Part 45

1.7K 192 6
                                    

398

399

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

399

400

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

400

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

401

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

402

403-405

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

403-405

Saat turun panggung keluarga Jimin sudah menunggunya disana. Dengan wajah yang masih sembab dan merah karena menangis Jimin langsung menghamburkan diri kedalam pelukan sang abang yang memang sejak melihat adiknya sudah merentangkan tangan siap menyambut sang pemenang.

Jimin terisak lagi. Menyembunyikan wajahnya dilekuk leher Hoseok yang sibuk mengelus belakang kepalanya.

"Adek hebat! Abang bangga!!"

Hoseok mengecup kepala Jimin.

"Makasih abang. Makasih!"

Jimin mengeratkan pelukannya.

Hoseok menepuk-nepuk bahunya.

Lalu Jimin melepaskan lengannya dan menengok dibalik punggung Hoseok dan tersenyum menyambut seringai bahagia Jungkook.

"Sayang..."

Jimin mendesah senang mendengar suara Jungkook. Dia berlari kecil dan melompat masuk kedekapan Jungkook yang langsung mengangkat tubuhnya dan mereka berputar sebentar sebelum saling menatap dengan senyum yang memamerkan gigi dan terlihat begitu kasmaran.

"Selamat sayang."

"Makasih."

Jimin berjinjit dan mengecup bibir Jungkook.

Orang-orang disekeliling mereka ribut menggoda, berteriak iri.

Seokjin yang berdiri dipojok paling jauh hanya bisa melihat dan tak berani mendekat. Namjoon sudah terlebih dulu pergi keluar. Seokjin menunggu sampai matanya bersitatap dengan Jimin baru dia menaikkan tangannya dan memberi kedua jempolnya dan berseru dengan diam mengucapkan selamat kemudian melambai mengundurkan diri.

Jimin hanya mengangguk. Menatap nanar punggung Seokjin yang menghilang.

Mereka tak dekat. tak pernah.

Dan hubungan Jungkook yang tak begitu bagus dengan saudaranya menjadi rahasia umum diantara mereka. Jadi dia tak memiliki keinginan untuk beramah tamah dengan Seokjin maupun Namjoon kecuali ada kedesakan untuk memamerkannya didepan publik.

"Selamat Jim."

Jimin menoleh dan melihat Min Yoongi menyodorkan tangan padanya.

"Makasih kak,"

Jimin menjabatnya dan sambil lalu memperhatikan gerakan tak tenang Taehyung. Kentara sekali sahabatnya itu gugup didatangi seorang pewaris dari klan Min.

Rasakan!

Batin Jimin. Siapa suruh suka cari gara-gara

Jimin terbahak dalam hati.

"Ayok,"

Jungkook kembali mengambil alih fokus Jimin.

"Ayok? Kita mau kemana?"

"Celebrating!"

"Kita?"

"Semua,"

"Kemana?"

Jungkook hanya menyeringai. 

EN·TICE - JIKOOK/KOOKMIN OMEGAVERSE AU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang