" Askara bangun!!!"
Teriakan itu cukup menggema di seluruh penjuru rumah, Askara yang tengah asik di alam mimpinya pun terlonjak kaget.
" Apasih ya Tuhan pagi-pagi gini, suara kaleng rombeng darimana!" omel Askara dengan mata yang masih terpejam
Maya sang ibu rupanya sudah berada di kamar Askara saat ini, dan mendengar rometan sang putra nya yang sangat malas ini.
Dengan mata membelalak dan berkacak pinggang, Maya mengambil air segayung lalu ia siramkan ke Askara. Askara yang baru saja ingin hadir di alam mimpi nya lagi pun terlonjak kaget.
" Bocor.. bocor.."
Maya dengan muka yang marah pun, " Apa yang bocor Askara!!! Cepat bangun, ini udah jam 7!!"
Askara dengan nyawa yang masih belum terkumpul, sambil mengusap-usap wajah nya yang basah akibat sang ibu nya pun langsung mengaduh kesakitan
" Mamah, kaki Askara masih sakit" ucapnya dengan nada manja
"Sejak kapan kamu diajari manja kek gini, hah!"
Mr.Boy angkat bicara, entah sejak kapan ia berada di kamar Askara. " Bukannya ini kamu sendiri yang buat!" timpalnya lagi.Askara yang menyadari keberadaan sang ayah pun, langsung bergegas tanpa basa-basi menyusuri kamar mandi dengan kaki yang masih terasa sakit. Askara menghindari perdebatan yang nanti nya akan berujung perkelahian, memang sejak dulu Askara tidak pernah mau menunjukkan sisi lemah nya di hadapan sang ayah. Ia selalu dituntut untuk mandiri.
" Sudah, jangan terlalu keras dengan Askara. Ayok kita ke meja makan" ucap Maya menenangkan suaminya.
"Dasar anak manja, itulah kamu manjain terus dia. Mangkanya seperti itu! Mau jadi apa dia!" Ucap Mr.Boy yang masih terdengar oleh Askara di dalam kamar mandi.
Maya mencoba menenangkan kembali suaminya " Sudah, Sudah" .
"Emang gue gak pernah seberharga itu di mata papah" Lirih Askara dengan sendu.
***
Sedangkan di sisi lain, terdapat dua orang putri dan satu pria paruh baya yang sedang menikmati sarapan nya. Mereka begitu tenang dan damai, namun di sela-sela mereka menikmati santapan.
"Pah, Nanda gak mau sekolah!"
"Loh, kenapa kamu gak mau sekolah Nan?" Ara kaget mendengar ucapan adiknya itu
Irwan yang sejak tadi tengah menikmati sarapan nya dengan tenang pun ikut kaget mendengar penuturan putri kecil nya itu.
" Nanda capek kak" lirih Nanda menahan tangis
Ara memegang tangan Nanda, " Nanda, kamu kenapa? Kalo ada apa-apa bilang ke kakak"
" Yasudah kalau Nanda gak mau sekolah dulu gak apa-apa, biar kakak sendiri aja yang sekolah yah" Irwan pun membuka suaranya seolah ia paham apa yang dirasakan sang putri kecil nya ini
Ara langsung menoleh ke papah nya setelah mendengar pernyataan papah nya tersebut.
"Pah! Ga bisa gitu dong, Nanda itu gak kenapa-napa loh. Kenapa dia tiba-tiba gak mau sekolah gini! Harusnya papa larang dia kalau dia gak mau sekolah pah! Bukan malah dibolehin!" Ara dengan emosi yang meluap-luap, ia sangat tak paham dengan kondisi adik nya.
Irwan hanya terdiam mendengar ucapan Ara, sedangkan Nanda ia sudah terisak karena mendengar bentakan sang kakak. Ara pun menyudahi sarapan nya dan bergegas ke kamar nya.