Four

456 56 2
                                    

Sejak acara sedak-tersedak Indira dan Hadel di warteg pinggir jalan tempo lalu keduanya jadi semakin dekat sampai membuat warga FEB dan FISIP heboh. Memang tidak seheboh saat kabar Freo berpacaran dengan kakak tingkat hukum yang sampai masuk base kampus, namun cukup membuat Indira tidak nyaman karena terus-terusan mendapat tatapan tidak suka,dan bertanya-tanya hal itu membuat Indira risih apalagi jika Ia berjalan beriringan dengan Hadel.

Banyak juga pesan random, bahkan makian di DM instagramnya.

"Dira, mikirin apa dari tadi?" Tepukan pelan dari Hadel membuat Indira tersadar dari lamunan nya. Sekarang mereka berdua sedang berada di salah satu mall terkenal di daerah dekat kosan Indira. Indira anggap hanya jalan-jalan biasa sebenarnya, namun kata Hadel ini adalah kencan mereka. Entahlah Indira malu membahasnya.

"Ah, tidak tidak. Saya hanya sedang bersenandung lagu favorite saya bulan ini."

"Lagu apa tuh?"

Indira mengeluarkan ponsel serta earbuds-Nya.
Membuka aplikasi spotify lalu menyalakan lagu favorite-Nya.

"Nih pakai."

Hadel menerima uluran earbuds milik Indira dan memakainya di telinga kanannya karena Indira sekarang berada di samping kirinya.

Lagu dari Ed Sheeran berjudul Thinking Out Loud yang terputar menjadi pilihan lagu favorite Indira. Ia setel lagu itu dengan mode repeat membuat Hadel lama-lama menyukainya.

Sekarang mereka sedang berada di salah satu store pakaian, Indira kebetulan sangat suka fashion dan Hadel hanya menemani.

"Bagus tidak, Del?"

Indira memperlihatkan baju yang ia pilih pada Hadel. Jangan ditanya bagaimana ekspresi Hadel saat ini. Senyum kecil dengan poninya yang hampir menutupi matanya, anggukan kecil juga ancungan jempol membuat Indira tersenyum manis lalu berjalan ke arah kasir setelah memastikan bahwa Hadel tak akan membeli apa-apa dan hanya menemaninya berbelanja.

Setelah membayar dan keluar dari store pakaian itu, perut Indira keroncongan. Malu rasanya ketika Hadel tertawa terbahak-bahak karena perutnya berbunyi cukup kencang.

Akhirnya, Indira dan Hadel melipir ke salah satu restoran cepat saji dan memesan menu yang sama, biar cepat kata Hadel.

Sambil menunggu nama Hadel dipanggil, Indira mencoba memfokuskan dirinya dengan lagu yang masih ia dengarkan sejak tadi bersama Hadel. Sebenarnya Indira tak enak hati karena tak bisa memulai percakapan lebih dulu, ia bingung dan juga malu.

Entah kenapa setiap menatap Hadel fokusnya tak bisa ke mata Hadel, berbicara dengan normal seperti biasanya ia berbicara dan berbincang dengan Callie dan Lia atau bahkan teman kampusnya yang lain. Fokusnya pasti selalu ke arah bibir Hadel.

"Dira, mau ice cream gak? Karena disini kayaknya gak ada, gue cari di ujung sana tuh tadi sepintas ngeliat."

Bibir tebal, tidak hitam dan tidak merah juga, warna bibirnya indah, dan sepertinya lembut jika disentuh dengan jemari Indira atau mungkin bibirnya?

"Indira!"

"Eh! Iyaaa mau Hadel!"

Hadel memiringkan kepalanya, merasa aneh dengan sikap Indira hari ini. Seperti memikirkan sesuatu, nanti bakal ia tanyakan kalau sempat.

"Yaudah nanti kalo nama gue dipanggil pas gue belum selesai beli ice cream-nya lo yang ambil ya?" Mendengar itu Indira hanya mengangguk mengerti.

"Gue copot dulu ya earbuds-nya takut disconnected karena kejauhan."











>>>

















Hadel mematikan mesin sepeda motornya setelah sudah sampai di depan kosan Indira. Sekarang sudah pukul 5 sore.

"Bentar lagi Maghrib, mau mampir dulu? Nunggu adzan selesai."

Reflek ajakan itu keluar dari mulut Indira, membuat Hadel tersenyum sembari menggeleng sesaat. Hadel tau Indira cuma spontan memberi ajakan itu, Hadel juga bukan cowo yang memiliki niat jahat atau berpikiran mesum.

"Hm, tidak Dira. Gue mau langsung pulang aja, mau ngerjain tugas juga soalnya."

"Yaudah, Terimakasih Hadel udah nemenin belanja tadi."

"Iya sama-sama Dira" Hadel tersenyum, sembari menyalakan kembali sepeda motornya.

"Gue pulang ya" pamit Hadel.

"Hati-hati dijalan ya, Del."

"Iya, see you Indira"













-tbc
Pikiranmu Indira harus dibersihkan dulu wkwk.
Btw maaf ya kalo ada typo.

Unexpected Meeting at The Seminar | DELIN | ADEL X INDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang