malam itu

7 4 2
                                    

                          MALAM ITU

Waktu itu pukul 22.05 malam. Aku mendapat telepon dari Bintang, temannya Elgara. Dia mengatakan kepadaku katanya Elga dibawa ke RS karena tak sadarkan diri. Setelah mendapat kabar seperti itu aku langsung buru buru pergi menuju rumah sakit tempat Elga dirawat.

Sesampainya aku langsung berlari menuju UGD. Saat sampai aku sangat ingin masuk ke dalam ruangan yang terdapat Elga disana namun dilarang oleh penjaganya.

Sedangkan diluar ruangan terdengar suara tangisan wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibunda Elga dan segerombol laki laki dengan wajah melas. Bahkan Rega, lelaki yang terkenal cuek bahkan dijuluki buaya darat itu ikut menangis.

Aku berjalan menuju kaca besar yang tertuju kepada tubuh lelaki yang terbaring diatas ranjang itu dengan alat alat yang terpasang ditubuhnya.

"Ga, ayo bangun mereka nungguin kamu" batinku.

Tak sadar, satu tetes air jatuh dari pelupuk mataku.

Tak berselang lama perawat dari dalam ruangan keluar sambil membawakan kabar gembira

"saudara Elgara sudah sadar"

Wajah orang-orang itu langsung berseri, wanita yang tadinya menangis langsung tersenyum dan langsung masuk kedalam ruangan yang terdapat anaknya itu.

Kata pertama yang lelaki itu ucapkan adalah "Bun, Ara mana?"
Mendengar namaku disebut aku langsung berjalan kesamping ranjang putih itu

"hai"

entah apa yang aku ucapkan, aku hanya berusaha untuk menahan tangis

"jangan nangis, sayang air matanya" ucapnya

"Kamu jahat, kenapa ga pernah bilang sama aku kalau kamu punya penyakit kaya gini"

Disitu air mataku sudah tak bisa ditahan aku menangis disamping tubuh lelaki itu

"Ayyara, hapus air matamu, jangan dibuang buang" kata lelaki itu

Suaranya hampir tidak jelas karena memakai alat pernapasan

"Gimana aku ga nangis ngeliat kamu terbaring kaya gini" ucapku

"Jangan nangis aku gapapa, besok mungkin udah bisa pulang" katanya sambil tersenyum

Senyumannya sudah tak seceria dulu lagi. Dia yang dulunya selalu menebar kebahagiaan sekarang harus terbaring diranjang rumah sakit dengan kesakitan.

"Bun..." Ucapnya sambil menghadap ke arah sang ibu

"Iya ga, gimana keadaannya?ada yang sakit?kamu mau apa? kalau masih sakit istirahat dulu aja"
ribuan pertanyaan diucapkan langsung oleh ibunya.

"Bun, maaf" ucap Elga

Air matanya jatuh, dia menangis didepan ibunya

"enggak, kamu gak perlu minta maaf, kamu gak salah" ucap ibunya

"Maaf, Elga belum bisa ngasih apa apa buat bunda"

Air matanya sudah tak tertahan. Untuk pertama kalinya dia menangis didepan sang ibu. Dan untuk pertama kalinya aku melihat Elga menangis.

"Enggak sayang, kamu bisa sehat lagi kaya dulu aja bunda udah bangga banget sama kamu karena udah bisa lawan penyakitnya, kamu gak boleh ngomong gitu lagi ya" sang ibu tak kuasa menahan tangisnya.

Setelah perbincangan antara ibu dan anak itu seketika ruangan menjadi hening hanya ada suara alat alat rumah sakit yang entah apa saja itu namanya.

Elga kembali membuka perbincangan  " Bun, Elga ngantuk"

Jujur, saat dia mengatakan itu firasatku sudah tidak enak.

"Elga tidur ya biar gak kecapean. besok kita pulang ya ga,kita pulang" kalimat terakhirnya hampir tidak terdengar

Elga hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kamu & kenangan | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang