¡!twoˊˎ-

120 23 1
                                    

'Ingin dekat'

Happy reading!!!

Tok.tok.tok

Pintu kamarku di ketuk entah oleh siapa, dengan malas ku arahkan langkah kakiku menuju pintu, lalu membuka pintu. Disana terpampanglah kak Bumi yang berada di depan pintu.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Kalau Zendral ngajak lo kenalan lebih jauh, jangan iyakan paham?" Ucapnya dengan raut wajah serius, oh kapan terakhir dia se-serius ini?

"Kenapa emang? Gak mau masuk dulu ngopi gitu kek" ucapku sedikit bercanda, tapi untungnya kak Bumi mengangguk dan masuk ke kamarku lebih dulu. Dirinya mencomot satu kotak susu yang ada di kulkas miniku, lalu duduk di kasur sedangkan aku di meja belajarku.

"Dia mau jadiin lo taruhan" dapat kulihat, dia emosi membahas hal ini.

"Dapetin hati gua terus di tinggalin? Apa yang bakal dia dapetin kalau rencana itu berhasil?" Tanyaku.

"Unit apart Ray di Semarang dan mobil dari Juan" jawab kak Bumi.

"Miskin. Gua bahkan bisa ngasih lebih dari itu. No prob I can handle that haha"

"Wina. Dengerin gua ya? Zendral gak bakal semudah itu buat nyerah sama taruhan itu"

"So... I can help him to get what his want right? Dan setelahnya gua bisa putusin dia sambil mempermalukan dia kan?"

"Wina, fokus sama belajar lo, kalau lo gua liat dekat sama dia, subsidi susu kotak lo tiap bulan gua stop." Ucapnya dengan penuh penekanan, lalu pergi meninggalkan kamarku tanpa pamit, bahkan kotak susu bekas dia saja di buang sembarangan, terkadang tidak ada adab, menyebalkan.

"Loh kak, gak bisa gitu dong, stok susu kotak gua jangan di stop!" Telat dia sudah pergi kalau begini lebih baik aku menurutinya saja ini semua demi susu kotak.

¡!⛸️ᏃeiƝᥲ」

Keesokan harinya seperti biasa Wina hanya membaca buku yang sama berulang kali, entah apa yang membuatnya tertarik dengan buku mapel.

"Morning pretty, lo lagi baca apa?" Sapa Zendral, tapi Wina memilih untuk mengabaikannya, tetap fokus dengan buku, dirinya juga mengingat ucapan sang kakak tadi malam.

'Demi subsidi susu kotak gua!!'

"Kok sapaan gua gak di balas sih cantik? Nanti gua sedih loh" lagi dan lagi Wina tidak menjawab ucapan Zendral. Bukan Zendral namanya kalau menyerah begitu saja, dirinya memilih untuk mengusili dengan mengambil buku yang Wina baca.

"What the- Zendral!! Give me back my book!" Kesal Wina sembari mencoba mengambil bukunya dari tangan Zendral.

"Wait pretty, gua cuman mau liat apa yang buat lo tertarik sama ni buku" kesal dengan jawaban Zendral, Wina mencoba mengambil bukunya lagi sambil memukul tubuh Zendral dengan buku tulis yang ia ambil di meja secara bertubi-tubi. Menyerah, Zendral mengembalikan buku Wina sambil tersenyum sumringah membuat Wina ingin mengacak mukanya.

"Gua gak pernah ngusik lo, jadi jangan pernah ngusik gua lagi!" Ucap Wina setelah mendapatkan kembali bukunya lalu duduk tenang di bangkunya.

"Tapi Lo ngusik hati dan pikiran gua tau gak?"

'Not my business' batin Wina.

"Win, gua pengen jadi temen deket lo deh" ucap Zendral.

"Sayang sekali guanya gak mau"

"Tapi kelamaan lo bakal mau, liat aja dalam seminggu lo jadi kangen gua terus"

'Huh, in your dream!' batin Wina. Ia tak menghiraukannya ucapan zendral.

𖥔TBC𖥔

Bagaimana?? Suka ga? Enjoy ga sama cerita ini? Kalau kamu suka kamu bisa kasih aku vote di pojok kiri bawah ya!!

See you next chapter!
Paypay!!!!

Sekali lagi maaf ya kalau narasinya berantakan (⁠╯⁠︵⁠╰⁠,⁠)

-fifi

ZeiNa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang