Miya menatap seseorang yang berdiri di sampingnya. Sedang mendeskripsikan sesuatu dengan sangat detail sehingga Miya sendiri dapat membayangkan apa yang sedang gadis itu katakan.
"Oh- gua nemu lagu bagus njrit."
Gadis itu mengeluarkan ponselnya. Menyetel lirik lagu yang dia temukan beberapa jam yang lalu. Miya mendengar nya dengan seksama. Hingga bagian reff diputar, Miya langsung mengetahui makna lagi itu bagi [Name]. Ya, [Name] teman Miya sejak sekolah dasar karena Miya siswa pindahan.
I wanna ruin our friendship
We should be lovers instead
I don't know how to say this
'Cause you're really my dearest friendOh, your love for them won't last long
We should be lovers insteadOh, your love for them won't last long
We should be lovers insteadMiya tersenyum tipis dengan lirik lagunya. Sang gadis juga tersenyum pada Miya penuh harap. Entah kenapa Miya menyukai ini.
"Bagus lagunya. Share lah share." Miya mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
Gadis itu langsung mengirimkan lagunya pada Miya, dan sedikit rasa kecewa mengganggunya. Miya benar benar tidak menotice lagu yang dia tunjukkan?
Miya menyadari wajah gadis itu tapi tetap tidak bertanya apapun hingga akhirnya gadis itu bicara."Gimana kalo salah satu dari kita, pengen wujud in lagu itu?"
"Hm? Wujud in lagunya?" Miya menoleh setelah mematikan ponselnya kembali.
"Iya.." [Name] menatap wajahnya di layar ponselnya yang mati, "lu.. gapernah jatuh cinta sama gua?"
Miya menyandarkan tubuhnya, "Gak, sama sekali gak pernah."
Gadis dengan rambut sebahu itu menunduk, entah kenapa rasanya begitu menyakitkan. Lalu untuk apa selama ini Miya begitu mengkhawatirkan apapun tentang dirinya?
Tangan Miya meraba pipi gadis itu. Dengan cepat dia menoleh kearah lain. Tapi pemuda ini tetap menegang kedua pipi gadis itu dengan tangannya.
Terlihat pula matanya mulai berair.
"Memangnya selama ini, lu pernah bilang kalo lu suka gua?" Miya menatapnya dalam. Mata gadis itu terbelalak. Memang.. memang tidak pernah. Tidak pernah pula terucap kata cemburu dari bibirnya.
"...gak.."
"Lu selalu bilang, 'gua pengen punya cowo. Tapi gamau yang modelan elu karena lu gak peka.' gitu kan?"
Gadis itu mengangguk pelan, tidak.. dia hanya menginginkan laki laki tidak peka di hadapannya ini.
"[Name], gua gapernah sekedar jatuh cinta sama lu. Gapernah. Karena gua jatuh cinta setiap hari sama lu. Jatuh cinta dengan kode kode ya lu kasih ke gua."
Bulir bening menetes melalui matanya, menuju tangan Miya yang masih terus memegangi pipinya. Miya mengusapnya perlahan.
"Lu selalu nangis kalo gua bilang gua gapernah jatuh cinta sama lu, tapi lu selalu ngebuat rasa yang awalnya iri. Jadi suka. Lu tau, itu cukup buat pembuktian kalo gua suka sama lu."
[Name] menepis tangan Miya dan mendorongnya menjauh.
"Lu gak peka." Protes [Name] dengan wajah tertunduk.
"Gua selalu peka. Apapun tentang lu." Miya menarik tangan gadis itu mendekat padanya, "tapi gua selalu suka cara lu menyatain cinta ke gua. Itu yang buat gua bisa nerima kehadiran lu setiap saat."
Miya membalik tangan [Name], lalu mencium pergelangan tangan [Name].
"Jangan lakuin sesuatu yang kayak gini karena lu cemburu sama gua.."
"Gua gak punya hak ngomong cemburu. Gila lu."
Semakin mendekat. Miya duduk di depan gadis itu.
"Sekarang punya."
"... maksudnya?"
"Gak perlu gua jelasin lagi kan?"
Gadis itu mengangguk pelan. Lalu sedikit tersenyum. Miya mencubit pelan pipi [Name].
"Senyum yang lebar. Bocah." Protes Miya dengan sedikit menekan cubitannya di pipi gadis itu.
"AUH- NGACAAAAAA!"
"HAHAHA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𒀭𝓐𝓷𝓰𝓼𝓽 𝔀𝓮𝓮𝓴 _ ᴊꜱʜᴋ✦⸼࣪⸳✓
Ficción históricaAsupan buat stan AmaNene dan TsukaSaku:3 Jibaku Shounen Hanako Kun ©𝐀𝐲𝐚𝐫𝐢𝐅𝐮𝐣𝐢𝐢𝟏𝟔𝟐 Start : 8 Agustus 2022 End : (target) 14 Agustus 2022 Status : complete Disclaimer : Iro Aida Sensei