7.

1.2K 125 6
                                    



Sekarang havis sedang berada di kantin dengan perasaan sedikit kesal, tapi dia ga tau kesal karena apa?

Havis segera duduk di bangku kantin yang ada di pojok, setelah memesan makanan dan minuman ia mengirim pesan ke dion agar menemaninya ke kantin.

Suasana di kantin sangat padat untung ia dateng sedikit berlari jadi masi bisa kebagian tempat duduk. dan akhirnya havis melihat sosok kecil yang seperti ke lelap di 𝘭𝘢𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 siapa lagi kalau bukan dion, havis mengangkat tangannya memberi kode ke temannya itu.

"Buset gerah gua." Tanpa permisi dion meminum jus 𝘢𝘭𝘱𝘶𝘬𝘢𝘵 milik havis.

"Gerah sih gerah, tapi liat dulu dong itu punya siapa." Omel havis "beliin yang baru gih."

Tanpa mengucapkan apapun dion langsung Beranjak untuk membeli baru minuman buat temannya itu, ga mau liat kucing marah nanti mukanya kena cakar.

𝘉𝘺𝘶𝘳𝘳𝘳𝘳....

Rasa dingin menyebar di badan ia, membuat havis kaget.

"Jadi orang ga usah kegatelan, ngajak jalan pacar orang sembarangan!." Sentak Viona dengan nada tinggi, ia ga Terima sama sekali kali kalo jeon sudah 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 hubungannya.

"Maksudnya apa?" Ucap havis tenang toh ngapain dia takut, orang bukan salahnya kan?

Tapi yang jadi masalah sekarang adalah badannya yang sudah sedikit 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘨𝘪𝘭. ia baru sembuh beberapa hari yang lalu, dan sekarang malah di siram pake air es sama nenek lampir didepannya.

"Ya lo ganjen, gara-gara lu jeon jadi mutusin gua!" Havis 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘵𝘶𝘱 matanya saat melihat tangan viona sudah siap melayang ke mukanya. Tapi kok aneh soalnya ga ada tangan yang nampar mukanya, dengan perlahan havis membuka matanya. Ada tangan yang menahan lengan sean.

"Gua putus sama lo bukan karena havis, tapi karena gua males ngeladenin orang yang manja kaya lu." Jeon menatap tajam Viona. "Lo ga berhak ngatur hidup gua." Kepalan tangan jeon 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘢𝘴 di lengan viona, bahkan tangan viona sudah merah.

Perdebatan jeon dan viona berhenti, saat melihat havis yang 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 kantin.

Ia berjalan menuju ke kelasnya sambil 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴, dia ga suka di jadikan dalang keributan apalagi ia ga tau masalahnya apa itu.

Membuka pintu kelas dengan kasar lalu segera mengambil tasnya. Segera keluar tanpa menghiraukan panggilan dari teman kelasnya yang terlihat khawatir sama ia.

Tidak berselang lama setelah havis meninggalkan kelas, jeon dateng untuk mengambil tasnya dan segera keluar dari kelas dengan berlari bahkan tadi ia sempat menabrak pintu kelas.

"Havis." Jeon menahan tangan havis, membuat havis membalikkan badannya.

"Lepas, mau pulang." Suara havis tampak lemah, tidak ada nada ceria yang biasanya dia dengar.

"Pulang sama gua ya, vis." Tanpa menunggu jawaban jeon segera menarik tangan havis untuk menuju ke parkiran.

"Nanti nangis aja pas gua bonceng vis, jadi gua ga bisa liat lu nangis deh. 𝘔𝘢𝘢𝘧 bikin lu nangis lagi."

                    🦋🐺🦋🐺🦋

Dan sekarang mereka berdua sudah sampai di rumah jeon, sebenarnya tadi jeon sudah kerumah havis tapi ternyata ga ada orang mungkin sang kaka lagi lembur, di rumahnya juga tidak ada orangtua havis karena baru saja pergi ke Jepang.

"Jeon, kok ke rumah jeon?" Havis turun dari motor jeon

"Di rumah lu ga ada orang, gua takut lu kenapa-kenapa kalo sendirian dirumah jadi gua bawa ke rumah." Jeon membuka pintu rumahnya.

"Ayo ke kamar gua, lu ganti baju pakai baju gua gih. Nanti gua siapin bajunya dikamar mandi kamar gua ya?" Ucap jeon sambil mencubit gemas pipi havis.

🦋🐺🦋🐺🦋

"Jeo, hoodienya ke besaran liat deh!" Adu havis ke jeon yang lagi sedang di dapur.

"Haha iya kah? Badan avis kecil sih,mungil kaya anak kucing." Jeon menuangkan susu coklat ke gelas yang ada di depan havis, dan menuangkan kopi susu ke gelas dia.

"Tapi jeon. tangan havis jadi tenggelam, liatt!." Gerutu havis sambil 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘮𝘦𝘳𝘬𝘢𝘯 tangannya yang tenggelam karena panjangnya hoodie itu.

𝘎𝘦𝘮𝘦𝘴 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵, 𝘪𝘣𝘶𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵𝘵 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪. Batin jeon

"Gapapa, avis keliatan jadi kaya bayi." ucap jeon sambil mendudukkan dirinya di samping havis.

"Jeon."

"Hm."

"Ini ga ada cola?" Tanya havis sambil menatap gelas berisi susu coklat, dia ga berani menatap mata jeon yang mirip serigala itu seperti sudah siap menerkam mangsa.

Jeon menatap tajam havis "Ga ada, bayi mana yang minum cola."

"Oke, maaf." takut jeon marah, havis segera meminum susu coklatnya.

Jeon yang melihat itu cuma terkekeh, kenapa havis bisa segemas ini padahal mereka berdua seumuran ya walaupun lebih tua havis tapi cuma beda beberapa bulan doang.







🦋🐺🦋🐺🦋

Hii! Semoga kalian suka sama chapter kali ini ^^


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

20cm : jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang