Seminggu setelah Febi memutuskan tinggal bersama dan membantu usaha Arman ada hal kecil yg mengusik nurani Febi, dorongan keras untuk meninggalkan Arman begitu kuat padahal mereka baru saja seminggu tinggal bersama.
Pertanyaan besar
"Kenapa aku harus meninggalkan Pria yg sangat aku cintai" tanya Febi dalam hatinyaTapi sayang Febi tidak mendapatkan jawaban apapun dari pertanyaannya sendiri.
Pagi itu Febi harus pergi ke luar kota untuk urusan kerja dan bertemu dengan putri semata wayangnya hasil dari pernikahannya yang dulu.
Febi berangkat dengan motor maticnya menuju travel uang sudah ia pesan beberapa hari lalu, Arman masih nyenyak tertidur dengan berat hati Febi meninggalkan Arman yg masih tertidur, kecupan hangat Febi berikan kepada Arman lalu ia berlalu.
Pekerjaan Febi ternyata tidak cukup 1 hari, Febi pun memberikan kabar kepada Arman agar tidak khawatir dengan dirinya.
"Selesaikan saja pekerjaan kamu disana, aku bisa handle pekerjaan disini" Kata Arman
Febi lega kalau semua pekerjaan di Bandung Arman bisa handle karena saat ini usaha Arman sedang tidak bagus baik management maupun keuangannya.
Setelah menyelesaikan Febi langsung mengunjungi putrinya yg kini tinggal bersama Kakaknya bermain bersama berbagi cerita selama sepekan ada apa saja selama Febi tinggal, Embun sedang aktif bercerita dan membuat Febi gemas.
Waktunya kembali ke Bandung Febi memberikan kabar ke Arma bahwa kerjaannya sudah selesai, Arman meminta febi untuk membelikan lampion untuk dekorasi di restorannya Febi pun mengiyakan.
Dalam perjalanan Febi ke Bandung hati kecilnya kembali mengusik untuk meninggalkan Arman jawaban dari pertanyaannya sendiri masih belum di temukan.
Vey datang bersama dengan teman-temannya, melihat keberadaan Febi Vey tidak suka dan jelas-jelas mengabaikan keberadaan Febi di resto tersebut menanggapi hal ini Febi tidak mau pusing, Febi meminta Adam untuk melayani Vey.
Fitri salah satu pegawai terlama di Saung Mang Arman menceritakan bahwa Vey dulu dekat sekali dengan Arman bahkan seperti hubungan kekasih dulu ada beberapa event yg membuat Saung Mang Arman banjir order dari Teh Venita tapi entah kenapa sekarang Teh Venita berubah.
"Apakah ini jawaban dari pertanyaan kemarin ?" Tanya Febi dalam hatinya
Saya harus meminta penjelasan ke Arman.
Febi menangkap ada yg berbeda dari Arman saat Arman duduk menemani Feni terlihat ada batas kekhawatiran Arman yg sesekali melihat ke arah meja kasir tempat Febi duduk. Venita tidak seperti pengunjung lain yg betah duduk berlama-lama hingga resto tutup.
Arman meminta Febi untuk pulang terlebih dulu biar dia yg menutup resto karena masih ada yg harus di bicarakan dengan Venita.
Febi pun pulang dengan banyak pertanyaan besar tentang Venita
Beberapa kali Febi melihat jam di handphone dan menghubungi Arman tapi tidak ada balasan padahal sudah jam 11 malam, perut Febi mulai tidak bersahabat ia pun memutuskan keluar untuk makan sambil mengecek ke resto apakah resto sudah tutup.
Febi terkejut melihat gerbang resto sudah di gembok dan gelap jantungnya berdebar kencang Febi mengarahkan lampu motor ke arah parkiran ternyata tidak ada mobil.
"Apakah Arman pergi bersama Venita ?"
Perut yg tadinya lapar kini berubah menjadi tidak nafsu makan, Arman tega membohonginya pergi dengan Venita tanpa memberi tahunya terlebih dahulu padahal mereka janji akan makan malam bersama sambil diskusi untuk memajukan Saung Mang Arman.
Kekecewaan Febi begitu besar ia pun berniat untuk pulang ke rumah, bimbang dan ragu membuatnya tidak bisa berfikir rasional yg ia tahu ia mencintai Arman apa adanya.
Febi berusaha memejamkan matanya untuk melupakan sejenak apa yg ia pikirkan tentang Arman dan Venita.
Karena lelah Febi mulai memejamkan mata, baru saja terpejam sejenak Handphone berdering Arman menelpon kalau dirinya sudah di Saung, Arman meminta Febi datang Saung untuk makan bersama.
Arman sadar dirinya telah membuat Febi menunggu di rumah sendirian dengan perut kosong menawarkan beberapa menu makanan kepada Febi sebagai permintaan maafnya sambil memeluk dan menciumi Febi
"Kamu ada hubungan apa dengan Venita?" Tanya Febi dalam pelukan Arman
Arman bingung apakah ia harus cerita jujur atau tidak kepada Febi kalau ia jujur Arman takut Febi akan meninggalkan Arman.
"Aku akan cerita ke kamu, tapi kamu janji jangan tinggalkan aku" Pinta Arman
Febi hanya mengangguk karena Febi sangat mencintai Arman dan berharap Arman adalah orang terakhir dalam hidupnya.
"Venita itu masa lalu, aku sedang berusaha memutuskan hubungan dengan dia" jawab Arman hati-hati
"Berarti aku perusak hubungan kalian ?" Tanya Febi lemah merasa bersalah kalau dia adalah perusak hubungan orang
"Nggak, hubungan kami sudah buruk bahkan kami sudah tidak lagi berkabar dan saya pikir ini sudah berakhir, dia bahagia bersama dengan teman-temannya sementara aku sibuk urus Saung Mang Arman" Arman berusaha menjelaskan
Arman menceritakan hubungannya yg tidak sehat dengan Venita dari minum alkohol pergi ke club hampir tiap malam membuatnya tidak fokus urus Saung.
Pokoknya Venita adalah pengaruh buruk untuk dirinya hingga akhirnya ia mengenal Febi dengan yg ia rasa akan bisa mendampinginya saat ia susah maupun suka.
Malam itu Febi menerima penjelasan dari Arman dan ia harus mengkonfirmasi apakah apa yg ia katakan benar adanya. Malam itu Arman terus mencumbui Febi hingga meraka terbuai dalam nafsu pria dan wanita dewasa.
Bersambung
YOU ARE READING
Karma
RomanceFebi tidak pernah menyadari bahwa Arman laki-laki yg ia cintai adalah pria hidung belang yg mudah jatuh cinta. Arman dengan mudah memikat hati gadis-gadis dengan cerita luka lama seolah-olah dia adalah korban. Vey kekasih Arman sebelum Febi, Arman...