Chapter 1

152 10 1
                                    

Hai Semua! Selamat datang di cerita aku. Terimakasih sudah mampir.

Cerita ini murni dari pemikiran penulis. Semua nama, tempat dan kejadian di dalamnya juga fiktif belaka.

HAPPY READING!!

____________________________

Seorang perempuan keluar dari sebuah club malam yang cukup populer di Surabaya. Rose Night, orang-orang biasa menyebutnya. Dengan aroma alkohol yang menguar, ia berjalan sempoyongan dengan arah tak menentu sambil terus mengumpat.

"Bangsat banget! Kenapa semua gak berjalan sesuai keinginan gue, sih?!"

"Kenapa Tuhan gak adil sama gue." Dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kenapa papa gak pernah menghargai gue? Kenapa Papa gak pernah peduli sama gue? Kenapa Dio juga lebih memilih jalang itu daripada gue? Kenapa?!" Akhirnya air mata yang sedari tadi ia bendung itu berhasil lolos membasahi pipinya.

Betapa mirisnya perjalanan hidupmu, Bel. Perempuan yang sedang kita bicarakan itu adalah Arabella akrabnya dipanggil Abel. Memiliki keluarga yang berantakan tidak masuk dalam daftar impiannya.

Semenjak kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah, dia tak pernah lagi bertemu dengan sosok perempuan yang telah melahirkannya itu. Sebenarnya, Abel memiliki seorang kakak laki-laki. Namun sang kakak memutuskan untuk memilih ikut dengan mamanya kembali ke Pulau Dewata. Dan disinilah sekarang hanya dirinyalah yang ikut dengan Papanya.

"Bego, tolol, bodoh kamu, Bel." Ungkapnya merutuki diri sendiri.

Tiba-tiba rasa pusing dan lemas menghinggapi tubuhnya. Ah! Mungkin efek dari minuman yang dia minum di club tadi.

Ketika netra terasa buram dan gelap.
Braakk! Tubuh mungilnya pun akhirnya jatuh ke jalan. Tapi sebelum tubuhnya menyentuh aspal, tiba-tiba ada seseorang yang menangkap tubuhnya. Belum jelas dia melihat wajah orang itu pandangannya pun menjadi gelap.

_______________________________

Jam menunjukkan pukul 00.30 tengah malam.

"Sel kon gak ikut kita ke asrama aja, to?" Ucap salah satu teman yang bernama Ronaldo.

"Gak seh capek banget aku, pengen balik ke apart sekali-kali."

Bus berhenti tepat di depan sebuah gedung apartemen bergaya modern. Lelaki jangkung bernama Marselino pun turun dari bus tersebut. Dia mulai berjalan memasuki apartemen. Namun dia menghentikan langkahnya karena penglihatannya menangkap sesuatu yang cukup mengganggu. Seorang perempuan yang ia pastikan mabuk itu akan terjatuh di dekat taman apartemennya. Dia menjatuhkan tasnya lantas berlari menghampiri perempuan itu.

Hap! Untung tidak jatuh. Marsel berhasil menangkap perempuan itu. Nampaknya dia meminum alkohol terlalu banyak hingga mabuk dan akhirnya tak sadarkan diri. Marsel menduga dengan pakaiannya yang seperti ini, mungkin perempuan ini baru pulang dari club malam. Marsel berpikir sejenak. Apa dia tak tau jika sangat amat berbahaya bagi perempuan seperti dia dengan pakaian kurang bahan dan keluar rumah sendirian di tengah malam?

Karena tak tau harus dibawa kemana perempuan itu. Akhirnya Marsel membawanya masuk ke dalam apartemennya.

Di dalam apartemen, Marsel langsung menidurkan perempuan itu ke ranjang miliknya. Marsel terpaku ketika wajahnya tak sengaja berdekatan dengan perempuan itu. Mata sembab dan hidungnya merah.

