⚜️. Longing (end)

233 37 6
                                    

Mata Bakugou tiba-tiba terbuka lebar dengan langit-lagit kamar mengisi pandangan, dia berkeringat, berusaha untuk duduk, memijit kepalanya dengan kedua tangan.

Ia mengingat semuanya.

Kejadian di masa lalu, dan di masa sekarang. Ia mengingatnya, tubuh Bakugou terguncang. Matanya terasa panas, tangisannya pecah. Bakugou menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, dia mengingat merah, darah, kekerasan, bagaimana dia mati terbunuh di depan Kirishima tepat di hari ulang tahunnya. Semua yang dialami di masa lalu, terasa sangat nyata, ketidak pastian dan takut menjalar, membuat pikiran kelam.

Bakugou bahkan tidak menyadari bahwa dia tidak memakai pakaian, hanya ditutupi selimut. Hatinya hancur mengingat perang besar yang terjadi karena manusia ingin memusnahkan makhluk selain mereka dari bumi ini, tidak peduli seberapa keras dia menyembunyikan Kirishima, pemburu vampir selalu tahu di mana mereka bersembunyi.

Tubuh Bakugou terperanjat saat seseorang membuka pintu kamarnya, dari situ dia menangis lebih keras, seperti keran bocor— tak tertahan. Kirishima panik, baki makanan yang ia bawa langsung diletakkan di atas meja belajarnya, berlari mendekati badan Bakugou yang gemetar, ia menutupi wajah dengan selimut, menutupi tangisannya.

"Katsuki apa ini salahku?"

Tuhan, suara itu— suara kekasihnya, suara seseorang yang selalu menemaninya, seseorang yang menjadi penguat dan sumber tawanya, dia merindukannya, merindukan Kirishima.

"Aku minta maaf kalau kemarin terlalu berlebihan, aku— aku- seharusnya."

"Idiot," isaknya, "idiot! idiot! idiot! rambut merah bodoh!"

Bakugou menarik lelaki itu, memeluknya, menyandarkan kepala pada bahu kokoh— bagian yang paling ia suka.

Kirishima meletakkan tangannya, mengelus punggung Bakugou, hangat tubuh dari kesayangannya membuat Bakugou lebih tenang, dia berhenti menangis, walau sesekali terisak dan ingusnya sudah meleber ke baju Kirishima, dia tidak peduli.

"Aku minta maaf kalau aku salah, ok? Aku—"

"Ah! Diam!" Bakugou cemberut, meremas kedua pipi Kirishima dengan tangannya. "Apa—" Bakugou rasanya ingin menangis lagi, tapi dia sekuat tenaga menahan.

Wajah Kirishima polos dan benar-benar kebingungan, tidak terpikirkan kalau ingatan Bakugou akan kembali sangat cepat.

"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya sambil mengerutkan hidung.

"Ugh, aku baik-baik saja?" Jawab Kirishima, memiringkan kepalanya seperti anak anjing.

Semuanya masih sama, bahkan gerak-gerik dan sifatnya, Bakugou merasa sangat bersyukur.

"Eiji, aku minta maaf, karena telah meninggalkanmu lebih dulu." Nada bicaranya lembut, dia bisa melihat raut wajah Kirishima yang berubah, mulai dari bingung, heran, berpikir, kemudian sadar dengan apa yang dia maksud.

"Kat— Katsuki kau, ngh, kau mengingatku?"

Kirishima pun menangis, memeluk tubuhnya erat, sangat erat, seakan tidak ingin melepas Bakugou, seakan jika ia melepaskannya Bakugou akan tiba-tiba menghilang dari sisinya.

"Aku tidak bisa melindungimu, aku yang minta maaf." Kirishima terisak, menghirup leher Bakugou, merasakan geli pada kulitnya karena napas Kirishima berhembus di sana.

Bakugou menggeleng pelan, "Tidak ada yang salah, yang penting kau di sini sekarang." Ia menyisir rambut merah pendek dari Kirishima, ia jadi rindu dengan rambut panjangnya.

Bibir Kirishima mengecup lehernya, lalu memberi pipinya beberapa ciuman, serta kening— bagian kesukaannya.

Dia meraih tangan Bakugou, menautkan jari-jari mereka, memberi remasan pelan, protective.

"Aku merindukanmu," ucapnya sambil tersenyum, Bakugou ingin tertawa melihat sisa ingus Kirishima.

"A— pft- Aku juga."

"Kenapa kau tertawa?" Dia mencubit pangkal hidung Kirishima, "ingusmu."

"Ah!" Kirishima mengelap ingusnya dengan serbet, setelah selesai dia kembali lagi tersenyum lebar. "Mina juga merindukanmu."

"Sepertinya kita berhutang banyak padanya."

Kirishima mengangguk, satu tangan mengelus rambut Bakugou, menyisir ke belakang helaian rambut yang menutupi kening.

"Kau keren, Katsuki. Bahkan di jaman modern kau masih menjadi orang keren!"

Mendengus bangga, Bakugou mendongakkan kepalanya angkuh. "Oh tentu saja!" Kirishima tertawa dengan sikap khas yang tidak pernah berubah.

"Aku benar-benar lelah, kau meniduriku sebelum ingatanku kembali. Eijirou apa kau binatang dalam masa kawin?!" Ejeknya.

Wajah Kirishima memerah, semerah rambutnya. "Ka- kau yang menggodaku duluan, ingat itu!"

Shit, benar juga.

Bahkan dirinya sebelum mengenal Kirishima masih jatuh cinta dengan pria yang sama. Ini benar-benar konyol.

Bakugou percaya kalau mereka adalah soulmate, dan ritual tidak akan terganggu jika pria pemburu vampir dengan penuh luka itu tidak mengacaukan. Jika orang itu bereinkarnasi di masa ini, Bakugou tidak akan segan-segan membunuhnya.

"Kau makan dulu aku memasakkan sandwich untukmu." Kirishima berencana ingin memgambil baki, namun tangan Bakugo menariknya. Situasi yang sangat familiar, bibir Bakugou cemberut, terlihat menggemaskan.

"Aku, um .. aku ingin kau memelukku lebih lama."

Mana bisa ia menolak, dia tidak akan bisa berkata ‘tidak’ kepada seorang Bakugou Katsuki, tidak pernah mampu tahan dari wajah imut cemberut dari kesayangannya.

Kirishima bergeser lebih dekat pada kasur, membiarkan Bakugou untuk bersender pada dadanya lebih lama, tangan mengelus, menyisir rambut pirang.

Semuanya akan baik-baik saja.

Semoga tidak ada lagi rintangan bagi mereka, di dunia ini, tanpa pemburu vampir, tanpa ancaman, dengan rumah aman dari pembunuh yang mengincar kepalanya.

Semuanya akan baik-baik saja, untuknya, untuk Bakugou.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

❤️END🧡

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[Author's note]

Weeee terimakasih sudah membaca bagi kalian yang baca, cerita ini sebenarnya ditulis udah lama banget cuman gue mager parah. Semoga kalian suka, jangan ragu komen, atau kasih votes, pecinta KiriBaku kayaknya semakin menipis :(  tapi gpp yang penting cerita ini kelar. Ada niat sih buat lanjutin dengan Bakugou ngajarin Kirishima gimana hidup di masa modern, dan di tempat kuliah berarti Kirishima juniornya Bakugou wkwkk tapi gue tau gue gak akan sanggup namatin jadi end nya ini aja. Mereka hidup bahagia, kiribaku solid💪🏻🙏🏻

Sebenarnya ingatan Deku udah kembali duluan sebelum Kacchan, cuman dia kaya takut ngomong aja karena "kayaknya gue doang deh yang ingatannya balik, jadi diem aja deh." Wkwk

Gue nulis cerita ini pas lagi galau parah, dan kalau lagi sedih biasanya gue dengerin lagu kpop yang ceria dan seneng, kebetulan tiba-tiba lagu Mago dari gfriend keputer di playlist gue dan gue tiba-tiba mikir, "hm gimana kalau KiriBaku reinkarnasi🤔" wkwk padahal lagunya sama sekali gak ada hubungannya sama cerita ini, inspirasi gue memang sering berasal dari kejadian random.

[KiriBaku] My SeraphTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang