Prolog

32 5 1
                                    

Harap follow sebelum baca!
Jangan lupa vote ya kawan-kawan

Mari kita doakan yang sudah vote+komen, semoga crushhnya cepet peka! Yang baru putus dapet ayang yang lebih-lebih dari pada yang kemaren! Yang udah punya ayang, kalian nggak diajak soalnya udah punya ayang duluan! Becanda kawan, semoga langgeng deh!

Happy Reading!

Suara ketukan pintu menggema di kamar bernuansa cream. Dengan sangat malas, si pemilik kamar melangkah menuju pintu sembari membalas tanda pintu akan segera ia bukakan.

"Ya sebentar!" sahutnya.

Krekkk

Pintu terbuka, memperlihatkan sosok yang sedari tadi mengetuk pintu kamarnya. Sudah ia duga, bahwa yang mengetuk kamarnya adalah Bundanya.

"Kenapa, Bun?"tanya gadis itu.

"Ini, Bunda mau minta tolong sama kamu. Rumah depankan udah ada yang nempatin, nah berhubungan Bunda tadi bikin kue kering, kamu anterin gih sana. Sebagai penyambutan kecil aja,"jelas Sinta, Bunda Vika.

" Oh! Bentar Vika sisiran dulu, kuenya Bunda siapin dulu aja,"pinta Vika.

"Ya udah, jangan lama-lama ya. Bunda tunggu di dapur,"pesan Sinta.

" Okay, Bun."

Setelah Sinta berlalu pergi, Vika segera masuk ke dalam kamarnya dan menyisir rambut panjangnya. Memakai jepit kecil sebagai pemanis, gadis itu menatap dirinya di dalam pantulan cermin.

Memastikan kalau penampilannya sudah rapi. Vika kemudian berjalan ke luar kamar dan menuju dapur. Memperlihatkan aktivitas Sinta yang sudah selesai membungkus kue kering ke dalam toples.

"Udah selesai, Bun?" tanya Vika memastikan.

"Udah, ini kamu bilang ya kalau ini dari Bunda, sebagai penyambutan kecil," pesan Sinta sekali lagi.

"Siap, Bun. Aku pergi dulu ya, Assalamu'alaikum." Vika kemudian berlalu menuju pintu utama setelah mendapat balasan dari Sinta.

Menatap rumah di depannya yang memang sudah ditempati. Terbukti dengan barang-barang yang sudah terlihat menempati area teras. Entah itu santai dan ayunan kayu.

Vika berjalan dengan perlahan ke arah pintu yang sudah terbuka setengah. Mengetuk pintu dan mengucap salam agar yang di dalam mendengarnya.

Tok...tok...tok....

"Assalamu'alaikum, permisi!" salamnya.

Tak lama, datanglah seseorang dari dalam rumah. Untuk sesaat Vika mematung terkejut. Mengusap matanya untuk memastikan bahwa penglihatannya tidak salah.

Bagaimana tidak! Di depannya ada cowok yang menurut Vika tampan! Sangat malah! Sedetik Vika merasa dunianya berhenti kalau tidak sengaja beradu pandangan dengan cowok tersebut.

"Waalaikumsalam, cari siapa?"balas cowok itu.

Nah kan! Kalau gini Vika beneran bisa pingsan, udah cakep, suaranya serak-serak basah! Duhh! Vika jadi blushing.

Merasa aneh dengan orang di depannya. Cowo itu menjentikkan jarinya di depan wajah Vika. Membuat Vika kembali fokus dengan tujuannya.

"E-eh, ini aku mau ngasih kue kering. Em, bunda aku sih sebenernya. Kata bunda, sebagai penyambutan atas kepindahan kalian di sini," jawab Vika sambil tersenyum. Memperlihatkan mata sipitnya yang terlihat kalau sedang tersenyum. Toples yang sedari tadi dipegang pun ia sodorkan ke depan agar bisa diambil cowok didepannya.

"Ohh, makasih. Sampein makasih ke bunda kamu ya,"ucap cowok itu sambil mengambil toples dari tangan Vika.

" Oh iya, nama kamu siapa? Kita kan sekarang tetangga, jadi aku harus kenal kamu, dan kamu harus kenal aku, hehe,"ujar Vika sambil mengulurkan tangannya dan disambut baik dari cowok itu. Duhh, tangannya genggamable banget! batin Vika menjerit histeris.

"Lemuel Zaki Edzard, panggil aja Muel,"tutur Muel.

Namanya ganteng banget! Kaya orangnya, ya Tuhan boleh nggak request jodoh kaya gini?! batin Vika.

" Kalau aku, Aadvika Rania Pratibha, panggil aja Vika. Tapi kalau mau panggil sayang nggak apa, hehe. Mumpung masih jomblo,"canda Vika dengan cengirannya.

"Haha! Bisa aja, emang serius nih boleh panggil sayang? Ntar kalau pas ketemuan dijalan aku panggil sayang, orang-orang malah mikir kita pacaran lagi."

"Ya nggak apa selagi kamu jomblo, aku jomblo. By the way, nomer kamu berapa? Mau aku simpen nih, jadi kalau aku mau minta jemput atau anter tinggal minta tolong kamu deh."

"Dikira aku supir kamu apa."

"Loh! Bukan supir tapi pacar, kan tadi kamu bilang pacar."

"Nggak, aneh-aneh aja kamu ini. Mana ponsel kamu? Aku tulis nomer aku," pinta Muel.

"Nih, sekalian minta hati aku nggak?" Vika segera menyodorkan ponselnya agar segera diambil oleh Muel.

"Becanda terus dari tadi, nanti deh aku pinjem hati kamu," ucap Muel sambil mengetikkan nomer ke ponsel Vika. "Nih." Setelah selesai mengetikkan nomernya, Muel mengembalikan ponsel Vika.

"Emang kamu mau aku seriusin? Ini aku namain Elsayang, boleh nggak?"tanya Vika.

" Kenapa jadi kamu sih yang gombal terus dari tadi? Harusnya yang selalu gombal gitukan cowok. Terserah mau namain apa, kan kita sama-sama nggak punya pacar, haha!"

"Ya udah, kita pacaran aja biar kita nggak jomblo lagi. Gimana?"

"Kamu itu masih kecil, jangan pacar-pacaran dulu,"nasihat Muel.

" Enak aja, gini-gini aku udah tujuh belas tahun ya! Udah punya KTP, jadi aku udah besar!" sungut Vika.

"Iya deh, sipaling gede. Tapi badan kok kecil banget kaya anak SMP,"ledek Muel.

" Ihh! Sebel! Musuhan aja lah kita, dasar nyebelin!"sebal Vika sambil berlaku dari rumah Muel.

Vika berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya pertanyaan kesal. Muel yang melihatnya hanya terkekeh pelan.

"Lucu banget!"gumamnya menggeram gemas.

TBC

Baru nyadar! Ini prolog kok panjang bener! Dahlah, keasikan ngetik soalnya. Dari pada ku hapus kan sayang, ya udah dilanjut aja

penasaran sama lanjutannya engga nih?

18 September 2022

ElKa (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang