The misunderstanding love

37 2 0
                                    

Day 6 / Misunderstanding 

Pair: Arthur Kirkland x Readers

Writer: krklandzzz_

Arthur tidak mengharapkan dirinya akan diserang babi hutan ketika baru saja memasuki hutan pegunungan. Sekelebat bayangan hitam melintas dengan cepat di samping, dan menyerempet badannya hingga membuat dia terjatuh ke lubang yang entah dari mana datangnya. Arthur merasakan ngilu dan nyeri tak terhingga di bagian kaki, membuatnya merasa sulit bahkan untuk sekedar bangkit. 

Arthur mendongak. Langit nampak biru dari dalam lubang dengan dinding batu. Sulur tanaman menyelimuti permukaan dinding, sementara lantainya juga terbuat dari batu. 

Arthur menghela napas dengan pasrah. Dia tidak yakin bisa melewati malam ini terutama dengan perbekalan yang terbatas. Karena itu, yang terlintas di pikirannya adalah berteriak sekeras-kerasnya sehingga (kalau beruntung) ada pemburu lain yang datang menolongnya. 

Arthur menghela napas dalam-dalam, kemudian dengan sekuat tenaga dia mengeluarkan suara. 

"TOLONGG!!" 

Tidak ada jawaban selain suara kepakan sayap burung yang kabur dari pepohonan. 

Arthur hampir menyerah. Dia berteriak lagi, lagi dan lagi, namun tak ada uluran tangan maupun suara manusia yang datang. Arthur mulai pasrah jika dia akan mati terjebak di sini, tak sanggup membawa rusa besar dan mengecewakan sang kakak yang sudah mati-matian melatihnya berburu. Dengan dramatis, pria itu membayangkan wajah kakak dan ibunya yang sudah bersusah payah merawatnya hanya untuk mati di misi perburuan pertamanya. 

Baru saja dia ingin mengucapkan salam kepada kedua orang tersayang, uluran tangan memberikan dirinya secercah harapan. Dia mendongak, kemudian mendapati seorang gadis berambut panjang pemilik tangan tersebut. Arthur tersenyum gembira. Dia buru-buru meraih tangan tersebut, lalu menggenggamnya dengan erat. 

Dengan susah payah gadis itu menarik Arthur ke permukaan. Arthur tak mampu berbuat apa-apa selain merintih, karena kakinya sangat sakit dan tangannya hanya mampu bergantung kepada uluran tangan si gadis. Beruntung, gadis itu mampu menarik Arthur keluar dari lubang itu. 

Arthur terengah-engah kelelahan. Dia berusaha bangkit--- dia meraih sebatang pohon dan menjadikannya sebagai tumpuan untuk duduk. Dia duduk, lalu melihat dengan jelas orang yang menjadi malaikat penolongnya hari ini. 

Gadis itu memiliki rambut (h/c) yang panjang hingga menutupi punggung. Dia mengepang sebagian kecil rambutnya dan melingkarkan kepangannya ke bagian belakang kepala. . Aneka ragam bunga dan daun menghiasi rambut panjangnya yang indah, sementara dia memakai sehelai kain yang dililitkan ke seluruh tubuh. Dalam sekali lihat, Arthur tahu bahwa gadis itu gadis yang berbeda dengan manusia lainnya, mulai dari pakaian, aksesori, dan hal-hal lainnya. Arthur juga merasa gadis itu memiliki aura yang berbeda dari orang yang biasa dia temui. 

Gadis itu menoleh ke Arthur. Dia memiliki hidung yang besar dan memiliki punuk, kulit pucat, pipi bersemu merah, dan mata (e/c). Gadis itu menghampiri Arthur yang terpana akan penampilannya, lalu memegang kaki pria itu. 

"Terserempet babi hutan?" tanya gadis tanpa nama itu. 

Arthur terhenyak. Dia mengangguk dengan gugup. 

Gadis itu melepas sepatu dan menggulung celana Arthur. Di betisnya, terdapat luka memar biru bercampur ungu dan bengkak, serta beberapa luka gesekan. Arthur menatap ngeri luka tersebut, sementara sang gadis menatapnya dengan kosong. Dia meraih bagian bawah pakaiannya, lalu merobek sebagian kain. Dia meninggalkan Arthur sambil membawa robekan kain itu. 

"Tunggulah sebentar. Aku akan kembali." 

Arthur menurut saja bagai kerbau dicocok hidung. Tak lama kemudian, gadis itu kembali dengan kain robekan yang basah. Dia melilit kain itu di betis Arthur, lalu mengikatnya dengan lembut. Arthur merasa sedikit lebih baik. Dia merasa tersentuh dengan kebaikan gadis itu, hingga membuat dirinya merasa tertarik dengannya. 

Angst Week || Pungut ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang