3

13 4 0
                                    

Mobil hitam itu telah memasuki halaman rumah, gio memarkirkan mobilnya persis disamping ke lima motor yang telah terparkir terlebih dahulu. Gio turun dari mobilnya lalu membuka pintu penumpang disebelahnya. Gio sangat hati hati mengeluarksn tubuh el dari mobilnya yang dia pikir hanya dia tidak ingin menambah sakit yang telah dirasa el. Gio menggendong el memasuki rumah mereka, mereka telah disambut kelima temannya yaitu jeffin, nathan, kennan, hesa dan jay yang tengah bersantai sambil merokok. Mereka berlima langsung menuju rumah setelah mendapat pesan tidak santai dari gio.

Keempatnya langsung berdiri setelah melihat kedatangan gio dan el kecuali hesa yang masih bingung dengan situasi tersebut karena tifak biasanya el akrab dengan gio.

"Ada apa gi? ", tanya jeffin.

" Adek. ", kaget nathan yang melihat el digendongan gio dengan menyembunyikan wajahnya di dada gio yang el rasa saat ini hanya satu yaitu malu.

" Kenapa el?", tanya kennan dengan raut wajah yang sangat kawatir.

"El.", panggil jay sambil mengusap lembut rambut el yang menutupi wajahnya.

Sedangkan hesa masih terdiam.

Namun gio enggan menjawab pertanyaan dari mereka ia melajutkan langkah kakinya menuju kamarnya.

" Mandi dulu ya, gue siapin air anget dulu. ", ucap gio sangat lembut sambil mendudukan el di tepi kasurnya.

Gio berlalu menuju kamar mandi untuk menyiapkan air hangat tidak lama gio kembali menghampiri el.

" Udah siap mandi ya. ", ucap gio lalu menggendong el menuju kamar mandi.

" Gue tinggal ya nanti kalo perlu sesuatu panggil gio ya, gue siapin bajunya pakek baju gue ya. ", ucap gio lalu menutup pintu kamar mandinya.

Gio keluar dari kamar setelah menyiapkan pakaian el.

" Gi tolong jelasin. ", ucap nathan.

" Jevan yang harusnya jelasin semuanya. ", ucap gio yang masih emosi.

" Ini kenapa sih sebenernya ada apa? ", tanya jeffin.

" El hampir dilecehin. ", ucap gio.

" Siapa siapa orangnya biar gue habisin sekarang. ", ucap jay dengan nada tinggi.

" Gue nggak tau siapa orangnya kalo gue tau gue yang akan habisin tu orang lebih dulu, gue nemuin el di kamar mandi dengan keadaan yang nggak baik.", jelas gio.

"Bangsat.", umpat kennan sambil memukul tembok disampingnya.

" El tadi hubungin gue, yang gue yakin el lebih dulu hubungin kalian, gue kecewa sama kalian. ", ucap gio.

"Hp hp gue kemana. ", teriak hesa sambil meraba raba sakunya.

" Anjing.", lirih hesa setelah melihat notifikasi yang menunjukkan panggilan tidak terjawab.

"Sekarang el gimana? ", tanya jeffin.

" Dia masih mandi biarin aja. ", jawab gio.

10 menit berlalu dalam keheningan, mereka berenam sedang bertengkar dengan isi kepala masing masing. Hanya kepulan rokok yang saling bersautan.

" Kenapa bang? ", tanya seorang laki laki yang tiba tiba masuk dengan senyum dan gigi kelincinya.

" Lo kelupaan sesuatu nggak? ", ketus kennan.

" Hmm hp ada dompet ada. ", jawab jevan santai.

" Coba lo inget inget lagi kalo lo belum inget sini gue ingetin. ", ucap jay dengan tangan mengepal yang membuat jevan berfikir sejenak.

Better Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang