Gio terbangun dengan posisi salah satu tangannya digunakan el untuk bantal, gio memeriksa keadaan el dengan menyentuh dahi el untuk memastikan demam el sudah menurun. Gio menggeser kepala el sangat pelan untuk menarik tangannya. Gio keluar dari kamarnya menuju balkon. Gio mengambil satu batang rokok lalu menyesapnya.
"Kenapa gi? ", tanya laki laki yang lebih tua darinya.
" Enggak kenapa napa fin. ", jawab gio yang masih setia menatap halaman rumah mereka.
" Apa yang lo pikirin kita kan udah kayak sodara gak bagus anjing pakek rahasia rahasia an juga. ", jelas jeffin sambil mengambil sebatang rokok juga.
" Biasa lah masalah bokap. ", jawab gio singkat.
" Itu aja? ", tanya jeffin yang sangat mengetahui keadaan gio, sebenarnya jeffin adalah kakak yang sangat perhatian dia selalu hafal setiap kebiasaan adik adiknya contohnya seperti gio yang jarang sekali merokok memilih merokok dia tahu jika gio sedang dalam keadaan tidak baik baik saja.
" El. ", jawab gio.
" Gue tau gi, el sekarang udah aman sama kita dan untuk pelaku gue akan kerahin semua orang yang bisa dipercaya buat urus masalah ini gue janji gue akan temuin orang ini. ", ucap jeffin.
" Gue cuma nggak bisa liat dia ngerasa jijik sama dirinya sendiri. ", jawab gio.
" Maksud lo? ", tanya jeffin.
"Kemarin el mandi dia gosok badannya sampek merah, dia bilang badannya tetep kotor, gue nggak tau apa yang udah dilakuin bajingan itu tapi yang jelas gue bakal habisin dia. ", ucap gio penuh emosi.
" Nggak perlu kotorin tangan lo gi, biar gue yang kotorin tangan gue buat dia. ", ucap jay yang tiba tiba datang dengan segelas minuman beralkohol.
" Gila lo ya masih pagi bego mau mabok lo pagi pagi ha gue ogah ya harus urusin orang mabok pagi pagi lagian ini weekend gak seharusnya gue urusin lo. ", omel jeffin sambil merebut gelas jay
" Berisik anjing. ", kesal jay.
" Mending masak aja deh sono gue laper. ", tambah jay.
" Enak banget tu mulut gue bakar juga nih. ", kesal jeffin.
"Apa an sih berisik amat masih pagi ya. ", kesal kennan yang datang dengan mata masih tertutup diikuti hesa
" Anjenggg berisik masih pagi. ", teriak hesa.
Kamar Gio
" Enggak... Enggak jangan jangan please gue mohon jangan. ", teriak el dalam tidurnya.
Jevan yang mendengar teriakan el terbangun dan langsung menghampiri el.
"El tenang ya el. ", lirih jevan sambil mengusap keringat el.
" Enggak enggak gue nggak mau gue mohon. ", teriak el yang masih setia dengan mimpi buruknya.
" Bangun el. ", ucap jevan sambil menggoyang goyangkan pelan tubuh el supaya el terbangun dan keluar dari mimpi buruk itu.
" Jev jevan jevan tolong gue tolong bawa gue pergi. ", ucap el yang baru terbangun dengan nafas yang terengah engah sambil memeluk jevan.
" El tenang ya el tenang gue ada disini. ", ucap jevan sambil mengusap lembut punggung el.
Selang beberapa menit el tiba tiba lari menuju kamar mandi, jevan hanya bingung sebelum dia mendengar el mengeluarkan semua isi perutnya. Jevan lalu lari nenghampiri el. Jevan dengan sabar memijat pelan leher el dan tangan satunya ia gunakan untuk memegang rambut el.
"Duduk sini dulu ya gue bikinin teh anget dulu. ", ucap jevan setelah meletakkan el dari gendongannya.
Jevan buru-buru keluar dari kamar dan melewati teman-temannya tanpa melihat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better
FanfictionDi dunia ini gue cuma suka kopi dan abang gue TITIK- Ellea Rumah yang kita bangun akan berdiri sempurna dengan banyak cinta dan juga kebahagian entah banyak atau sedikit, itu yang harus kita nikmati sekarang ~ Ini cerita tentang mereka semua, bad bo...