¡!threeˊˎ-

82 17 3
                                    

'Kelomang gila!'

Happy reading!!

Di pagi hari yang cerah, saat ini Wina sedang berjalan di koridor sekolah dengan santai sambil membaca novel, novel hanya ia jadikan selingan ketika ia sudah merasa cukup membaca buku mapel. Dengan Bumi yang berada di sampingnya, menjaga sang adik takutnya terbentur.

"Dek udah dong bacanya nanti tabrakan sama orang" ujar Bumi memperingati Wina, namun yang di peringati hanya berdehem dan memberi sedikit alasan.

"Dikit lagi ganti bab 4, nanggung" karena kesal dengan alasan yang sedari tadi ia selalu mengeluarkan itu, Bumi langsung merebut novel yang di baca Wina.

"Kak Bumiii jangan di ambil nanggung, nanti gua kepikiran ih" ujar Wina sambil mencoba merebut kembali novel miliknya. Namun bukan Bumi kalau tidak usil kepada adiknya, jadi Bumi membuat novel itu sedikit lebih tinggi agar Wina tidak dapat menjangkaunya.

"Kak Bumi aku aduin bunda ya!"

"Nyehh ngadu muluu"

"Biarin, habisnya lu gangguin- hmmmpppppp" belum selesai dengan kalimatnya, mulut Wina lebih dulu di bungkam oleh tangan Bumi.

"Shttt diam, gue mau kasih liat sesuatu" ucap Bumi lalu menjauhkan tangannya dari mulut Wina mengalihkannya ke pergelangan tangan Wina lalu menariknya menuju suatu tempat.

"Kita mau kemana?" Tanya Wina di tengah perjalanan.

"Ke suatu tempat biar lo gak deket deket zendral lagi" ucap Bumi dengan penuh penekanan. Sepertinya Bumi membenci Zendral, padahal mereka kan merupakan teman?

Bergelut dengan pikirannya sendiri, wina sampai tidak merasa kalau dirinya sudah berhenti berjalan. Ini di kantin! Dirinya mengedarkan pandangannya dan dirinya menangkap pemandangan Zendral yang sedang menggoda Meiza anak kelas sebelah.

"Ew... menjijikan, gombalan macam apa itu?" Celetuk Wina ketika mendengar kalimat demi kalimat yang Zendral keluarkan dari mulutnya.

"Beri gelar apa?" Tanya Bumi.

"Buaya darat? No, no, no! Kelomang gila!" Seru Wina.

"Kelomang itu keong gak si? Kenapa gak keong racun aja?"

"Malas, bagus itu aja, gausah ganti-ganti rencana gua dah!"

"Monyet, balik ke kelas lu buruan"

"Novel gua dulu balikin"

"No no! i kembaliin pulangan" tegas Bumi.

"You gak boleh sita-sita barang ai sembarangan"

"Bomat, gua duluan bye!"

"ARGHHH KAK BUMI!" teriak Wina sambil mengejar Bumi, jarak Zendral dengan Wina tak terlalu jauh jadi Zendral dapat mendengar teriakan Wina dan tersenyum sinis.

¡!⛸️ᏃeiƝᥲ」

"Kiw, cewek" sapa Zendral. Namun tak ada jawaban dari Wina.

"Duh, cewek, jangan kacang-in kakanda dong"

'benar-benar kelomang gila!'

"Lo kenapa sih? Badmood kah?" Zendral mencoba mengajak Wina mengobrol sekali lagi.

"Diem deh, gua sedang memikirkan cara" jawab Wina dengan nada sedikit kesal.

"Cara buat apa?" Tanya zendral kepo.

"Memusnahkan elu! Gedeg banget gua sama lu" jawab Wina. Sedangkan Zendral hanya terkekeh dengan jawaban Wina, baginya itu sedikit lucu, tapi bagi Wina itu sama sekali tidak lucu.

"Apaan ketawa? Gua gak lagi ngelawak ya!"

"Lu memang gak ngelawak, tapi raut wajah lo yang lucu, makanya gua ketawa. Lo tu lucu banget pengen gua unyel-unyel tau gak"

"Berisik Zendral! Gua pukul ya lu!" Ujar Wina dengan sangat amat kesal, sebenarnya tidak kesal-kesal banget si... Tapi ya kesal aja gitu xixi.

"Aduhhh lucunya calon pacar" pekik Zendral saat melihat wajah Wina yang memerah menahan emosi sambil mengepalkan tangannya.

'bundaa selamatkan Wina dari kelomang gila T_T'

•tbc•

Hai haii kita kembali bertemu!!
Bagaimana dengan chapter ini? Kalian enjoy ga? Kalau kamu suka tolong kasih aku vote di pojok kiri bawah ya!! Terimakasih

Sekali lagi maaf karena narasi yang berantakan 🙏🏻🙏🏻

-fifi

ZeiNa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang