2012
Setelah menjalani masa sekolah menengah pertama Kini Wanda sudah beranjak ke tingkat selanjutnya.
Masa SMA yang sangat ia nanti-nantikan.
Setelah pembagian kelas yang sebelum nya dia harus menjalani kewajiban sebagai murid baru di sebuah sekolah, yang tak lain dan tak bukan adalah Masa orientasi sekolah.
Tiga hari berturut-turut menjalani hal itu di lingkungan yang baru ia kenali. Untung saja Tania memilih sekolah yang sama dengan nya. Wanda bahagia saat melihat Eril juga mendaftarkan diri di SMA Negeri 2 ini. Tak sia-sia dia berdoa kepada Tuhan agar di satukan kembali di tahun ini dengan Eril.
Namun, semua kebahagiaan itu usai. Ketika mengetahui Eril memilih jurusan yang berbeda dengan nya. Eril memilih jurusan IPA dan yang lebih mengejutkan lagi, Ratih sahabat nya itu memasuki kelas yang sama dengan lelaki yang ia sukai.
Sebuah kebetulan yang tak Wanda inginkan.
Seminggu, sudah seminggu dia berada di sekolah ini. Dan hari Senin pertama nya sebagai murid resmi di SMA ini membuat nya sedikit bersemangat.
"Udah lah Wan, gak usah di pikirin. Lagian Ratih nggak mungkin mau ngembat si Eril,"ujar Tania yang sedari tadi memasukkan kacang polong ke dalam mulut nya.
Wanda menatap lesu ke arah ujung sepatu pantofel milik nya.
"Aku masalahin itu sih Ni, cuman kau tau sendiri kan katanya semakin terbiasa bersama semakin besar kemungkinan,"
"Kemungkinan Wanda bakalan suka sama Aku?"potong lelaki dengan baju yang sengaja ia keluarkan dari posisi sebenarnya. Wanda dan Tania yang duduk anteng di pojok teras kelas pun, menoleh ke arah sumber suara.
Tania mendesah kesal, lelaki itu. Anak alumni SMP 4 yang menjadi tokoh utama beberapa hari di MOS Minggu lalu.
"Pede banget," ketus Wanda yang langsung kembali membelakangi lelaki itu.
Bukannya pergi, lelaki jangkung itu malah mengambil posisi duduk tepat di sebelah Wanda lalu gadis itu reflek menjauh dari jangkauan lelaki itu.
"Dimas, sumpah ya jangan gangguin temen ku bisa gak sih?" Tania yang melihat raut wajah Wanda tak suka atas kehadiran lelaki yang ia sebut Dimas itu, langsung menegur nya.
Dimas menoleh ke arah Wanda yang sudah membuang wajah ke samping tak sudi melihat Dimas yang sejak pembagian kelas sudah mengganggu nya. Dimas tersenyum simpul.
Dimas Suryo Anggara, lelaki itu kembali menatap ke arah Tania dengan senyuman simpul nya itu.
"Temen mu ini, menarik banget. Jadi susah buat gak di ganggu." ujar nya di barengi senyuman lebar yang membuat lesung di pipi nya keluar.
"Dimas! Ayo buruan ke kantin," mendengar nama nya di panggil, Dimas lekas berdiri dari duduknya.
Melirik ke arah Wanda yang sama sekali tak ingin menatap lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirteen years
Lãng mạnWanda dengan kisah cinta yang berliku-liku, cukup lucu dan menyedihkan. Start 26sept