Kita Sebenarnya

477 56 24
                                    

Terimakasih untuk vote dan komentarnya di bab sebelumnya.

Jangan lupa, sebelum membaca, tekan vote dan tinggalkan komentar. Terimakasih..

Happy reading and koreksi typo.

______________________________________

"Aku berjanji, setelah Desember berakhir, aku berhenti mencintaimu. Namun, ku putuskan berhenti sekarang, karena tak mau membuat luka yang terlalu dalam."

gstnrwtnr 🥀

_____________________________________

Ballroom hotel bintang lima yang sangat tersohor menjadi tempat anniversary perusahaan Alexander Grup. Perusahaan ternama yang turun temurun dirintis oleh keluarga Alexander sudah banyak memiliki cabang perusahaan dimana-mana. Oleh sebab itu, saat ini banyak orang-orang ternama yang hadir dalam acara berkelas ini.

Venus Alexander atau yang lebih dikenal dengan nama Bintang Fajar Alexander menjadi sorotan dalam acara ini. Bintang yang notabene lebih suka bekerja dibalik layar, saat ini dirinya harus menunjukkan wajahnya didepan publik sebagai salah satu pewaris dalam Alexander grup. Tentunya dengan negosiasi yang alot diantara Brian, Yoana dan Bintang.

"Aelah Pah, Nggak like Venus tuh. Venus nggak mau jadi pusat perhatian." Rengek Bintang menegosiasi permintaan sang Papa.

"Heleh tai kucing. Lo kalau disekolah suka jadi pusat perhatian ya." Serobot Clara.

"Beda konteks anjir."

"Sama aja dodol. Sama-sama Lo harus nunjukin wajah Lo depan publik."

"Emang kenapa sih kamu nggak mau? Kamu ganteng loh." Yoana yang dari tadi menyimak akhirnya buka suara.

"Ck. Mama nggak tau aja, nanti malah semakin banyak yang kejar-kejar Venus, kalau mereka tau siapa Venus sebenarnya."

"Emang itu yang kamu mau kan? Jujur aja sih sama papa. Papa tau loh kalau pacar kamu banyak." Tanya Brian menggoda.

"Nggak gitu." Cicit Bintang.

"Terus apa?"

"Takut Alina jadi menjauh. Bwahahaha." Tawa Clara meledak saat mengerti kenapa abangnya ini tidak mau hadir dalam acara besar dari sang Papa.

"Diem Lo sempak berbi!"

Clara mengacungkan jari tengahnya kepada sang Abang. Sedangkan Yoana dan Brian sudah menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua anaknya.

"Gini aja, Venus mau hadir, tapi Clara juga ikut hadir. Gimana?"

"Bagus tuh ide kamu, papa jadi bisa memperkenalkan semua penerus papa selanjutnya."

"Weh Weh Weh. Kenapa gue dibawa-bawa? Pah, Clara nggak mau ya Pah, berkecimpung di dunia bisnis kayak papa. Biar Abang aja yang jadi penerus perusahaan papa. Clara mah lebih baik jadi bagian penghabisan uangnya."

"Yeee kalau kayak gitu enak di Lo, nggak enak di gue." Sarkas Bintang.

"Kan Lo lebih pinter Bang, otak gue mah kayak remahan rengginang, nggak muat kalau mikir keras."

"Tapi Lo lebih berhak Cla, daripada Abang."

"Semuanya berhak Venus. Kamu dan Clara sama saja dimata papa." Tegas Brian.

"Noh dengerin noh. Sama saja." Ejek Clara kepada Bintang sambil menjulurkan lidahnya.

"Kalian berdua wajib hadir. Nggak ada bantahan." Yoana berkata tegas kepada kedua buah hatinya. Sedangkan Bintang dan Clara membelalakkan matanya, dan sang Papa, menyunggingkan senyum kemenangan. Siapa yang berani membantah nyonya besar Alexander ini. Hahaha.

Semesta SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang