Prologue | G S 2

8.1K 717 201
                                    

HAI!

Good night and sweet dreams!

Sebelum baca jangan lupa vote, komen dan follow okay?

Happy reading

• • •

Gabriel berjalan kearah Violina sambil melonggarkan dasinya. Senyum smirk terbit di bibirnya saat melihat istrinya semakin bergerak mundur dan mengambil ancang-ancang ingin kabur.

Srett!

Dengan sigap Gabriel menarik tangan Violina hingga bertubrukan di dada bidangnya.

"Mau kemana, sayang?" desisnya menggeram tertahan. 

Tangan kekar milik pria itu menarik pinggang Violina kemudian mengangkatnya, menggendong wanita itu ala koala.

Gabriel mendekatkan wajahnya pada Violina. "L-lepas, Gabriel..." lirih Violina menunduk dalam berusaha tidak bersitatap dengan suaminya.

Menghiraukan permintaan istrinya, Gabriel meremas bokong Violina. "Jawab pertanyaan aku dengan jujur."

Violina sendiri sudah was-was. Jika Gabriel sudah dilanda api cemburu, seperti inilah yang akan terjadi.  Walau ragu, wanita itu mengangguk pelan.

"Siapa yang antar kamu sampai rumah tadi, Violina?" 

Ah sial!

Benar dugaannya, jika Gabriel akan mempertanyakan hal itu.

Violina menelan saliva kasar. Dengan gugup ia menjawab, "A-aku..."

Gabriel menaikkan sebelah alisnya, menunggu ucapan selanjutnya. "Jawab, sayang. Aku tau kamu gak gagap," sarkas Gabriel yang kini sudah memojokkan tubuh Violina di dinding kamar mereka.

Mendengar ucapan Gabriel mampu membuat Violina mendongak. Alisnya menukik tajam, merasa kata-kata tersebut sangat tak pantas. "Gabriel?!"

"APA NA?!"

"KAMU TINGGAL JAWAB, APA SUSAH?"

"OH, JANGAN KIRA AKU NGGAK TAU SIAPA LAKI-LAKI ITU!"

Violina mendorong paksa dada Gabriel sehingga ia bisa bernafas lega. "Terus ngapain kamu nanya?"

Tiba-tiba saja Gabriel tertawa yang terdengar ngeri bagi siapa yang mendengarnya, termasuk Violina. Wanita itu mengerjap takut. Kembali, ia perlahan mundur ketika merasa Gabriel lengah.

"HAHAHAH...."

"Sesusah itu jawab pertanyaan aku, Na?" Gabriel mengubah raut wajahnya, "Apa salah aku bertanya sama kamu, hm?"

Tak memperdulikan kegilaan Gabriel, Violina memutar engsel pintu. Namun nihil. Pintu tak dapat terbuka, itu artinya Gabriel sudah lebih dulu mengunci tanpa sepengetahuannya.

Bagaimana ini?

Apakah ia harus rela jika Gabriel menghukumnya lagi? 

Melihat istrinya panik membuat perasaan Gabriel sangat senang. Ya, ekspresi itu yang ia sukai. Disaat wanitanya takut, dan tunduk padanya.

"Sini, sayang." ajak Gabriel memanggil Violina seraya berjalan melangkah membawa sebuah borgol ditangan kirinya.

"Nggak!" tolak Violina. Wanita itu berbalik dan berusaha membuka pintu, meski tahu jika usahanya sia-sia.

"Shit! Udah berani menolak?"

Jarak mereka sudah dekat. Membuat bulu kuduk Violina berdiri, keringat dingin mulai membanjiri.

"Gabriel, pleaseee..." pinta Violina memasang wajah sesedih mungkin. Berharap jika Gabriel akan luluh. Tetapi, tentu saja pria itu tak akan semudah itu untuk di bodohi.

"I want to have sex with you, baby. Spent this night full of sighs."

• • •

GIMANA PROLOG NYA?!

Semoga suka yaaa...

Next?

YUK SPAM 'NEXT' DI SINI LANJUT 👉

Jangan lupa follow Instagram :

BunVa 👉 @zyvtrsya_

Dan roleplayernya

@gabrielendra
@violinxander_
@elgas.kar_
@arkana.xvrius
@aurora.prscilla

SPAM GABRIEL SEASON 2! 👉

GABRIEL | S 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang