SATU

181 18 0
                                    

Plakkk

Pemuda bertindik di telinga itu tertoleh ke samping akibat sebuah tamparan. Theo diam seribu bahasa, ia tidak memprotes karena memang pantas mendapatkan ini. Gadis cantik di depannya ini menatapnya penuh amarah, nafas memburu dengan mata berkaca-kaca, Cryztal tidak menyangka Theo telah menghianati dirinya. Janji yang mereka buat dua tahun lalu ternyata hanya bualan semata.

"Enyah lo dari kehidupan gue!" bentak gadis itu galak.

Theo mengambil lengan Cryztal lembut, pemuda itu tampak kacau dilihat dari raut wajahnya yang menampilkan penyesalan amat dalam. Netra tajamnya memandang Cryztal sendu.

"Lepasin, lepasinn!" Cryztal menghempas cekalan Theo di lengannya.

"Dengerin aku dulu sayang please." Kata Theo memelas.

Cryztal menatap nyalah pemuda itu, "Jelasin apa hah?! semuanya udah jelas. Selama ini ternyata lo hianatin gue!" sentak Cryztal dengan mata melotot tajam.

"Enggak. aku gak hianatin kamu yang." Jawab Theo tegas, rasanya ia sudah ingin menangis karena Cryztal tidak mau mendengar penjelasannya.Mana mungkin Theo mau kehilangan gadis seperti Cryztal, membayangkan saja Theo tidak mampu. Padahal tampangnya sangar dan di takut i oleh semua murid di SMA Bima Sakti, tapi kalau sama Cryztal cowok itu sama sekali tidak berani.

"GUE CINTA SAMA LO TAPI APA BALASAN LO HAH?!" teriak Cryztal serak, otot-otot lehernya sampai menonjol.

Theo menggeleng pelan, ia bersimpuh di lantai, kepalanya mendongak menatap Cryztal sedih.
"Aku sayang sama kamu yang, gak mungkin aku berniat hianatin kamu." Kedua tangan Theo memegangi lengan Cryztal.

"Gue mau pulang. Jangan ikutin!"

"Tapi yang---"

"Shut up!" bentak Cryztal frustasi, gadis itu tidak tahan melihat muka Theo dan ingin mencakarnya sampai mampus.

Sementara Theo masih bergeming di tempat, gadisnya baru saja pergi dengan keadaan emosi meluap-luap, ia tahu betul bagaimana Cryztal kalau sedang tidak baik-baik saja, gadis itu akan betah mendiami semua orang bahkan sampai lebaran tiba! Theo menonjok tembok di sebelahnya keras, ia sangat kesal.

Cryztal sangat emosi ketika ia sampai di kediamannya, tadi malam gadis itu mendapat kabar mengenai Theo, tentang apa yang di lakukan pemuda itu sampai membuat gadis sepertinya marah besar. Ternyata selama ia pindah ke luar negeri, Theo dekat dengan seorang gadis cacat yang kemana-mana harus di bantu dengan kursi roda. Pemuda itu semakin hari semakin dekat dengan gadis yang ia ketahui bernama, Arabella Sintia Salim yang lebih di kenal dengan nama Bella.

Cryztal tidak mempermasalahkan jika Theo kasihan kepada Bella hingga harus setiap hari membantu, membonceng tiap berangkat dan pulang sekolah Cryztal tetap tidak masalah. Tapi yang menjadi alasan kemarahannya adalah Theo sudah bertunangan dengan gadis itu! Entah apa yang berada di pikiran pemuda itu hingga berani mengambil tindakan seenak-nya tanpa memberitahu apa-apa kepada Cryztal.

Kalau saja ia tahu, pasti ia akan memutuskan hubungan dengan Theo dari lama tanpa harus bertengkar seperti tadi dan jadi tontonan semua murid SMA Bima Sakti. Masa pas hari pertama ia di sekolah baru langsung menjadi pusat perhatian? jujur saja Cryztal malu.

Sementara Theo dengan penampilan yang cukup kacau menyendiri di taman belakang sekolah. Pemuda itu mengembuskan asap rokok ke udara sambil berdecak berkali-kali lantaran menyesali sikap kelirunya. Kepalanya terasa pening memikirkan Cryztal,
"Arghhh kenapa jadi gini sih!" teriaknya kesal, Theo menunduk dalam.
Perkiraannya Cryztal datang dua bulan lagi, dan saat itu dia harusnya sudah menyelesaikan hubungan dengan Bella. Tapi takdir benar-benar membuat Theo kelimpungan, segala sesuatu yang ia perkirakan ternyata salah. Cryztal datang di saat hubungannya dengan Bella masih dekat. Yang ada di pikiran Theo sekarang hanyalah bagaimana ia mencari cara agar Cryztal memaafkannya, dengan cara apa pun akan ia lakukan karena seorang Theo tidak akan mampu kehilangan Cryztal.

plak

Seseorang menepuk bahu Theo membuat pemuda itu menoleh dengan malas saat tahu siapa pelakunya, "Ngapain lo sendirian disini? nanti kesambet lho." Ujar cowok di samping Theo.
"Ck. Lo bisa diem ga sih, gausah nanya-nanya!" ketus Theo kesal.
"Baru nanya sekali udah di bilang nanya-nanya, lagian salah lo sendiri yo! kalau gue jadi Cryztal pasti juga bakal marah banget sih."
"Kalo lo kesini cuma mau bikin gue kesal mending pergi aja deh Gas!"
Cowok bernama Bagas Adi Nugroho itu mengembuskan napas pelan, "Dibilangin bukannya instrospeksi malah marah."
Theo memutar bola matanya malas, suara Bagas malah semakin membuat kepalanya pusing. Ia butuh sesuatu yang menenangkan.

Pemuda itu beranjak dari duduknya meninggalkan Bagas yang masih menatap kepergiannya dengan prihatin.










Sorry kalau pendek🤣
Spam next disini
Jangan lupa vote

CRYZTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang