Prolog

31 2 0
                                    


        Bumi itu begitu Indah. Planet berwarna Biru Hijau, namun dari Angkasa luar warna biru nya lebih mendominasi. Terdiri dari 70% Lautan dan 30% Daratan.

       Orang awam pada berpikir Oksigen yang di hirup setiap hari oleh semua makhluk darat ini berasal dari Pohon terutama di Hutan. Namun anggapan itu salah besar, sebagian besar Oksigen di hasilkan oleh makhluk Mikrooganisme lautan yaitu Fito Plankton mengisi seluruh Samudra lautan Bumi. Tanpa Makhluk itu semua, tidak cukup sekedar hutan untuk menghidupi makhluk hidup di daratan ini.

         Alam kehidupan ini saling bergantung satu sama lain. Manusia butuh Alam dan Alam membutuhkan perawatan yang baik dari Manusia.

        Tanpa Manusia pun, Alam juga akan terus hidup, bertahan hidup mengiringi perkembangan Zaman. Dalam kenyataanya justru Manusia yang paling banyak merusak Alam, bahkan menurut pendapat Ilmuwan 97% Ekologi permukaan Bumi telah dirusak oleh Manusia.

        Jutaan pohon di tebang setiap tahunnya, mengikuti kepentingan Manusia yang semakin hari semakin bertambah. Jumlah populasi manusia pun juga makin bertambah dari tahun ke tahun, diperkirakan jumlah Manusia akan menyentuh angka 10 Milliar Jiwa dalam beberapa tahun ke depan.

       Sumber Daya Alam banyak yang tidak dapat di perbaharui, meski akhir-akhir ini para Ilmuwan mencari Alternatif lain untuk pengganti Energi Terbarukan, seperti Fusi Nuklir, Baterai, hingga Bio Energi namun masih belum terealisasi. Ini tidak sebanding dengan kebutuhan manusia yang semakin bertambah sementara Sumber Daya Alam semakin lama juga semakin berkurang.

       Contohnya Indonesia, Kongo & Brazil yang memiliki Hutan Tropis yang sangat luas, sekarang keadaannya semakin memprihatinkan. Hutan yang selama ini mereka miliki semakin lama semakin habis ditebang untuk berbagai kepentingan.

       Sekarang kita telusuri lebih Jauh ribuan tahun ke belakang. Makhluk yang menjadi Khalifah Bumi, Manusia. Semenjak Nabi Adam & Bunda Hawa diturunkan ke Dunia ini, mereka beranak cucu banyak. Manusia terbagi-bagi menjadi beberapa suku mengikuti tempat mereka tinggal setelah Peristiwa Banjir Bandang Nabi Nuh A.S yang menenggelamkan seluruh dunia. Diantaranya terbagi menjadi beberapa Rumpun Bangsa besar dunia. Mulai dari Latin, Jermanik, Slavik, Baltik, Austronesia, Amerindia, Afro Arabic, Arya, Dravida, Sino Tibetan, Turkik, Ural, Niger-Kongo dll.

    Diantara Rumpun-rumpun Bangsa tersebut, terdapat 1 Rumpun Bangsa yang terkenal suka bertarung, ber ekspansi ke berbagai penjuru dunia, hingga sempat menjadikannya Imperium terbesar ke 2 sepanjang sejarah. Mongol yang merupakan salah satu Kekaisaran terbesar di dunia merupakan bagian dari Rumpun Bangsa Turk. Sejak dahulu bangsa itu dikenal sangat kuat dalam bertarung. Sama seperti Bangsa Viking di Denmark, bedanya Viking lebih cenderung ber ekspansi melalui lautan.

     Rumpun Turk merupakan cabang dari Rumpun Altai yang lebih tua dari saudara-saudara Turk seperti Japonik, Mongol dan Tungus. Rumpun Altai memiliki sukunya sendiri namun tidak seperti turunannya yang hobi berekspansi dan buat kerajaan sendiri, Suku Altai lebih suka mengisolasikan  dirinya sendiri di tempat asalnya, Pegunungan Altai.

     Antara Gurun Gobi  dan pegunungan Sayan di Timur. Berbagi wilayah dengan Kazakhstan di Barat, Russia di Utara, Mongolia di Timur, dan China di Selatan.

     Di Pegunungan Altai inilah, petualangan besar ku akan dimulai.

                                                                                                                 ***

     Kicauan Burung Blue Bird di awalan pagi hari, serta sinaran hangat sang mentari membangunkan ku dengan lembut bagaikan seorang Ibu yang membangunkan anak kecilnya. Serasa terbesit panggilan Ibu yang biasa membangunkan ku untuk sekolah, tapi kali ini berbeda.

     Perasaannya sangat hangat dan lembut, aku seperti di dekap dengan erat. Perasaan manis mengisi seluruh tubuhku. Tapi aku masih malas untuk bangun dan membuka kedua mataku, aku masih nyaman untuk tetap dalam keadaan seperti ini.
Tik!

     Setetes air jatuh dari atas ranting pohon mengenai keningku. Membuatku terbangun dari tidur panjang. Eh, Hujan?

     Kubuka mata ku terlihat cuaca yang sangat begitu cerah. Terlihat Awan tebal menutupi sebagian besar langit Biru nan Indah, Hutan yang hijau dipenuhi dengan pohon-pohon besar serta dedaunan hijau yang menyejukkan pandangan mata. “Sepertinya hujan baru selesai berhenti.”

     Begitu sangat terlihat asri dan begitu menyenangkan. Aku berdiri lalu berjalan ke balkon rumah. Kulihat dengan jelas pemandangan yang begitu mengagumkan, terasa seperti aku baru pertama kali melihatnya padahal sudah biasa kupandangi setiap harinya. "Jadi beginilah karya lukis Tuhan.”

      Terlihat dari atas pohon sana, sepasang Tupai dengan mesranya bermain kejar-kejaran ke sana kemari, melompai tiap pohon dengan lincahnya, sementara di sisi lain Burung Blue Bird Jantan memamerkan bulu birunya  yang indah untuk menarik perhatian betina lalu berkicau dengan merdunya.

       Sementara di pohon lainnya terlihat beberapa ekor monyet berhidung besar melompat dari satu pohon ke pohon lainnya, mengambil beberapa buah-buah mulai dari Jambu, Apel, Rambutan hingga Manggis lalu memakannya bersama-sama.

      Ku sandarkan kepala ku kemudian ku topang daguku ke sisi arah jendela menggunakan tangan kananku sambil memandangi kawanan binatang tersebut. Begitu Rukun dan terlihat damai, tidak ada satupun predator yang ingin mengancam kehidupan mereka.

     Semua binatang mendapatkan makanan dari alam, hidup dari alam dan mati pun kemungkinan juga masih di alam. Tidak ada Manusia yang mampir, sehingga Alam masih terjaga dengan baik.

      Pandanganku terhenti saat melihat sepasang Burung Blue Bird saling bermesraan di dahan pohon sana. Tergerak hati ku mengingingkan yang juga dirasakan oleh Burung itu.

“Indahnya dapat punya pasangan seperti Burung itu, pasti bakalan lebih indah rasanya merasakan hal yang sama.’ Gumamku

      Pegunungan yang indah menjulang tinggi, berwarna putih ke abu-abuan karna di selimuti oleh Salju tebal. Padahal saat ini musim semi, badai salju sebelumnya sepertinya terlalu lebat sehingga masih menyisakan sedikit salju di hutan ini. Para serangga dan binatang kecil lainnya mulai keluar dari sarangnya setelah berbulan-bulan menurung diri dari badai salju. Dan juga pada umumnya di musim inilah musim kawinnya para binatang. Pantesan banyak binatang bermesraan di musim ini.

     Udara yang penuh oksigen segar menyegarkan  paru-paru ku hingga ke Alveolus, tidak ada sedikit pun udara yang kotor yang kucium baunya. Aku sekarang berada di Pegunungan Altai, sebuah peugunungan Indah yang dipenuhi hutan subtropis, sungai-sungai jernih yang membelah hutan, Flora dan Fauna yang melimpah, terjaga dari tangan jahat Manusia, Oksigen yang masih segar, serta banyak salju yang menutupi Puncak Pegunungan.

      Aku merasa seperti di pegunungan Eropa padahal masih di Asia.

      Dulu saat aku masih kecil, aku berpikir salju itu hanya ada di Eropa, ternyata tidak. Yang namanya Pegunungan yang rata-rata diatas 5000 mdpl pada umumnya memiliki Salju di puncaknya. Diakibatkan hukum Termodinamika yang mengatakan Semakin tinggi udara mengalir maka akan semakin mengembang, dan semakin banyak melepaskan energi panasnya. Hal ini mengakibatkan semakin naik ke puncak, udara semakin dingin.

Aku tidak merasa takut lagi untuk tidak pulang, karna rumah ku sudah ada di sini.

      Sesaat kulihat ke arah sana, tiba-tiba ada suara yang memanggilku. Tepatnya dari arah belakang, suara yang begitu lembut namun lantang.

“Dek, ikut Kakak yuk~”

       Seorang gadis cantik berlari mengambil tanganku lalu meloncat keluar dari jendela. Mengambil tali yang telah tersedia di depan mata. Rambutnya terburai bagaikan permata yang berceceran terkena angin dan disinari sinar matahari cerah yang membuatnya semakin mengkilap. Jiwaku terguncang, begitu terkejut dibawa berayun seperti Tarzan, terbang bebas seperti burung. Tubuhku melayang di tarik olehnya, aku tidak bisa melawan. Rasanya begitu bebas namun tetap terikat, bagaikan di bawa Roller Coaster dengan cepat.

Snow White and the LIttle PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang