Jaehyun tau dirinya salah dan telah melukai Jaemin, hingga akhirnya si manis lebih memilih mengakhiri hubungan mereka.
Jaemin meremat tas nya, melihat sang tunangan tengah bercumbu dengan mesranya bersama seorang perempuan. Jaemin tahu wanita itu adalah sekertaris tunangannya.
Jaemin tak sanggup, dia menutup pintu secara perlahan. Meninggalkan ruangan yang kini terdengar suara yang sangat menyakiti hatinya.
Jaemin mengusap air matanya, tak ingin para pegawai kantor sang tunangan curiga. Namun tanpa Jaemin ketahui semua pegawai memandangnya iba.
Mereka tahu, bahwa bos mereka sudah bermain belakang dari pasangannya sejak tiga bulan lalu, tepatnya saat sekertaris itu baru masuk ke kantor ini.
“ Nana? ” Seorang pegawai menyapa Jaemin. Memang para pegawai di suruh oleh Jaemin untuk memanggilnya Nana saja.
“Eh, Kak Karina. Kenapa kak?” Karina, dia adalah HRD di kantor tunangannya. Sudah seperti adik kakak bila bertemu Jaemin.
“Abis dari ruangan pak bos ya?” Karin membawa Jaemin pada sofa di pojok meja nya.
“E-eum” Jaemin menjawab ragu, Karina tersenyum. Mengalus rambut pirang Jaemin.
“Abis liat bos sama jalang itu ya?, gak papa. Nangis aja, kakak disini” Jaemin pun menangis, menumpahkan segalanya di bahu Karina.
Semua pegawai memilih diam, bahkan mereka turut bersedih, melihat punggung kecil itu bergetar dengan isakan memilukan.
Tak lama mereka melihat Jaehyun, bos mereka dengan sekertarisnya keluar. Para pegawai melirik sinis pada mereka, persetanan dengan sopan santun.
“Mba Hana, minimal rambutnya di benerin dulu. Terus bajunya lap pake tisu, di pikir pake pakaian kaya gitu bakal bikin kita iri karna mba berhasil HS sama PASANGAN ORANG” Seorang wanita berambut sebahu menyindir Hana, dia Ryujin. Sosok pegawai yang datar dan sangat ceplas ceplos.
“JAGA OMONGAN KAMU!” Mereka berdua belum sadar bahwa Jaemin ada di sana, Hana sudah bergerak ingin menampar Ryujin. Akhirnya Ryujin yang menampar habis habisan hingga Hana semakin terlihat berantakan.
“APA YANG KAMU LAKUKAN RYUJIN!” Jaehyun membentak, Ryujin yang muak pun menampar Jaehyun hingga kepalanya tertoleh ke samping. Dia ingin marah namun langsung urung saat melihat tunangannya menangis dalam pelukan Karina.
“N-na”
“Iya, dia Na Jaemin. Tunangan yang lo sia sia in, mampus deh buat lo. Dia udah tau semuanya” Jaehyun abai akan ucapan Ryujin, dia memilih berlari untuk bersimpuh di hadapan Jaemin.
“Sayang, hei liat aku. Maafin aku ya?, aku bisa jelasin semuanya sama kamu, oke?” Jaemin pun melepas pelukannya, Jaehyun tersenyum kecil. Namun nafasnya seolah tercekat mendengar suara Jaemin.
“Kakak?, kenapa kaya gini?. Kalau kakak udah bosen kenapa gak bilang?”
“S-sayang...”
“Nana ngerasa bodoh banget”
“Engga sayang, engga...” Jaemin tersenyum, dia mengusap wajah Jaehyun. Jaehyun menangis.
“Bahagia ya?, dia yang selama ini kakak tunggu kan?, Hana Violetha. Mantan kakak pas sma. Orang yang bikin kakak nutup hati rapat rapat buat siapapun”
“Aku kira aku udah menang, ternyata tetep Kak Hana pemilik hati kakak yang sesungguhnya” Jaemin mengusap air mata Jaehyun, dia berdiri. Menyematkan kecupan pada kening Jaehyun.
Sebelum benar benar pergi meninggalkan kekacauan di kantor tunangannya. Dia menyetop taksi, memandang pada jalan dengan tangan yang bertengger di perutnya. Mengusapnya pelan dengan luruhan air mata.
“Maaf ya sayang?, Papi gak bisa ngambil Papa. Papa sudah bahagia dengan cintanya. Kamu sama papi aja ya?” Jaehyun tidak tau, bahwa di perut sang tunangan sedang tumbuh janin yang baru berusia tiga minggu.
Itu juga jadi niat dari Jaemin, untuk memberitahukan kabar ini. Tapi yang dia lihat tidak sesuai dengan ekspetasi yang ia harapkan.
Jaemin sampai di unit apartemen milik Jaehyun, dia mulai membereskan barangnya. Benar-benar barang yang ia beli dengan uang nya. Bukan uang Jaehyun.
Saat semuanya sudah beres Jaemin tersentak dengan kedatangan Jaehyun, apalagi melihat Jaehyun yang kini bertekuk lutut di hadapannya.
“Na, jangan pergi. Aku mohon maafiin aku Na....Maaf... maaf... maaf” Jaemin tak bereaksi apa apa, dia hanya tersenyum dan melepas cincin yang tersemat di jarinya.
“Aku pulang ke rumah Dada sama ayah, aku udah gak bisa ngelanjutin semuanya. Aku udah pernah bilang kan?, aku bisa mentolerir segala kesalahan kamu. Kecuali perselingkuhan, dan mungkin emang udah kaya gini harusnya, jadi yaudah. Kamu gak salah, disini aku yang salah karna maksa kamu buat cinta sama aku padahal situasinya dulu kamu belum bisa ngelupain Kak Hana”
“Udah ya?, biarin aku pergi. Aku juga mau bahagia. Ini cincinnya aku kembalikan, semua kartu aku simpan di laci. Kartu kartu itu gak pernah aku pakai kok. Aku duluan ya?, inget kata aku. Kamu harus bahagia sekarang”
Jaehyun sudah tak dapat melakukan apa apa, dia meremat cincin dalam genggamannya. Melihat Jaemin pergi dengan tangan yang mengusap air matanya.
“Jaehyun bodoh” Dia meremat surainya. Semua usai. Dia kehilangan Jaemin, dan tanpa dirinya ketahui Jaehyun juga kehilangan anaknya.
FIN
ini ada ceritanya sendirii, tapi masih di revisii heheee, sorry kaloo up lelett bangett, ternyata banyak hal yang bikin ribet di rl
dan makasii buat kalian yang masih sering vote, komen dicerita2 aku yang aku gantung ituuuu
sayang banyak banyakkkk🤍🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Harem || nana x All
Fanfictioncerita berisikan one shot Jáemin yang sudah pasti bxb Mengandung konten M-preg dan beberapa kata kasar