggugah kesadaran masyarakat agar bersatu mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Pada 25 Desember 1912, aku membentuk Indische Partij, partai politik nasionalisme pertama bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo untuk mewujudkan kemerdekaan.