chapter 01.✓✓

12 2 0
                                    

Desiran angin melambai lambai menerbangkan segala yang tak memiliki beban, kicauan burung memenuhi Indra pendengaran, terdengar indah sebagai tanda pengawal hari, langit biru yang indah dengan beberapa gerombolan awan abstrak yang menambah kesan cantik tersebar di dalamnya, burung berterbangan kesana nan kemari mencari kebebasan untuk mendarat tujuannya sendiri. Bangunan perkotaan yang menjulang dengan beberapa lantai di antaranya akan segera beroperasi, jam sudah menunjukkan waktu dimana semua akan mulai bekerja dan mencari ilmu bagi pelajar.

Di tengah kerumunan kendaraan yang sangat padat seseorang mengayuh sepeda silver biru dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang masih tersisa di tubuhnya. Keringat mulai turun dengan tanpa permisi, membasahi setiap helai rambut yang ia tata jatuh menutupi dahinya.

Jarak menuju ke sekolahnya sudah hampir dekat, hanya kurang melewati pertigaan didepannya dan ia akan sampai di sekolahnya.

Sseettt...

Sepeda itu berhenti di depan sebuah bangunan yang berjajar rapi dengan beberapa ruangan yang nantinya akan digunakan siswa/i untuk memulai menggali ilmu dan potensinya.

Dan sialnya gerbang di depan bangunan itu sudah total tertutup, tak ada cela untuk remaja itu masuk kedalam bangunan itu.

Hhuufftt..

Helaan nafas berat keluar dari belah bibir tipisnya, ia turun dari sepedanya untuk memastikan kembali apa gerbang itu benar benar sudah tertutup untuknya.

"Arghh.. sial dah tutup lagi"

Remaja itu bermonolog dengan dirinya sendiri, melogokkan kepalanya ke kanan dan kekiri, siapa tahu ia akan menemukan bantuan dari seseorang.

"PAK SATPAM BUKA IN DONGG!!"

"PAK SATPAMM"

"SAUTIN KEK PAKK!!"

"PAK SATPAM!!"

"Tuh satpam denger gak sih bacotan gue(?)"

"Masa dari tadi gua gak dibuka in gerbang"

"Jancugg emang tuh satpam. Awas aja loo yh satpam"

Sumpah serapah keluar semua dari sarangnya. Sudah sekitar lima menit remaja bersurai dark choco itu menunggu gerbang untuk di buka. Tapi tak kunjung ada tanda tanda jika gerbang akan di buka dari dalam.

Jika tidak terkunci sudah dipastikan ia dengan mudah akan bisa masuk melewati gerbang itu, dan jika ia sudah siswa lama di sini ia akan tahu dimana jalan lain selain dari gerbang utama ini.

Brumm brumm

Brumm brumm

Suara kendaraan berhasil mengalihkan atensinya, seseorang dengan motor sportnya berhenti tepat di depan sepedanya yang terparkir di depan gerbang, dengan helm full face, jaket yang tak terpakai dengan benar sehingga memperlihatkan seragam orang itu yang juga tak terpakai dengan benar serta celana abu abu yang menandakan jika orang itu adalah kakak kelasnya yang sekolah di sekolahan yang sama dengan dirinya.

Orang itu turun dari motornya yang sudah ia matikan, memandang remaja disebelahnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Seragam biru putih, tas punggung hitam, Surai yang setengah basah dan keringat yang masih sedikit tersisa di wajahnya membuat orang itu bingung.

"Ngapain Lo disini? Salah sekolahan Lo? Atau.. nyasar?"

Remaja dengan tinggi 173cm itu hanya bisa menjatuhkan rahangnya syok.

Apa? Nyasar? Salah sekolah?

What the f- arrghh

Udah telat, gak dibukain gerbang, malah ketemu sama kakak kelas aneh bin sinting didepannya ini.

GRADIO || BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang