Mata Kuliah terakhir sudah berakhir dari 20 menit yang lalu, akan tetapi Gaga masih setia duduk di dalam kelas nya, sambil menatap pusing dokumen yang berada di hadapan nya sekarang.
Rasa nya saat ini Gaga ingin pergi saja dari sini, ia ingin sekali pergi ke mana pun itu yang hanya ada ia seorang diri, tanpa ada manusia lain nya. Ia hanya ingin sendiri, ya hanya itu ke inginan nya saat ini.
Tubuh nya lelah, pikiran nya kacau, batin nya capek. Ia ingin istirahat walaupun itu hanya satu jam saja.
Kenapa? Kenapa dulu ia mau mengajukan diri menjadi Presiden Kampus, ia pikir menjadi Presiden Kampus tidak terlalu capek atau membuat pikiran nya kacau. Akan tetapi ia salah, salah besar.
Ternyata menjadi Presiden Kampus itu sulit, capek, dan juga banyak pikiran. Bahkan tugas yang dari dosen pun belum ia kerjakan satu pun, diri nya sudah terlalu lelah untuk mengerjakan tugas dari dosen walaupun hanya satu pertanyaan.
Gaga berpikir, ternyata mencari ke sibukan dengan mengikuti Organisasi BEM akan membuat diri nya melupakan masalah yang ada di rumah, tapi ia salah. Hal ini malah membuat dirinya menjadi tambah kacau.
Setelah mengumpul kan tenaga beberapa saat, Gaga bangkit dari tempat duduk nya. Ia berjalan keluar, dan tak sengaja bertemu Attha sang Wakil Presiden Kampus bersama sang kekasih.
Gaga menepuk bahu Attha yang sedang asik bergurau bersama Nana. "Sorry ganggu, udah selesai kelas lo? Kalo udah nongki yuk, bosen gue."
Attha berbalik dan melihat Gaga ada di belakang nya. "Oy, udah kok. Gue kira lo udah pulang, soalnya dari tadi gue nggak liat lo." Attha menyahuti.
"Gue tadi rebahan dulu di kelas, sambil nunggu orang-orang pada bubar."
"Lah ngapain rebahan di kelas? Ada kasur di kelas lo? Enak juga."
Gaga menempeleng kepala Attha, "Si anjir ya nggak ada lah, ya kali kelas gue ada kasur. Sultan banget gue ngampus bawa kasur pribadi."
"Kalo gue bego salah lo ya Ga, asal tempeleng kepala orang aja lo." kesal Attha.
"Yaudah sorry, ayok cabut nunggu apalagi? Udah bosen banget gue."
"Nggak mau ajak yang lain? Biar rame nggak cuma kita-kita doang."
"Boleh deh, pas banget udah berapa minggu kita nggak ngumpul bareng."
"Yaudah bentar, gue mau ngechat mereka dulu di grup." ucap Attha sambil mengeluar kan ponsel nya dari saku jaket nya.
"Gue nunggu di mobil ya."
Attha hanya mengacung kan jari jempol nya sebagai tanda jawaban dari Gaga.
"Sayang, kamu coba ajakin Abbi. Aku nggak pernah liat Abbi nongkrong, jangan di rumah terus kasian nanti lama-lama tuh anak bisa pacaran sama kanva." Attha mencolek bahu Nana, dan menyuruh pacar nya untuk mengajak teman nya si Abbi.
Nana tersenyum dan mengangguk, ia lalu mengambil ponsel nya yang tergeletak begitu saja di samping diri nya.
*****Memarkir kan mobil nya, Gaga keluar dari mobil. Ia berjalan menuju caffe tempat biasa teman-teman nya berkumpul.
Di sana Gaga dapat melihat teman nya sedang bercanda gurau, Gaga langsung saja menghampiri mereka.
"OY." ucap nya sambil berhigh five.
"Lama banget ya, gue udah nunggu setengah jam tau nggak lo?!" ucap Kara.
"Sorry." ucap Gaga seraya duduk di samping Gani. "Udah pesen lo?" lanjut nya.
Vandra menyahuti, "Udah tinggal lo doang, sana lo pesen apa?"
"Pesenin dong Van, mager gue."
"Dih najis, nggak lo aja sana."
Kara yang melihat mereka berdua hanya memutarkan kedua bola mata nya dengan malas.
"Berisik elah, sini gue pesenin. Mau pesen apaan lo?"
Gaga tersenyum manis ke arah Kara, "Emang the best banget lo Kar, makin sayang gue."
Kara yang mendengar itu langsung berakting dengan gaya ingin muntah.
"Najis banget."
Gaga bahagia, saat-saat seperti ini yang ia inginkan. Tertawa bahagia bersama teman-teman nya. Bahkan ia pernah tidak pulang dua minggu karena terlalu males berada di rumah, yang hanya ada ia dan adik nya saja.
Asisten rumah nya hanya membersihkan rumah, jika sudah bersih langsung pulang.
Gaga mengusak rambut Kara dengan gemas, ia sudah menganggap Kara dan Vandra seperti adik nya sendiri.
"Ihh apaan sih Ga, rambut gue berantakan tau nggak?! Nyebelin banget lo." Kara menghempaskan tangan Gaga dengan kasar.
Gaga tersenyum, "Gemesh gue liat lo, pengen gue gigit."
Chanda yang mendengar itu langsung saja mengeplak bahu Gaga lumayan kencang. Dan membawa Kara ke dalam dekapan nya.
"Pacar gue ya anying, enak aja lo asal gigit."
Kara tersenyum meledek ke arah Gaga, dengan mulut berucap tanpa suara seperti. "Sukurin lo wle." di akhiri dengan menjulur kan lidah nya.
Gaga hanya menggeleng melihat kelakuan Kara.
"Aduh, aww sakit."
Saat sedang asik bercanda, mereka semua menengok ke asal suara.
Disana ia melihat Nana bersama seorang teman nya. Sedang berjalan ke arah tempat mereka semua, akan tetapi Nana tersandung sesuatu dan akhir nya terjatuh.
"Tuh lo liat pacar lo Tha, cerobah terus. Jalan sampe nggak liat ke depan." Niel tertawa seraya menyenggol lengan Attha.
"Ya gitu deh, udah biasa." ucap Attha.
Nana dan Abbi langsung saja duduk di tempat yang kosong.
"Sorry telat, gue abis jemput tuan putri."
"Ohiya kenalin temen gue, nama nya Abbi." lanjut Nana.
Semua yang berada di sana berjabat tangan dengan Abbi, cuma saja ada satu orang yang sedari tadi hanya melongo kaget.
"SAYANG!" tiba-tiba Gaga berucap, dan itu membuat semua yang ada di sana kaget, bahkan ada yang keselek.
Haii jangan lupa vote and komen yaa ❤️
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Painting^
Teen FictionHanya cerita tentang Angga, Iqbaal, Jeno dan Jaemin. -Angbaal = Angga Iqbaal -Nomin = Jeno Jaemin ~~~~~~~~~~~~~~~~~ ⚠️WARNING BXB AREA!⚠️ #BANYAK BAHASA KASAR #BAHASA BAKU NON BAKU #BOYSLOVE #Kalau gak suka gak usah dibaca. #Jangan salah lapak!