SATU

4 4 0
                                    

Detak jantung berdenyut dengan cepat. Rasa khawatir dan marah bercampur menjadi satu. Suara deru nafas terdengar sesak dari seorang gadis kecil yang berlari menaiki tangga menuju lantai atas.

Nayra sudah sampai disana, tempat dimana sahabatnya yang sedang dibully oleh 5 orang lelaki bertubuh besar.

"HEIIII STOPPP! "

Teriak nayra menghentikan kegiatan 5 orang lelaki itu.

"Jangan pukul dia lagi! " Larang nayra dengan sorot mata ber api api. Dengan sekuat tenaga nayra mendorong salah satu lelaki yang ikut andil dalam membully sahabatnya.

"Sudahlah nayra! Jangan terlalu bela dia"

Nayra menatap rafi dengan tatapan kecewa. "Dia itu gak pantas dibela! " Lanjutnya.

"Tidak pantas untuk dibela? DIA SAHABAT KU, BODOH! " Teriak nayra dengan lantang, seakan gadis itu tak memiliki rasa takut pada 5 senior nya itu.

"SUDAH KU BILANG NAY,JANGAN BELA DIA LAGI! AKU CEMBURU! " rafi mendekat kearah nayra. Dengan kasar, rafi mencengkram pipi nayra hingga kuku-kuku nya yang panjang menusuk kulit pipi nayra.

"Aku.suka.kamu." Ujar rafi dengan penuh penekanan. "aku tidak peduli dengan rasa suka mu pada ku! " Acuh nayra seraya menghentakkan tangan rafi yang mencengkram pipinya.

"Kalian pergi, atau aku teriak agar kalian ketahuan guru atas tindakan pembullyan ini? " Ancam nayra membuat mereka ketakutan.

"Gimana ini raf?aku takut nanti orangtua ku di panggil kesekolah lagi" Panik niko dan yang lain.

Rafi berfikir sejenak. "Ayo kita pergi! " Putus rafi dan kemudian mereka pergi dari sana. Meninggalkan nayra dan seorang lelaki yang masih meringkuk di lantai yang dingin.

Dengan perlahan, nayra berjalan menghampiri sahabatnya itu. Kaki nya gemetar, tidak kuat melihat pembullyan ini yang sudah berulang kali terjadi pada sahabatnya.

"Ha Haii" Sapa nayra dengan suara parau, menahan tangis.

Nayra berjongkok agar posisinya setara dengannya.

Jemari nayra yang lentik itu digunakan untuk mengusap rambut milik sahabatnya yang basah terkena siraman air bekas pel-lan.

"Jangan takut!.. Nayra disini, ngelindungi kamu" Suara lembut nayra menenangkan seorang lelaki yang notabennya adalah sabahat nayra. "Nay... Ra" Panggil leo dengan suara bergetar.

"Iya? " Sahut nayra seraya menampilkan senyumnya. "Makasih" Ucap leo dengan tulus. Nayra lagi lagi menolongnya dari kejadian ini yang sudah berulang kali terjadi.

"Jangan bilang makasih! Ini udah jadi tugas aku buat ngelindungi kamu dari mereka" Tutur nayra.

Tidak ada percakapan lagi

"Kamu harus istirahat!.. Ayo pulang" Ujar nayra setelah beberapa saat terjadi keheningan. Leo menggelengkan kepalanya pelan.

"Kenapa? " Tanya nayra yang melihat leo menggelengkan kepalanya. "Aku mau ke rooftop" Jawab leo. Bagi lelaki itu, rooftop adalah tempat menenangkan baginya. Disana tidak ada keributan dan terdapat ketenangan.

"Baiklah" Putus nayra.

••••

"Kalau kita besar nanti... Apa kita akan terus bersama? "

Dua remaja berbeda jenis itu duduk, menatap jalanan yang dipadati kendaraan.

Leo terdiam. Terkadang, ia juga berfikir seperti itu. Apa, ia dan nayra akan terus bersama di masa depan?

"Aku tidak tau... Sekarang, kita jalani yang ada dulu. Walaupun kita tak bisa bersama nantinya. Aku akan terus berdoa pada Tuhan, agar selalu menjaga di setiap langkah kaki mu" Ujar leo membuat nayra menundukkan kepalanya.

"Aku ingin bersamamu, tanpa ada batas waktu" Cicit nayra. Diam diam nayra menitikkan air matanya.

"Heii, kenapa menangis, hm? " Tanya leo. Lelaki itu menangkup wajah nayra dengan sangat lembut. "Aku gak mau suatu saat Tuhan ngambil kamu dari aku" Jawab nayra dengan suara pelan.

"Jangan menangis! Aku gak akan pergi dari kamu. Sampai kamu yang akan pergi sendiri dari aku" Ujar leo lalu menghapus air mata nayra yang berlinang di pipi gadis itu.

"Janji... " Desak nayra seraya mengacungkan jari kelingkingnya. "Janji" Jawab leo lalu menautkan jari kelingking di jari nayra.

"Aku janji gak akan ninggalin kamu" Tutur nayra tiba-tiba.

Leo hanya tersenyum tipis menanggapi janji nayra.

••••

Leo dan nayra berjalan beriringan di trotoar. Suara gelak tawa  nayra terdengar merdu menjadi pengiring indahnya nastabala senja sore ini.

Leo sangat menikmati hari ini. Hari yang akan menjadi sejarah indah di hidupnya. Akan kah kebahagiaan ini akan berlangsung lama? Atau... Sebaliknya?

Ntahlah. Leo hanya bisa berdoa, agar Tuhan memberikan waktu lama untuk kebahagiaan sederhana miliknya ini.

Tak terasa, perjalanan mereka dari sekolah menuju rumah sudah sampai.

"Dadah leo.. Aku kedalam dulu ya" Pamit nayra dengan tangan yang terus dilambaikan.leo hanya tersenyum seraya menganggukan kepalanya.

SAYAP PELINDUNG UNTUK NAYRA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang