Bagian 7

223 42 10
                                    

Typo bertebaran 🙏

.

.

.

Suara langkah sepasang kaki menggema di sebuah lorong yang gelap. Suasana sunyi dan kelam mendominasi tempat itu, satu-satunya cahaya hanyalah dari lilin yang dibawa oleh sang pengunjung malam.

Langkah kaki itu terhenti, membuat suasana semakin sunyi. Lilin bergerak menyinari sebuah pintu besi yang sudah berkarat, pengunjung itu menghadapkan badannya pada pintu.

"Kau bisa melakukannya?" Tanya pengunjung itu dengan suara berat dan tenang.

"Khe he he he" balasannya adalah suara tawa yang berasal dari balik pintu. Tawa itu menggema berkali-kali memenuhi ruangan sunyi itu.

"Kau harus melakukan dengan benar kali ini" si pengunjung memperingatkan sebelum dia berbalik pergi.

"Serahkan saja padaku. Ini bahkan bukan misi yang sulit" gumaman lirih itu masih dapat di dengar oleh sang pengunjung.

.

.

.

.

.

.

Beberapa bulan telah berlalu semenjak insiden penyerangan Orochimaru. Kini kondisi Konoha telah kembali normal. Dukungan para penduduk untuk Kitsune juga sudah mereda, meskipun kepopuleran-nya sendiri tidak mereda sama sekali.

Namun bagi Minato kondisi saat ini sudah cukup stabil. Menma putranya juga tidak kembali bertanya tentang Kitsune, karena dia membuat putranya itu sibuk dengan banyak misi. Sedangkan Kitsune? seperti biasa, bagi Minato pemuda yang menjabat sebagai ketua Anbu itu hanya mencoba meningkatkan kepopulerannya saja di hadapan masyarakat. Sebenarnya itu cukup berbahaya, tapi dia tidak dapat menghentikan pemuda itu. Karena sebuah perjanjian.

Perjanjian yang bagai bumerang untuknya.

Selain itu yang lebih mencurigakan sekarang adalah gurunya ini, Jiraiya.

Dia memang sosok yang cukup penting bagi Konoha tapi tidak biasanya dia menetap di desa hingga selama ini. Seperti ada sesuatu yang sedang direncanakannya.

Mata Minato memicing tajam menatap gurunya yang sedang menyesap teh di ruang Hokage.

ya... gurunya ini memang bebas ke kantornya dan beberapa kali datang ke kantornya Meskipun tidak melakukan apa-apa.

"Kau tidak ada kegiatan, Sensei?" Minato akhirnya bertanya.

"Hmm... sebentar lagi aku akan pergi ke pemandian. Kau mau ikut?" Jiraiya mengangkat kakinya dengan santai sambil membaca sebuah gulungan.

"Ah... Sepertinya kau ingin mencari inspirasi" Minato sangat tahu kebiasaan gurunya ini.

"Tidak-tidak... ini bukan seperti yang kau pikirkan. Aku serius. Aku pikir Kau perlu merilekskan otot bahumu sejenak, Minato. Agar pikiranmu jernih kembali"

Kalimat yang terlontar dari mulut Jiraiya justru membuat kening Minato berkerut.

"Maksudnya?"

"Minato..." Jiraiya meletakkan gulungan yang tadi dia baca. "Kita perlu berbicara antara guru dan murid" Jiraiya menatap Minato dengan penuh keseriusan.

Minato seperti sudah tahu ke mana arah pembicaraan mereka nantinya, jadi dia hanya kembali menatap dokumen di depannya.

"Aku tidak akan memiliki waktu luang, Sensei. Katakan di sini saja" ujar Minato. Dia lebih memilih menyibukkan diri dengan dokumen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Handsome NinjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang