Pada akhir minggu ini Jay dan Jungwon memutuskan untuk ke pantai di pinggiran kota. Tempat dimana mereka dulu mengadakan acara pembubaran panitia.
Ia menyiapkan tenda dan juga peralatan lain untuk menginap semalam.
Jay sebenarnya tak benar-benar mengerti apa mau Jungwon tapi ia juga tak kuasa untuk menolak pria yang masih menjadi kekasihnya itu.
Kini ia berangkat ke kost Jungwon dan menunggunya di luar. Tak lama kemudian muncul seorang pria manis dengam hoodie abu" datang menghampirinya. Jay ingat dengan jelas baju yang dipakai Jungwon adalah baju yang sama saat mereka melakukan survey dulu.
"Kamu cantik banget hari ini"ujar Jay basa basi dan hanya disambut senyum simpul Jungwon.
"Ayo berangkat Jay, keburu sore"
Keduanya berangkat ke pantai yang bisa ditempuh dengan 1,5 jam perjalanan. Dalam perjalanan keduanya hanya diam. Jay ingin mengajak Jungwon bercanda namun kekasihnya itu nampak sibuk dengan pikirannya sendiri.
Mereka melewati hutan pinus dan juga ladang jagung. Mengulang memori saat mereka sedang survey tempat. Jungwon harusnya dibonceng Dongpyo yang tiba-tiba malah sakit. Ia berakhir dibonceng Jay yang tadinya izin berangkat malah tiba-tiba muncul.
Jay ingat sekali muka cemberut Jungwon yang ada di boncengannya. Ia sebenarnya tak pernah benar-benar membenci Jungwon. Ia hanya senang melihat muka tertekuk Jungwon yang nampak lucu.
Kini keduanya sudah sampai tepat jam setengah lima sore. Jay langsung disibukan dengan tenda sedangkan Jungwon juga turut membantu. Mereka tak bisa mengelak, suasana nampak canggung saat itu.
Hingga tenda itu berdiri kini giliran Jay yang mencoba membuat api unggun dan Jungwon terduduk di sampingnya. Selain suka film ia juga senang camping. Skill bertahan hidupnya bisa dibilang sangat lumayan dibanding Jungwon.
Saat ia masih tinggal di Seattle, Jay sangat sering diajak ayahnya camping di gunung, laut dan tempat indah lainnya. Ia sangat terpukau dan ingin orang lain melihatnya juga.
Pada ulang tahunnya tang ke-10 ia menerima camera canon lawas milik sang ayah. Pada hari itu juga ia menentukan bahwa ia ingin menjadi seseorang yang sinematografer yang menunjukan berbagai hal pada dunia.
Meraih mimpi itu berat dan kalau boleh jujur ia tak akan segan meninggalkan hal yang sekiranya menghalangi. Termasuk perasaan sedih sering menghambatnya melakukan banyak hal.
Saat bersama mantan yang lain, ia masih sanggup mengontrol perasaanya sendiri. Namun saat bersama Jungwon, ia kehilangan kendali. Sebegitu besar pengaruh Jungwon baginya hingga sanggup membolak-balik perasaan Jay.
"Ngelamunin apa sih Jay?" ujar Jungwon memecah lamunan Jay.
"Hah engga kok"
Keduanya kembali terdiam, Jay semakin tak mengerti kenapa Jungwon mengajaknya ke pantai pada saat hubungan mereka diujung tanduk seperti ini.
"Kamu inget nggak dulu kita juga bakar jagung. Bumbunya pake resep nenekku"
Jay tak akan lupa karena jujur itu enak banget
"Itu pertama kali kamu muji aku dengan tulus, aku inget banget kamu ngomong sesemangat itu sama aku," ujar Jungwon melanjutkan.
"Oh ya? aku malah nggak inget" ujar Jay polos, dia memang tak ingat apa saja yang telah ia lakukan. Setaunya yang ia lakukan semuanya tulus kok.
Jelas sekali dari mata Jay kalau Jungwon sedang gelisah dan ingin mengungkapkan sesuatu namun tak bisa.
"Ngomong aja Won, kalo ada yang mau diomongin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You
FanfictionKisah Bhima Jayden Rajasa, mahasiswa jurusan film yang karismatik dan pecinta kebebasan bersanding dengan Javiera Jungwon Parama mahasiswa jurusan matematika yang disiplin dan tukang atur. Ibaratnya sih, bertengkar sudah menjadi makanan sehari-hari...