Jay mengetuk pintu itu pelan, berharap pemuda yang ia cari ada di dalam sana.
"Eh Jay, ada yang ketinggalan?"
"Noo, minta tolong boleh?"
"Boleh lah kaya siapa aja, sini masuk" ujarnya sambil menggandeng Jay kini sangat terlihat kusut.
Tanpa ia duga kini pria yang ada di depannya itu memeluknya erat. Sunoo jelas kaget bukan kepala, jantungnya berdetak sangat cepat sekarang. Ia tak berharap Jay dapat merasakan debaran gila dalam jantungnya
"Lima menit aja Noo, lima menit. Gue capek banget Noo sama Jungwon" ujarnya kini terdengar parau.
"Nangis aja kalo mau nangis Jay, di sini cuma ada gue." ujar Sunoo menenangkan.
"Gue nggak selemah itu Noo haha," dirinya memang pantang menangis. Baginya itu tak keren.
Tapi siapapun yang ada didekatnya tau bahwa Jay sedang tidak baik-baik saja. Mungkin matanya tidak menangis tapi kalau hati? Tidak ada yang tahu.
Jay yang Sunoo kenal tak pernah terlihat selemah ini. Betapa hebatnya Jungwon yang membuat Jay jadi seperti ini, pikir Sunoo dalam pelukan Jay.
...Jungwon masih menangis tergugu di kamar Jay, ia benar-benar tak menyangka akhirnya akan seperti ini. Mau seperti apapun Jungwon masih mencintai Jay dengan sepenuh hatinya. Ia tak mau berpisah dengan seseorang yang telah menawan hatinya.
"dok dok dok" suara pintu terdengar dan Jungwon dengan kepalanya yang pusing mencoba meraih pintu yang tak terkunci itu.
"Ini Won makan dulu, tadi Jay order ini buat lo" ujar Jake yang berdiri dengan kikuk.
Sehabis pertengkaran hebat di dalam kamar tadi, Jay langsung keluar dan menuju ke kamar Heeseung. Tanpa ia duga hampir dari setengah penghuni kosan sedang berkumpul di sana, bahkan Minhee yang terkenal magernya setengah mati terlihat sedang rebahan di kasur Heeseung. Mau menguping atau apa, Jay benar-benar tak peduli saat itu.
"Hee, gue nitip Jungwon. Nanti tolong ambilin makanan yang gue orderin buat Jungwon" ujarnya singkat dan berlalu dari sana.
Karena Heeseung sedang di kamar mandi, Jake yang mengambil alih tugasnya
"Eh makasih"
"Santai aja, udahan atuh nangisnya Won. Sini gue temenin makan" ujar Jake ikut masuk. Namun setelah mereka duduk, Jungwon malah membiarkan makanan itu tanpa minat.
"Jay bakal sedih juga loh kalo lo nggak mau makan" ujar Jake berusaha membujuk.
"Haha iya, " jawab Jungwon seadanya, ia sedang berperang dengan perasaanya sendiri. Ia tak habis pikir dengan Jay yang meninggalkannya sendiri di puncak pertengkaran ini.
"Dia tuh sayang banget sama lo. Kalo Jay nggak peduli, dia nggak bakal kali orderin lo makanan" Jake memberikan pembelaan
Jungwon Biasanya ia memang belum makan saat berkunjung ke kosan Jay, pikirnya mereka akan cari makan bersama.
Tau Jungwon disana sedari jam 7 asumsi Jay memang benar kalau Jungwon belum makan. Mau bagaimanapun Jay masih memikirkannya.
"Ini karena dia kebetulan tau aja Jake, kalau nggak kepikiran ya gue mati kelaparan dia nggak peduli" jawabnya miris, ia mengasihani dirinya sendiri.
"Nggak gitu juga Won, oke Jay di satu sisi emang cuek tapi begitu temennya butuh bantuan dia langsung maju paling depan. Sama temennya aja kaya gitu Won, apalagi sama lu"
Jungwon merenungi ucapan Jake dan itu memang benar adanya.
"Sama satu lagi Won. Jay itu orangnya passionate banget, apalagi di bidang film ini. Kalo lo ikut produksi bareng sama kita pastinya lo bakal ngerti kenapa dia nggak ngingetin lo makan dan lain sebagainya. Orang dianya sendiri aja kadang lupa makan bahkan lupa mandi kalo udah fokus sama suatu hal" Ujar Jake panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You
FanfictionKisah Bhima Jayden Rajasa, mahasiswa jurusan film yang karismatik dan pecinta kebebasan bersanding dengan Javiera Jungwon Parama mahasiswa jurusan matematika yang disiplin dan tukang atur. Ibaratnya sih, bertengkar sudah menjadi makanan sehari-hari...