BAB IX

681 67 0
                                    

Happy reading!

Clara menatap dalam langit malam. Pikirannya terus melayang menerawang kejadian yang baru saja terjadi. Clara masih mencernanya. Apakah ini nyata atau bukan. Clara mencubit lengan tangannya sendiri, dan rasa sakit dia rasakan. Sudah dipastikan ini bukan mimpi.

Zayn meneleponnya, meminta maaf, dan ingin memulai dari awal. Tapi apa yang harus dimulai? Mereka berdua bahkan tidak pernah memulai apapun.

Clara menarik nafas dalam-dalam. Setelah itu mengeluarkannya dengan perlahan.

Clara masuk ke apartemennya untuk istirahat karena esok hari dia akan bersekolah. Tetapi sebelum tidur Clara pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan gosok gigi.

Sebelum tidur Clara membuka ponselnya untuk memeriksa pesan yang masuk. Clara tersenyum simpul karena pesan yang dikirimkan oleh Zayn.

Zayn tapi bukan Malik

Gue udah sampai.
Lo udah tidur?

Belum.

Jangan tidur kemalaman.

Cie perhatian. Bisanya cuek😏

🥲
Khilaf waktu itu.

Oh gitu.

Besok gue jemput
Jangan nolak.

Dih, siapa yang nolak.

Good.

Day.

😑

Kek muka Lo tiap hari.

Gue ganteng tiap hari?

Pede.

Jawab aja iya kenapa sih.

Dih maksa.

Besok latihan kan?

Entah.

Besok latihan sama gue.

Biasanya juga sama Lo.
Tapi Lo nggak pernah anggap gue.

Maaf🥲
Nggak ulangin lagi.

Oke.

Zayn?

Hm?

Kenapa berubah?

Lo yang berubah.

Kenapa gue?

Lo cuekin gue tiap hari.
Ralat, seminggu ini.

Lo cuekin gue satu tahun lebih.
Tapi gue bisa aja.

Maaf🥲

Minta maaf Mulu, ini bukan lebaran.
Jawab pertanyaan gue.

Kalau gue bilang gue suka sama Lo?

Ya gapapa.
Gue nggak bisa atur perasaan sesorang.

Jadi boleh gue deketin Lo?

Semesta SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang