Selain menjaga kekasih bosnya, Luca mengemban sebuah tugas lain. Ia pergi ke markas organisasi Dongcheon.
"Oh? Luca?" Rachel tampak terkejut melihat kedatangan consigliere mafia Italia itu, "kenapa kau ada di sini? Kau tak seharusnya datang ke Korea!"
"Aku harus bertemu Mr. Choi."
"Jika ada yang ingin kau bicarakan dengan Mr. Choi, kau bisa menitipkan pesan saja kepadaku, tak perlu ke mari. Bagaimana jika kau tertangkap?"
Luca melirik Rachel ogah-ogahan, "kami sudah tahu situasi yang sebenarnya, jadi kau tak perlu sok perhatian lagi."
Rachel tercengang.
Luca melangkah menyusuri lorong hingga sampai ke depan pintu yang dijaga para preman anggota Dongcheon.
"Beritahu bosmu, perwakilan Keluarga Cassano ingin bertemu."
Para preman itu tentu tak mengerti bahasa Italia, hanya tahu kata "boss" saja, sehingga mereka menebak-nebak artinya.
"Boss? Hyungnim sedang pijat, kau bisa kembali lagi nanti."
Luca pun tak mengerti bahasa Korea namun menebak bahwa ia tak diizinkan masuk.
"I said--"
"Biarkan dia masuk," perintah Rachel.
"Tapi--"
Rachel menerobos mereka, lalu membuka pintu. Luca juga hendak menyusulnya, namun Rachel menahannya.
"Tunggu sebentar di sini."
Di dalam ruangan itu, ada sebuah tirai terbentang. Terlihat siluet seorang wanita berambut panjang sedang menduduki seorang pria yang tengah berbaring. Tak hanya kedua tangannya yang bergerak, seluruh tubuhnya juga bergerak turun naik untuk 'memijat' salah satu organ tubuh berharga milik pria. Desahan keduanya membuat siapapun yang mendengarnya bergidik geli. Namun Rachel tampak tak peduli.
"Hoenjangnim..."
"Hmm... Apa kau tidak lihat aku sedang apa?"
"Luca dari Cassano ingin menemuimu."
Choi Moo Jin tak segera menjawab sampai ia menuntaskan hasratnya. Ia bangkit seraya mengusir wanita yang 'memijatnya' itu keluar. Choi Moo Jin mengikat tali kimononya sambil berjalan menuju meja kerjanya, sementara Rachel keluar untuk memanggil Luca.
"Hei, Luca, kenapa kalian sangat sulit dihubungi? Kupikir Vincenzo marah karena kegagalan transaksi kita tempo hari. Kapan kita akan transaksi lagi? Kali ini aku jamin semua aman."
Luca belum menjawab, karena Rachel belum menerjemahkannya.
"Ra Hae-ya? Kau melamun?"
"Maaf, Hoenjangnim. Sebenarnya aku yang tidak menyampaikan pesanmu kepada mereka."
"Apa? Apa maksudmu? Bukankah aku menyuruhmu menghubungi mereka begitu urusan dengan kepolisian selesai?"
"Ya. Tapi aku tidak menjalankan perintahmu. Maaf."
"Kenapa?"
"Aku... aku ingin memastikan semuanya lebih aman."
Choi Moo Jin menatapnya beberapa detik, kemudian terkekeh sinis. Ia bangkit memutari mejanya sampai berdiri di hadapan Rachel.
PLAK!!!
Choi Moo Jin menamparnya keras hingga tubuh wanita itu jatuh dan bibirnya berdarah. Luca berjengit kaget.
"Siapa kau yang berani-beraninya memutuskan seenaknya? Hei, hanya karena aku memberimu perhatian lebih, bukan berarti kau bisa seenaknya sendiri! Sudah berapa hari ini? Huh? Hampir sebulan? Hampir sebulan aku tidak menghasilkan uang karena barangnya tidak ada!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[IDN] Opium [Vincenzo FF]-HIATUS
Fiksi Penggemar"Apa kau menaruh narkoba ke dalam minumanku? Aku kecanduan... Kecanduan dirimu..." -- Hong Cha Young "Mau lihat pistol di kamarku?" -- Vincenzo Cassano WARNING 19+ 🙈