"Kayaknya dia habis nangis. Lebih baik kubiarkan dia istirahat aja deh." Ucap Marsel

Kemudian dia bergegas meninggalkan perempuan itu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket karena berlatih seharian.

Serelah selesai mandi dia kembali menghampiri perempuan itu berniat untuk membangunkannya. Betapa terkejutnya dia saat tau ternyata perempuan itu sudah terbangun sambil kembali menangis.

_______________________________

"Papa! Dio! Kenapa kalian jahat sama Abel. Kalian tega melakukan semua ke gue." Abel mulai mengoceh sambil menangis.
"Kalian semua BANGSAT.. BAJINGAN!!" Umpat Eca lagi sambil terus menangis tanpa henti.

Marsel mendengar semuanya. Termasuk nama perempuan itu. Jadi namanya Abel, batin Marsel. Nama yang indah.

Sepertinya dia sedang ada masalah. Terlihat dari wajahnya yang murung dan sangat frustasi. Dari tadi dia hanya menangis, apa dia tidak lelah. Marsel yang tak tega melihatnya pun menghampirinya. Marsel mencoba untuk menenangkan Abel, namun dia malah semakin berteriak-berteriak tidak jelas karena terkejut dengan keberadaan Marsel. Marsel mencoba membungkam mulut Abel menggunakan tangannya. Naas tangannya malah digigit.

"AAKKHH!!" Marsel menarik tangannya.
"Hmmmpp huwaaaa!!! Lo siapa? Gue ada dimana? Lo mau nyulik gue ya!"

Tidak bisa dibiarkan, jika perempuan ini terus berteriak akan menimbulkan masalah bagi dirinya. Dan tentunya akan mengganggu tetangganya.

"Tenanglah, aku tidak mempunyai niat jahat padamu, aku hanya menolongmu." Ungkap Marsel,

Namun Abel tak menggubrisya. Tetap saja perempuan itu tetap berteriak sambil menangis. Kemudian terlintas sebuah ide di otak Marsel. Tak ada cara lain untuk membuatnya tenang dan berhenti menangis batinnya. Hap! Abel seketika terdiam, ketika ia merasakan ada seseorang yang tiba-tiba merengkuh tubuhnya hingga menabrak dada bidang orang itu. Dia mencoba mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang itu. Pandangannya terkunci tepat ketika dia menatap manik mata laki-laki itu. Mata hitam legam dengan sorotnya yang tajam, akan tetapi ada sebuah ketulusan yang memberikan rasa aman dan nyaman. Rasa yang selama ini amat dia rindukan. Rasa yang mampu menghentikan kegiatannya tadi.

Namun air mata perlahan kembali menetes di pipi Abel. Dia menangis tanpa mengeluarkan suara. Marsel yang menyadari bahwa Abel mulai menangis langsung mengeratkan pelukannya sampil menepuk-nepuk punggung perempuan itu.

Setelah beberapa saat Marshel merasa sepertinya perempuan itu sudah tertidur. Dia mencoba melepaskan pelukannya dan kembali menidurkan perempuan itu.

"Seberat apapun hidup kamu, ingatlah bahwa kamu tidak sendirian. Tuhan selalu ada disisimu." Gumam Marsel sepelan mungkin agar tak membangunkan perempuan itu. Marsel tak habis pikir apa yang sebenarnya terjadi pada perempuan ini, kenapa dia sepertinya sangat terluka dan kesepian.

"Good Night, Abel." Ucap Marsel sambil berlalu pergi.

•Next•

Hai Readers! Terimakasih sudah mampir ke cerita aku 🤗

Disini aku pengen pakai Marselino Ferdinan pemain sepak bola Timnas Garuda Indonesia sekaligus Persebaya sebagai visual cowoknya.

Disini aku pengen pakai Marselino Ferdinan pemain sepak bola Timnas Garuda Indonesia sekaligus Persebaya sebagai visual cowoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komentar ya, biar aku tambah semangat buat nulis. Bye bye 🖤🖤

Nice to Meet You, Marselino!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang