Prologue

148 21 0
                                    

Kedua anak 9 tahun yang sedang bermain dengan ceria tampak menggemaskan di taman milik keluarga Suou.

Bunga daisy putih terpasang cantik di telinga anak perempuan dengan bantuan anak laki-laki di depannya.

"(Name)-chan terlihat so cute dengan bunga itu!"

"Benarkah? Kalau begitu sekarang giliran Kasa-kun!" seru (Name) yang memakaikan mahkota bunga buatannya di kepala Tsukasa.

Semburat merah tipis tampak pada pipi Tsukasa, dia terpesona oleh kecantikan mahkota yang ada di kepalanya.

Dan … gadis di depannya.

"Sangat cantik! Aku menyukainya!" ucapnya dengan riang, mereka tertawa senang khas anak kecil.

Tsukasa Suou dan (Name) (Surname). Kedua anak yang menempel satu sama lain, mungkin dari bayi hingga orang dewasa tahu bahwa mereka selalu melekat seperti lem.

Tsukasa menatap (Name) yang sedang tertidur di atas rumput taman miliknya, sebelum menempatkan diri di sebelahnya dan ikut tertidur.

Hari yang sore membuat anak perempuan itu terbangun, menyadari bahwa dia harus pulang. Dia melihat Tsukasa yang tertidur di sampingnya.

Bibirnya mengerucut, "duh … padahal Kasa-kun bisa tidur di kamarnya sendiri yang lebih nyaman daripada mengikuti aku yang ketiduran di sini," gerutunya yang merasa bersalah.

"Kasa-kun bangun!"

"Mhm, kenapa (Name)-chan?"

"Apa Kasa-kun mau tidur di sini selamanya? Aku pulang dulu, ya."

"Eh? Sudah mau pulang?"

"Iya, nanti aku dimarahi jika terlambat pulang."

Sudut bibir Tsukasa tertarik ke bawah, "besok (Name)-chan akan kesini lagi 'kan?"

"Tentu saja! Aku akan datang besok, besoknya lagi, besok besoknya lagi!" ucap (Name) tersenyum.

Tsukasa melambai-lambaikan tangannya melepaskan kepergian (Name). Gadis kecil itu membalas lambaiannya dengan semangat sebelum hilang dari pandangan Tsukasa.

Pelayan di sebelah Tsukasa mendekatkan kepalanya ke telinga Tsukasa, "Tuan, apakah Tuan tidak ingin memberikannya sekarang saja?"

"Hehe! Aku akan memberikannya saat ulang tahunnya saja!" seru Tsukasa dengan semu merah samar di kedua pipinya.

ℕ𝕒𝕨𝕒𝕤𝕖𝕟𝕒 | 𝐓𝐬𝐮𝐤𝐚𝐬𝐚 𝐒𝐮𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang