"Sayang~"Jergion meminta minum kepada kekasihnya. Dia lelah sekali setelah bermain dengan anaknya. Apalagi Tiara baru saja membeli anjing peliharaan untuk El. Anak itu seolah tidak ada habisnya bermain. Sekarang, dia sudah tidur siang bersama Tiara.
Sementara mereka masih istirahat di bawah pohon rindang. Jergion menyandarkan punggungnya di batang pohon, sedangkan Lyla merebahkan dirinya dan berbantalkan paha Jergion.
"Aku gak tau kalo Mama kamu ada di sini, udah lama tinggal sama Eyang?"
"Barusan aja kok ke sini lagi. Eyang gak pernah minta anaknya buat tinggal sama dia. Ada suster yang jagain. Dia selalu biarin anaknya buat milih jalannya sendiri. Buat dia, anak itu bukan investasi masa depan yang dipaksa ngerawat dia di usia tua. Walau, kalau anaknya pengen tinggal sama dia, dia tetap suka."
"Aku gak tau, aku gak punya orang tua."
Jergion mengelus rambut Lyla setelah mendengar hal itu.
"Nanti suatu saat kita juga bakalan kayak gitu, kan?" ujar Jergion.
"Hm, tapi aku suka kepikiran deh. Kalo di masa depan nanti rasa cinta di hati kita mulai hilang, apa yang bakalan kamu lakuin?"
Jergion menghela nafasnya. Angin berhembus menyentuh rambut keduanya dengan lembut dan mengirimkan sensasi segar di musim panas ini.
"Buatku, masa depan itu hari ini. Besok adalah misteri."
Benar juga. Kenapa selama ini Lyla berfikiran terlalu jauh? Bahkan, kadang hal itu membuat dia stress sendiri. Ya, dia stress memikirkan berbagai macam kemungkinan tentang masa depan.
"Kehidupanku dulu gak enak, Jer. Aku selalu liat nenekku mempersiapkan masa depanku dari jauh-jauh hari. Pas aku kecil, aku ngerasa kalau itu keren banget. Aku juga mau begitu ke anak-anak aku. Makanya aku udah nyiapin tabungan dan biaya untuk kehidupan El kalau suatu saat nanti aku mati."
"Itu bagus, sayang. Aku gak menyalahkan. Nenek kamu pasti mau kasih yang terbaik buat kamu, kan? Itu gak salah, kok."
Benar juga ya.
Ada banyak hal baru yang mereka dapatkan lewat bertukar fikiran seperti ini. Di bawah langit dan di atas bumi yang mereka pijak, kedua insan membicarakan tentang dua fikiran dengan komposisi yang berbeda.
"Pertanyaan kamu tadi, aku mau jawab. Kalau suatu saat rasa cinta aku hilang ke kamu, aku bakalan tetap milih buat mencintai kamu. Mama pernah bilang kalau dia ngelakuin hal itu ke Papa. Waktu rasa cinta dia hilang ke Papa, dia tetap memilih untuk mencintai Papa."
"Emang bisa ya gitu? Caranya gimana?" tanya Lyla kemudian.
Jergion terkekeh mendengarnya.
"Sayang, sebelumnya maaf ya. Aku udah tau tentang orang tua kamu dari tante Sonia. Sekarang aku tanya, apa kamu tetap sayang sama Ayah kamu walau dia udah nyakitin kamu?"
Lyla terdiam sejenak. Jergion memberikan kekasihnya untuk mengambil jeda agar dia dapat menangkap pola tentang poin yang ingin dia katakan.
"Orang bilang cinta itu gak bisa dikontrol, dia bisa terbang kemana aja yang dia mau. Aku mulai mempertanyakan lagi, apa makna cinta yang sebenarnya? Kalau gitu, kenapa masih banyak pasangan yang tetap bersama walau perasaan cinta mereka pudar?" Lyla mulai menyuarakan isi hatinya dengan Jergion yang setia mendengarkan semuanya. Salah satu hal yang paling Lyla cintai dari sosok Jergion.
Dia adalah seorang pendengar yang hebat.
"Jer, tanpa sadar, aku udah ngelakuin hal itu ke Ayah aku. Aku tetap cinta sama dia atas semua hal yang dia lakukan ke aku. Terlepas antara kami ada hubungan darah atau engga, aku tetap sayang sama dia. Itu semua karena aku memang memilih buat nerima semua kekurangan dan kebaikan dia. Saat aku menerima semuanya, aku sadar kalo hal yang aku lakuin itu adalah tanda aku memilih buat mencintai dia."
Hembusan angin kembali menyentuh wajah keduanya. Walau cuaca mulai sejuk, dan mungkin pertanda akan turun hujan, tak membuat keduanya terganggu. Justru, terkadang fenomena alam menjadi sebuah pertanda bahwa di dunia ini memang tidak ada yang abadi. Semua bisa terjadi dan bersifat sementara.
"Kiranya gitu, La. Suatu saat kita mungkin bisa lakuin hal itu dalam hubungan kita. Aku pengen berjuang dan ngehabisin sisa hidup aku sama kamu. Alolyla Summer apa kamu mau bareng-bareng menjalani hidup di dunia sama aku? Apa kamu mau jadiin aku bahu dan saling bersandar di penghujung hari yang melelahkan?"
Kedua jemari itu tertaut, berbagi suhu dan degub jantung yang seirama.
"Jalannya mungkin bakalna susah dan terjal, tapi aku memutuskan buat menjalani semuanya sama kamu. Seperti yang kamu bilang tadi, masa depan adalah hari ini. So..."
Lyla perlahan duduk bersila dan menyatukan lututnya di depan lutut Jergion.
"So... We might to get love, angry, sad, mixed feeling and remind me the reason why I choose to love you again. Like you said, tomorrow is mystery, so lets get lost. Lets write our love story under this gergous universe, you, I and our children."
Jergion mengusap lutut Lyla dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya sedang mengelus jemari halus kekasihnya.
"Be prepared darl. I am not promising any word. However, day by day I will show you what is love under my map of love. Are you ready?" tanya Jergion antusias.
Lyla melempar pelukannya ke tubuh tegap kekasihnya. Keduanya berbagi senyuman dan tawa hari itu dengan segala macam pertukaran imajinasi dan harapan tentang kehidupan yang akan terus berjalan dengan bergandengan tangan.
"Take me, Jerry~ Untill my last breath, I wanna share my love, soul and life with you."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Future (NOMIN AU CHAT)
ФанфікиKeinginan Lyla (Jaemin) untuk hamil dan punya anak tanpa memiliki suami, akhirnya terwujud berkat Jergion (Jeno). Namun, apakah dia tidak menyesali keputusannya tersebut? #NOMIN #fakechat #AU #MPREG #BXB #jeno #jaemin #nomin