Aku ditempatkan pengasingan di Belanda kemudian aku mulai bercita-bercita untuk memajukan kaumnya yaitu kaum pribumi. Aku berhasil mendapatkan ijazah pendidikan yang dikenal dengan nama Europeesche Akte atau Ijazah pendidikan yang bergengsi di belanda. Ijazah inilah yang membantu aku untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang akan aku buat di Indonesia.
Di Belanda aku memperoleh pengaruh dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri. Pada tahun 1913, aku mempersunting seorang wanita keturunan bangsawan yang bernama Raden Ajeng Sutartinah yang merupakan putri paku alaman, Yogyakarta.
Setelah pernikahanku dengan R.A Sutartinah, aku di karuniai dua orang anak yang bernama Ni Sutapi Asti dan Ki Subroto Haryomataram. Selama aku pengasingan, istriku selalu mendampingi dan membantu segala kegiatanku terutama dalam hal pendidikan.