Boomerang

3K 321 35
                                    







Aku sarankan dengerin lagunya dulu.

____________

9 | Boomerang

HINATA membuka pintu apartemennya dan melotot begitu mendapati Uzumaki Naruto bersandar di dinding sebelah pintu apartemennya. Lelaki berambut pirang itu mengenakan kemeja stripe berwarna biru muda bercampur abu-abu itu. Tampilannya rapih, seperti dosen. Hinata yang pakaiannya terbuka seperti biasanya itu tertegun.

"Ngapain Lo di sini?"

"Jemput kamu buat ngampus bareng."

"Hah? Sejak kapan gue ngizinin lo buat jemput-jemput begitu? Gue punya mobil sendiri, gak perlu di jemput!" Hinata hendak menerjang untuk menggeser tubuh lelaki jangkung di depannya, Naruto segera menahan pinggang gadis itu untuk tidak pergi dan memerhatikannya sejenak. Naruto merindukan mata mereka yang saling menatap.

"Nat, udah please."

"Udah apaan?"

"Jangan dingin-dingin gini." Naruto menghimpit tubuh Hinata ke dinding, menatap dengan teduh mata pearl Hinata yang bergetar. "Senyum dong, kamu cantik banget kalau senyum." Naruto memberikan senyumnya lebih dulu, Hinata memalingkan wajahnya. Lelaki berambut pirang itu kini memilih menarik bahu Hinata untuk ia rengkuh, merasakan tubuh gadis itu yang diam saja saat ia memeluknya. Dagu Naruto di sandarkan di bahu gadis itu, ia memejamkan matanya beberapa saat merasakan ketenangan. Hinata merasakan pelukan, tangannya ragu untuk membalas rengkuhan itu. Ia akhirnya hanya terdiam membiarkan Naruto memeluknya erat, tak dapat Hinata pungkiri, pelukan lelaki di depannya ini sangat menenangkan dan menghangatkan untuknya.

***

Pantas saja Naruto rapih, ternyata lelaki itu betulan jadi asisten dosen untuk mahasiswa baru hari ini. Kata Sasuke,, tidak sepenuhnya mengajar, hanya menyampaikan tugas dan menjaga kelas tetap kondusif. Hinata memerhatikan dari jauh bagaimana Naruto dan penampilan barunya itu menyedot setiap pasang mata perempuan, Hinata tersenyum singkat. Hinata bahkan yakin Naruto sebentar lagi akan mendapatkan banyak surat cinta dari adik kelas ataupun senior sekalipun. Pesonanya benar-benar kuat.

"Nat, Naruto nyamperin lo tuh." Ino menyenggol penuh maksud, kini, langkah si Uzumaki itu terlihat mendekatinya yang tengah duduk di kantin bersama tiga temannya. Temari menyembunyikan senyumnya.

"Dah ah males, gue cabut———"

"Belum boleh cabut, masih ada satu kelas lagi." Naruto datang mengingatkan, Hinata memutar bola matanya tidak peduli, ia hendak melangkah pergi tetapi Naruto menarik pinggangnya dengan mudah, mengangkat tubuh ideal Hinata itu tanpa merasa berat dan mendudukkannya di kursi.

Hinata melotot terkejut tubuhnya melayang dengan mudah oleh pegangan Naruto. Ino dan Sakura terkekeh menonton itu, Temari hanya geleng-geleng kepala saja.

"Nurut kalau dibilangin." Naruto tersenyum, Hinata menggembungkan pipinya menahan kesal. Alih-alih terlihat seram karena akan meledakkan amarahnya, Naruto melihatnya sangat menggemaskan. Lelaki berambut pirang itu mencubit pelan hidung gadis berambut indigo itu.

"Naru———"

"Nurut atau mau di cium?" Pertanyaan terang-terangan itu membuat Hinata melotot terkejut, di pikir ciuman itu tindakan yang akan sangat mudah Naruto lakukan? Tidak mungkin! Hinata tidak akan membiarkan————

LOVE-HATE (COMISSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang