TIGA

1 1 0
                                    

Nayra memanfaatkan waktunya disekolah untuk yang terakhir kalinya bukan untuk belajar, melainkan berkeliling di smp vandalas.

Lelah berkeliling, nayra mengistirahatkan tubuhnya dikursi yang ada di rooftop.

Nayra memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Mengingat ini adalah hari terakhirnya di smp vandalas, nayra benar benar merasa ini sangat tiba-tiba. Rencananya bersama teman teman ingin merayakan hari kelulusan bersama, menjadi hangus begitu saja.

Ingin marah pun percuma rasanya, keano akan tetap membawa nayra pergi bersamanya.

Membayangkan nasib sahabatnya membuat nayra pusing sendiri.

Bagaimana jika nayra dan leo tidak pernah bisa bertemu lagi?

"Arrrggh" Teriak nayra lalu mengacak rambut nya kesal.

Dengan cepat nayra merogoh ponselnya disaku.

Jari lentiknya menari diatas keyboard, mengetik beberapa pesan untuk sahabat nya.

Me:leo, sore nanti bisa kerumah pohon?
Aku ingin mengatakan sesuatu
Kuharap bisa:)

Nayra menatap nanar kearah layar ponselnya. Pesannya sudah dibaca oleh leo. Namun mengapa tidak dibalas?. Apa leo baik baik saja?.

••••

Sudah hampir satu jam nayra duduk di rumah pohon. Menunggu leo yang sama sekali belum ada tanda tanda akan datang.

Jika leo tidak datang bagaimana? Padahal ini menjadi akhir pertemuan selama 3 tahun mendatang nanti.

Nayra mengambil daun yang sedang melayang karena gugur dari pohonnya.

Gadis itu mengamati daun yang tampak sudah kuning. Karena panas, daun itu digunakan untuk mengipasi dirinya sendiri.

Nayra sontak menoleh saat merasa ada yang duduk disampingnya. Ternyata lelaki berkacamata yang sudah ia tunggu tunggu sejak tadi akhirnya datang menemuinya.

Tidak ada yang mengatakan apa apa. Hanya suara daun daun yang bergesek terkena serpaan angin.

"Leo... Aku mau pa-mit" Ujar nayra pada akhirnya. Suara gadis itu pelan, pelan sekali. Namun leo masih bisa mendengarnya.

Tampak leo tersenyum tipis.

"Hati-hati" Ucap leo seraya menatap nayra teduh.

"Kamu... Tidak marah? " Tanya nayra setelah mengamati mata coklat hazel milik leo yang sama sekali tidak memancarkan kemarahan.

"Marah untuk apa? " Tanya  leo.

"Marah karena aku menghianati janji ku sendiri untuk tidak meninggalkan mu" Jawab nayra lalu menundukkan kepalanya.

Air mata nayra terjatuh hingga menetes kearah kotak kecil berwarna silver.

"Aku tau itu bukan keinginanmu" Jawab leo lalu tangannya mencoba untuk mengelus kepala nayra.

"Tapi tetap saja aku menghianatimu! " Sentak nayra dengan wajah yang memerah karena menangis.

"Sampai berjumpa nanti.." Ucap leo pelan.

SAYAP PELINDUNG UNTUK NAYRA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang