3

22 6 9
                                    

".. terima kasih.." anak itu tersenyum, tak mengira akan mendapat semangat dari sosok asing yang beberapa menit lalu ia temui.

"coba kau pikirkan lagi.. kalau kau tidak manis dan berkarisma, apa iya kau akan dikejar-kejar oleh anak-anak perempuan tadi??"

".. ppfffttt.... kau ini malah membahas yang tidak-tidak"

"hahahah iya 'kan? Mereka mengejar karena suka padamu.."

"hhh... aku tidak suka dikejar-kejar begitu tahu.. mereka terang terangan sekali, makanya aku kabur"

"lalu kau biasa kabur dan sembunyi disini?"

"tidak juga sih.. kadang aku berlindung dengan pulang bersama kakakku.. tapi karena hari ini kami tidak bisa pulang bersama jadinya aku pulang sendirian dan mereka melihatku lalu.. ya.."

"ohh.. menjadi populer itu merepotkan ya.."

"apaan sih.." disenggolnya pelan bahu sang Siren, keduanya mengobrol dengan santai.

"hahahahah..." tawa Filix sangat lembut, tawa yang menularkan senyuman pada lawan bicaranya.

"oiya Filix, apa kau orang penting atau anggota kerajaan? Kau memakai mahkota emas.."

"oh ini, iya.. aku Earl of Sirens, aku pemimpin atau yaa.. Raja kaum Siren di Thalassas.. kerajaan seluas lautan di Enn Vassili.." sambil melepas mahkota dan memandangi batu Amethystnya, Filix akhirnya memberi tahu identitasnya.

"aksghytjeksdckv...?!?!? KAU RAJA?!?!" jelas saja Felix terbelalak kaget, bukankah Raja merupakan orang paling tinggi di Kerajaan?

"kenapa kaget begitu? Biarpun Raja tapi aku tidak sombong kok, lihat.. kita bisa mengobrol santai 'kan.." dipakailah lagi leader itemnya itu.

"bu-bukankah hal gawat bagi kerajaanmu kalau kau hilang?!"

".... iya juga ya.."

"RAJA MACAM APA SIH DIA INI?!?!"

"hehehe.. makanya aku ingin cari tau dulu kenapa aku bisa terdampar ke dunia ini.. kalau sudah tau, aku tinggal mengulangnya saja 'kan.."

"kau akan menggunakan sihir untuk kembali pulang? Kau sungguh bisa menggunakan sihir dan mantra dan apalah itu?"

"seharusnya bisa.. jangankan sihir, berubah wujud menjadi manusia juga hal biasa buatku.. tapi disini aku tidak bisa berubah, energiku hanya tinggal sedikit.. apa karena semalam aku habis-habisan menggunakan Magiaku untuk melawan arus ya.."

"Magia? Apa itu?"

"energi sihir.. kami menyebutnya Magia.. dari beragam warna Magia di Enn Vassili, Siren memiliki warna Turquoise sebagai perwujudan samudera.." Filix menjentikkan jarinya, berusaha memantik Magia. Tapi percikan yang muncul sangatlah kecil.

"di dunia ini tidak ada sihir loh 'Lix.. bagaimana kalau kau tidak bisa menggunakan sihirmu karena sistem di dunia ini?"

"... entahlah.. kalau bukan dengan Magia dan sihir, dengan cara apa aku kembali pulang.." Siren itu menunduk lesu. Padahal biasanya Magianya berlimpah apalagi Filix tak pernah meninggalkan lautan.

"jika ada hal lain yang bisa kulakukan untukmu, katakan saja ya.. aku pasti akan mengusahakannya.." Felix menggenggam tangannya hingga Siren itu menoleh.

".. iya, pasti.. terima kasih ya.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SKZtale : Tada tada Kireina MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang