Bangchan x Jaemin

2.1K 122 4
                                    

Club malam menjadi tempat pulang Bangchan malam ini, perkumpulan lelaki itu saling berbagi minuman.

“Lo masih sama si autis itu?” Hyunjin menatap kearah Bangchan dengan penuh ejekan.

“Serius Bang? gila. Lo gak malu??” Mereka tertawa, Bangchan hanya menghela nafas lelah.

Dia kesini niatnya untuk menjernihkan pikiran bukan untuk mendapat komentar tentang hidupnya.

Cmon bro, dari pada dibilang suami, lo lebih mirip baby sitter nya”

Bangchan merenung, dia menggenggam gelas kecil itu. Lelaki dengan piercing di bagian alis itu menatap datar.

Tak lama ponselnya berbunyi, semua langsung terdiam sebelum ejekan kembali di lontarkan.

“Bayi gede lo nelpon tuh minta disusuin” Mereka semua tertawa sarkas, Bangchan memilih abai. Dia menyimpan beberapa lembar merah di meja. Sebelum akhirnya keluar dari sana.

“Kakak, Hawoll!!”

Suara disana terdengar begitu ceria, tanpa sadar perasaan Bangchan mulai membaik. Seulas senyum kecil terbit.

“Iya Nana, Hallo. Kenapa hm?”

Kekehan geli terdengar di sebrang sana, Bangchan menaiki Mobil mewahnya. Bersandar pada kursi kemudi.

“Kejutan Nana ada”

Bangchan memahami, dia lantas menyalakan mesin mobil.

“Kejutan?”

“Eung!, pulang cepat Kakak!”

Bangchan terkekeh, dia mengangguk. Meski Jaemin, si manis di sebrang sana tak dapat melihatnya. 

“Iya, tunggu sebentar ya?”

“Nanaaa tunggu”

Lalu sambungan terputus, Bangchan mengemudi Mobil mewah itu dengan cepat. Tak mau membuat Jaemin sang istri menunggu terlalu lama.

Memasuki sebuah perumahan elit, Bangchan memasuki area rumahnya. Terlihat sepi. Mungkin sebagian pekerja sudah pulang atau tidur, terkecuali yang bertugas menjaga Jaemin.

Memencet bel lalu seorang wanita paruh baya dengan senyum hangatnya menyambut Bangchan.

“Jaemin dimana bi?” Bi Rani, selaku kepala pelayan sekaligus orang yang diamanahi menjaga Jaemin itu menunjuk ke arah ruang tv.

“Menunggu tuan katanya, mau kasih kejutan. Antusias sekali dari sore, padahal badannya agak anget”

Mendengar hal itu Bangchan tak bisa untuk tidak khawatir, tapi Bi Rani dengan cepat menenangkan.

“Tuan Nana baik-baik saja, sudah di periksa juga. Lebih baik tuan segera menemuinya sebelum dia tertidur”

Bangchan tertawa kecil, “Terimakasih Ya bi?”

“Eyy, sudah jadi tugas bibi itu” Bi Rani mengusap jenaka bahu tegak sang tuan muda yang sudah dianggap anak sendiri.

Bangchan berjalan kearah ruang tv, suara kartun anak-anak mengisi dengan ramai, lalu tawa yang begitu Bangchan rindukan ikut berbaur.

“Nana?”

Agak terkejut melihat ruang tv penuh dengan balon, Bangchan tersenyum kecil. Jaemin membawa kue coklat ditangannya.

“Mengapa lama??”

Cup

Kecupan ringan Bangchan berikan di kening Jaemin, memandang sang istri dengan raut bersalah.

“Maaf” Ujarnya penuh sesal.

“Diterima!”

Bangchan menatap kue coklat bertuliskan.

Congratulations, you're going to be a Daddy!!

“S-sayang... ini??”

Jaemin tertawa kecil, dia menyerahkan sebuah tespack dan hasil USG.

“Kata bibi ada baby disini, Nana Papi, kakak Papa!” Bangchan tak dapat menahan air mata kebahagian.

Menyimpan kue terlebih dahulu sebelum mendekap Jaemin begitu erat, rasanya begitu membuncah ruah.

Bangchan terisak, “Tidak apa Papa” Panggilan itu, Bangchan semakin membawa Jaemin masuk dalam pelukan hangat.

“Papa bahagia”

“Nana juga!!”

Bangchan terkekeh, dia melerai pelukan keduanya. Mengecupi semua inci wajah Jaemin penuh haru.

“Terimakasih Sayang, terimakasih”

“Sama-sama” Senyum polos itu selalu berhasil membuatnya jatuh cinta.

Mereka kembali tertawa bahagia. Bangchan sepenuhnya sadar. Jaemin memang tidak sesempurna pasangan diluar sana, karna Jaemin istimewa dan kewajiban Bangchan lah untuk menyempurnakan Jaemin.

Dua tahun berlalu

Si kecil Leon mulai aktif, berlari kesana kemari tanpa rasa lelah. Malah Bangchan yang kewalahan mengikuti jejak anak nakalnya.

“Papa lelah”

“Paa ua!” Seru bayi lima belas bulan itu sembari tertawa khas anak-anak.

“Heh!, anak durhaka” Bangchan datang menggelitiki si bayi, membuat suara tawa itu terdengar lebih nyaring.

“Piii yong!!”Jaemin dengan segera menghampiri keduanya, dia mencubit pelan lengan sang suami.

“Gak boleh papa!”

“Sakit sayang~”

Jaemin terlihat tidak peduli dan lebih memilih untuk meraih Leon pada pelukan.

“Paa at, pii”

Eung?

“Papa jahat, katanya papi”

Nooo, papa best. Leon juga harus best, okee?” 

“Oteee”

Leon beralih pada gendongan Bangchan. Dia memeluk leher sang Papa dengan lengan pendeknya.

“Paa, aap” Bangchan tersenyum, mengelus bahu sempit sang buah hati.

“Papa maafkan kalo Papa di kiss

“Muah, muah, muah” Bangchan terkekeh ketika kecupan basah dia terima dari sang putra tercinta.

“Sayang banyak-banyak!!”

Keluarga kecil itu lebur dalam tawa, Bangchan memberi kecupan sayang pada pucuk kepala kedua nya.

“Makasih karna udah mau bertahan sama kakak, Nana”

“Iya Kakak, Nana cinta”

“Kakak juga cinta Nana”

Jika dulu Bangchan sampai melepas Jaemin, bisa di pastikan dia tidak akan pernah sebahagia hari ini.







Fin

Harem || nana x AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang