Six

371 47 0
                                    

Hadel berseru sampai tenggorokannya sakit membuat Indira tertawa dan memberikan dirinya air mineral untuk merehatkan sejenak tenggorokannya setelah armada turun dari panggung.

Festival musik gratis malam ini benar-benar kacau habis, sangat seru bagi Hadel yang baru pertama kali merasakannya. Peluh dimana-mana, teriakan nyaring, suara musik yang sangat memekakkan telinga. Namun, ini seru apalagi dirinya tanpa sadar sudah merangkul Indira sedari tadi.
Diam-diam tersenyum, Indira benar-benar manis hari ini.

"Hadel seru banget ya? Saya baru pertama kali hadir di festival begini." Hadel menundukkan tubuh nya sedikit agar Indira tidak perlu mengeluarkan suaranya keras dan dirinya pun bisa mendengarnya leluasa.

Hadel mengangguk dan bertanya mengapa teman barunya ini baru bisa merasakan festival musik padahal Callie dan Lia katanya sudah hatam dengan acara seperti ini.

"Sibuk."

Katanya begitu, membuat Hadel mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut.

Sampai penampilan terakhir naik ke atas panggung membuat Hadel yang tadinya tidak terlalu fokus langsung memfokuskan diri ke panggung di depan sana. Banyak teriakan nyaring terdengar membuat Indira menutup telinganya. Membuat Hadel yang melihat itu akhirnya membawa Indira ke depannya dan menutup telingan Indira dengan kedua tangannya dari belakang.

Lagu belum mulai, Rizky Febian dan Ziva masih menyapa fans-Nya yang antusias dengan pertanyaan-pertanyaan tentang lagu duet mereka. Sampai, akhirnya lagu di mulai. Hadel menurunkan tangannya dari telinga Indira ke bahu si kecil di di depannya.

Bagi Hadel lagu "Terlukis Indah" ini sangat cocok untuk dirinya dan Indira. Bedanya mungkin hanya Hadel yang menyukai sang pujaan hati karena cinta pada pandangan pertama. Selama lagu berputar Hadel tersenyum diam-diam kembali melihat Indira yang sangat menikmati lagu, membuatnya berpikir dan merapalkan doa bahwa kisahnya dan Indira akan seperti lagu Rizky dan Ziva terlukis dengan indah.

Suara tepuk tangan dari penonton terdengar membuyarkan lamunan Hadel yang sekarang bertepuk tangan juga mengapresiasi karya indah yang dibawakan Rizky dan Ziva yang sudah turun panggung dan menampilkan sang pembawa acara yang memberikan kesan dan pesan untuk acara hebat ini dan juga mengucapkan salam penutup acara setelah mengucapkan terima kasih kepada penonton yang sudah hadir.

Acara selesai, Hadel dan Indira juga sudah pisah bersama kedua teman mereka. Sekarang Hadel sedang membantu Indira mengaitkan pengaman helm miliknya di parkiran yang sudah lumayan sepi mengingat mereka keluar belakangan dari tempat acara.

Hadel menaiki sepeda motornya dan menyalahkannya setelah Indira naik dan memeluk dirinya tanpa arahan membuatnya sampai terkejut sebentar dan merasakan detak jantung lebih cepat dari biasanya.

Selama perjalanan menuju kosan Indira, Hadel hanya fokus pada jalanan dan Indira yang diam membisu melihat jalan raya yang sangat indah ketika malam.

Momen malam ini tidak akan pernah Hadel lupakan begitu saja. Canda, tawa, sentuhan, dan perilaku Indira hari ini akan ia kenang sampai akhir hayatnya. Tanpa melupakan sedetik saja momen indah ini.

Akhirnya kedua nya sampai di depan pagar kosan Indira yang sepi, sudah pukul 12 malam. Indira turun dari motor Hadel melepas kaitan helm dengan cepat dan memberikannya kepada Hadel yang baru menyadari perubahan dari Indira.

"Hadel makasih ya, mau mampir gak?"

"Gak deh Dir, gak enak ntar tetangga kos lo pada gosip haha."

Indira terkekeh mendengar perkataan Hadel.

"Yaudah saya masuk ya? Kamu hati-hati Hadel."

Hadel menganggukkan kepala nya lucu dan Indira mengikutinya lalu mereka berdua tertawa kecil. Indira berbalik setelah berpamitan kembali dengan Hadel. Namun, belum sempat melangkahkan kakinya ia merasakan tangannya ditarik oleh Hadel dengan cepat membuat Indira menatap sang empu heran.

Cup

Hadel menjauhkan wajahnya dari wajah Indira yang sangat amat menunjukkan keterkejutannya atas perlakuan Hadel barusan. Hanya kecupan singkat di bibir namun, efeknya benar-benar hebat untuk keduanya.

"Bibir lo tiba-tiba pucet, sakit?"

Indira dengan gugup mengangguk lalu menggeleng membuat Hadel bertanya apa maksudnya.

"Gue anterin sampe depan pintu kosan lo ya. Lemes gitu lo-Nya."

Bagaimana Indira tidak lemes setelah ciuman pertamanya telah terenggut.

Hanya anggukan yang dapat Indira berikan untuk Hadel saat ini.

"Gue pulang ya kalo gitu?"

Hadel berpamitan kepada Indira yang sudah berganti pakaian tadi di kamarnya.

"Iya Hadel, sekali lagi terima kasih ya. Hati-hati juga."

Dengan lemas Indira tersenyum menatap Hadel sendu. Dirinya benar-benar kelelahan hari ini. Hadel mengangguk dan tersenyum tak lupa mengacak surai lembut Indira.























-tbc
Hadel ente kadang-kadang nih narbener lo ye anak orang maen cium aj.

Unexpected Meeting at The Seminar | DELIN | ADEL X INDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang