" Kenapa tidak ada satupun yang bisa menyelesaikan persoalan di depan ? " Bapak Sejin mengembuskan nafas kasarnya berulang kali matanya terus menatap murid-murid yang menundukkan kepala. Matanya beralih pada seorang gadis yang duduk dibarisan paling belakang dekat jendela." Kim Seokjin " Pak Sejin menatap gadis itu penuh harap
" Apa kau bisa menyelesaikannya ?" Gadis itu mengangguk pelan kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju papan tulis untuk menyelesaikan soal- soal tersebut.
" Sudah selesai pak " Pak Sejin tersenyum bangga memperhatikan deretan angka-angka yang telah ditulis oleh Seokjin.
" Terimakasih Seokjin, sekarang silahkan kembali ketempat duduk "
" Kenapa kalian tidak seperti Kim Seokjin " Lagi, kalimat yang menyakitkan itu terdengar lagi di telinga murid kelas XI-E.
Kim Seokjin merupakan murid yang cerdas, dia selalu mendapatkan peringkat pertama dikelas dan guru-guru selalu memperhatikanya. Jika tidak ada yang dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan, maka pilihan terakhir setiap guru adalah menyerahkannya kepada Kim Seokjin. Anak emas itulah yang dapat menggambarkan Kim Seokjin, sehingga membuat para murid-murid lain menjadi iri. Belum lagi dengan sifatnya yang seperti membatasi diri dengan orang lain membuatnya tidak disukai. Seperti saat Taehyung bertamu dirumah Jungkook, Seokjin tidak mengenalnya padahal mereka sekelas dan ia sangat populer. Ditambah lagi dengan sifat dinginnya kepada laki-laki membuatnya dicap sombong. Namun masih banyak laki-laki yang tetap mengejarnya dan berakhir dengan penolakan. Para pria sering berlomba-lomba untuk mendapatkan hati Seokjin karena berfikir ia adalah gadis yang langka tidak seperti gadis lainnya yang mudah saja ditaklukkan hanya bermodalkan gombalan dan janji-janji manis. Inilah yang membuat para gadis menjadi geram padanya, padahal mereka telah berusaha mendekatkan diri pada pria. Tapi, kenapa harus selalu Kim Seokjin yang mereka sukai.
Setelah kalimat itu terlontar dari mulut Pak Sejin, Kim Taehyung menatap aneh siswi-siswi kelasnya. Dasar caper, murid kesayangan guru, sok pintar, sombong. Biasanya bisikan-bisikan seperti itu akan terlontar dari siswi-siswi lain setiap Seokjin berhasil menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru. Tapi nyatanya tidak hari ini, mereka memberikan Seokjin senyuman bangga walaupun Taehyung dapat melihat senyuman itu palsu.
🌸🌸🌸
" Tae, aku duluan " Jimin memasuki kelasnya sambil melambaikan tangannya dan dibalas anggukan oleh Taehyung. Saat menuju kelas mata Taehyung melihat seseorang yang beberapa hari ini ada dipikirannya berada didepan pintu kelas. Punggungnya bersandar pada pintu kelas dengan kepala yang menunduk.
" Permisi " tidak ada balasan
" Maaf bisakah kau minggir aku ingin masuk " Gadis itu terkejut kemudian menggeser badannya kesamping dan kembali menundukkan kepalanya.
" Maaf " katanya lirih
" Bukankah ini tidak adil Lisa, ku tahu kau selama ini hanya memanfaatkan Seokjin" Terdengar suara sayup-sayup saat tangan Taehyung hendak memutar kenop pintu kelas.
" Makanya kalian itu harus pintar, kalian boleh membencinya tapi lebih baik lagi jika kalian bisa memanfaatkannya. Kalian lihat kan selama ini aku dan Jennie tidak kesulitan dalam pelajaran, karena selama ini kami selalu bersama Seokjin. Dan sekarang hal yang lebih tidak terduga terjadi, si anak emas itu adalah sepupunya Jeon Jungkook, yang berarti hal ini bisa membuka kesempatan untukku dekat dengan Jungkook. "
" Lisa jaga ucapanmu " Jennie memperingati
" Tapi memang benar kan Jennie tujuan awal kita berteman dengannya hanya untuk mendapatkan contekan. Jangan munafik Jen, siapa yang ingin berteman dengan murid caper itu. "
Setelah kata-kata itu keluar hanya gelak tawa yang terdengar.
Taehyung memperhatikan gadis jadi-jadian yang berada disampingnya, ia yakin gadis ini benar-benar mendengar kata-kata menyakitkan yang keluar dari mulut sahabatnya. Tidak ada pergerakan, gadis itu hanya menunduk, akhirnya Taehyung tidak jadi untuk masuk kedalam kelasnya dan memutuskan untuk berdiri di depan pintu kelas sambil sesekali melirik gadis yang berada disampingnya. Setelah kelas menjadi sunyi akhirnya gadis itu bergerak memasuki kelas tanpa mengetahui ada seseorang disampingnya.
🌸🌸🌸
Seokjin meremas ujung pakainya, matanya menatap lurus televisi didepannya sedangkan pikirannya entah ada dimana. Setelah cukup lama akhirnya ia membuka mulutnya menyampaikan apa yang ada pikirannya saat ini kepada lelaki disebelahnya.
" Jungkookie "
" Hm "
" Jungkookie "
" Hm "
Seokjin mengambil nafas dalam lalu mengeluarkanya lewat sebuah kalimat
" Teman-temanku ingin kencan buta denganmu"" Apa ? " Jungkook yang sedang menikmati filmnya terlonjak kaget. Kepalanya langsung berputar 90° melihat gadis disebelahnya, bukan lebih tepatnya pria. Dan pertanyaan nya dibalas dengan anggukan.
" Tidak "
" Jungkookie "
" Aku tidak mau Hyung "
" Kau tidak mempunyai kekasih kan ? "
" Tidak "
" Kalau begitu kenapa kau menolaknya ? "
" Aku tidak mau Kim Seokjin ! " Seokjin terkejut saat Jungkook meninggikan suaranya.
" Aku minta maaf " cicitnya
" Padahal aku telah berjanji dengan teman-temanku " Seokjin menundukkan kepalanya dan suaranya nyaris tak terdengar.
Jungkook menghembuskan nafas kasar, ia tak bisa melihat Seokjinnya sedih
" Baiklah "" Benarkah ? " Seokjin membulatkan matanya tidak percaya
" Tapi hanya kali ini saja "
" Benarkah"
" Hm " Jungkook mengiyakan dengan terpaksa
" Aku sayang Jungkookie " Jin langsung menghamburkan diri kedalam pelukan Jungkook
" Tapi ada bayarannya, tidak ada yang gratis didunia ini hyung " Seokjin melepaskan pelukannya dan menatap Jungkook tidak percaya
" Dasar pelit, apa bayarannya ? "
" Aku mau "
" Mau ? "
" Aku mau dirimu hyung "
" Aku ? " Seokjin memiringkan kepalanya karena tidak mengerti dengan perkataan Jungkook
" Ia " Jungkook menampilkan smirknya
TBC
...
ANHalloooo semua
Maafkan atas keterlambatan author yaaa 💜💜💜