Di dunia ini kenyataan memang tidak mudah untuk di terima, walau bagaimana pun kenyataan memang sungguh menyakitkan.
Salah satu keluarga yang harus menerima kenyataan bahwa putrinya mencintai seseorang yang sama seperti nya,, bukan kah itu kenyataan yang pahit untuk orang tua nya?
Sedari bayi hingga sekarang, putri yang mereka harapkan untuk menjadi seorang istri pria tampan, tapi kenyataannya putri nya itu mencintai wanita cantik dan tampan.
Bukan tidak mau atau demikian, hubungan seperti mereka itu sangat tabu di kota nya, bahkan hubungan seperti mereka akan menjadi bahan untuk di bicarakan oleh orang-orang sekitar nya yang bermuka dua.Tidak jarang orang-orang membicarakan mereka karena kelakuan sang putri yang mencintai seorang wanita, bahkan sampai setiap hari mereka terus mendengarkan pembicaraan yang hanya membuat mereka selalu menghela nafasnya.
|||
Di sebuah kedai ayam goreng terlihat pasangan suami-istri itu sedang menurun nurunin kursi dan membereskan nya, sebelum membuka kedai.
Di luar sana, terlihat di seberang jalan wanita berambut pendek,, baru saja memarkirkan mobilnya di sisi jalan, dia melangkah keluar dengan tangan yang membawa paper bag, lalu ia menyebrang ke arah kedai,, tak lupa memang setiap hari dia selalu di suguhkan oleh orang-orang yang selalu menatap dan membicarakan nya.
"Ah itu dia kekasih Irene"-
"Sangat di sayangkan, wanita secantik Irene harus jatuh cinta padanya"-
"Menurut ku, dia kaya, wajar saja Irene jatuh cinta padanya"-
"Eoh atau jangan-jangan Irene hanya memanfaatkan hartanya saja?"-
"Majayo! Lihat saja pakaiannya, itu sangat mewah hanya orang-orang chaebol saja yang mampu membeli nya"-.Wanita berambut pendek atau lebih di kenal dengan panggilan Wendy, ia tersenyum kepada wanita-wanita tua yang selalu membicarakan nya, Wendy membungkuk sopan kepada mereka, dia melangkah ke arah kedai dan masuk ke dalam.
"Annyeonghaseyo!"- ucap nya, dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibir manisnya itu, terlihat Wendy membungkuk sopan kepada pemilik kedai atau calon mertuanya."Yashhh ya!! Apa kau tidak takut, terus datang ke sini!"- marah eomma Irene, dia menghampiri Wendy.
"Aniyo eomeoni"- ucap Wendy.
"Ya! kau pulang saja sana!!"- marah eomma mencoba mengusir Wendy.
"Eoh! eomeoni apa sedang beberes?, Wendy bantu"- ucap Wendy, dia menyimpan paper bag nya di meja lalu dia menurunkan kursi yang masih tersisa di atas meja.
"Ya!! Ya!! Ya!! Tidak perlu kau pulang saja"- ucap eomma dia menarik Wendy, tapi dengan kukuh Wendy terus menurun-nurunkan kursinya.
"Aniyooo,, aku akan menunggu Irene"- ucap Wendy dengan lucu dia merajuk.