"Kenapa kau bisa tahu tempat ini, Tae?" tanya Rosie penasaran.
"Aku pernah menemani Jennie noona kemari," jawab Taehyung santai sambil mengunyah makanan. "Kau tidak ingat?"
"Aku ingat Jennie eonnie pernah kemari, tapi aku tidak ingat kalau kau juga ada di sini saat itu," timpal Rosie berusaha mengingat.
"Saat itu aku memang tidak ikut masuk ke dalam. Aku hanya menunggu di ruang tamu saat kau menangis."
"Ohh ..." Detik berikut Rosie terbelalak. "A-apa? K-kau bilang saat aku menangis?" Taehyung mengangguk. "J-jadi, seseorang yang b-berdiri di balik pintu waktu itu ... k-kau?"
"Hmm." Taehyung kembali mengangguk.
"Benar-benar memalukan." Rosie memalingkan wajah, malu juga kesal dengan Taehyung yang bungkam selama ini.
Taehyung tertawa kecil melihat ekspresi kesal Rosie. Dia gemas sebab wanita brunette itu menyuapkan cake cokelat ke dalam mulutnya hingga membuat pipinya terlihat semakin menggembung.
"Yak! Berhenti tertawa!" Omel Rosie
"Maaf." Tawa Taehyung mereda.
Sekon berikut Taehyung bangkit dari kursi dan mendekatkan wajahnya ke arah Rosie. Tangannya terulur mengusap krim cokelat yang nampak belepotan di sudut bibir Rosie.
"H-hey, a-apa yang kau lakukan?" Rosie menarik mundur kepalanya, wajahnya total diselimuti rona merah.
"Kau pernah bilang padaku, kalau aku harus melakukan ini seperti adegan romantis dalam drama," jawab Taehyung tanpa menghentikan aktivitasnya mengusap lembut bibir Rosie.
Oh, sial. Vokal lembut Taehyung berhasil membuat jantung Rosie berdebar kencang. Dia merasa malu dan gugup di saat bersamaan.
"Selesai." Taehyung menaikkan satu alis. "Kau baik-baik saja, Chae?"
"Tentu saja tidak, Bodoh!" Batin Rosie. "Y-ya tentu saja," jawabnya berbohong.
"Baiklah, kalau begitu aku mau pamit pulang."
"Pulang?"
"Hmm," gumam Taehyung sembari merapikan peralatan makan yang kotor. "Kau bisa mencucinya kan, Chae?"
"Ya." Rosie nampak berpikir lalu menarik ujung kemeja Taehyung. "Emm, bisakah kau tetap tinggal? Menginap di sini untuk malam ini?"
Wanita brunette itu tidak sedang bercanda, meski kini matanya membulat berkaca-kaca layaknya anak kucing, tapi dia melakukan itu bukan untuk acting melainkan karena dia merasa takut.
Taehyung sedikit membungkuk untuk menyamakan posisi dengan Rosie yang masih duduk. "Apa yang akan aku dapat kalau aku menemanimu malam ini?"
Rosie membolakan netra. Kim Taehyung yang ada di hadapannya sungguh berbeda dengan Kim Taehyung yang dia kenal selama ini. Seingat Rosie, Taehyung bukanlah seseorang yang akan berani menciumnya seperti saat mereka di rumah sakit.
Tunggu dulu, mengingat ciuman itu membuat wajah Rosie diselimuti rona krimson seketika. "Sial!" Umpatnya dalam hati.
Kembali mengenai Kim Taehyung, pria itu juga bukan seorang pamrih atau perayu ulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDENIABLE LOVE
FanfictionApa jadinya jika seorang Kim Taehyung dijodohkan dengan Park Chaeyoung? Yang notabene adalah sahabat dari kekasihnya sendiri, Lalisa! Akankah keduanya dapat menjaga hati pasangan masing-masing? ** "Aku tahu ini mungkin terdengar gila, tapi kalian bi...