2

869 92 2
                                    

Lisa memasuki kelas dengan sumringah, orang mungkin tidak menyadari perubahan yang terjadi padanya karena Lisa memang seperti itu, si mood booster.

Namun ada satu orang yang menyadari itu, wanita berkacamata yang duduk di sudut ruangan. Dia melihat mata Lisa yang lebih bersinar hari ini. Dia jadi mengingat kejadian semalam.

"Jadi pacarku ya"

Wajah Jennie bersemu merah, apakah Lisa sedang bercanda sekarang? Ia tidak yakin dengan ajakan itu.

Lisa terkekeh melihat wajah Jennie, mudah sekali dibaca "kau pasti meragukanku kan?"

Tepat sasaran membuat Jennie meringis, ekpresinya sepertinya tidak bisa berbohong ya.

"Aku serius mengajakmu Jen. Aku tidak bodoh menyadari sikapmu dari tadi sampai saat ini"

Bukankah Lisa terlalu peka? Begitulah pikir Jennie. Padahal mereka hanya sehari berbicara tapi Lisa sudah tahu bagaimana perasaannya. Mungkin keputusan tepat bersembunyi selama ini dari lingkaran hidup Lisa.

"Tapi kenapa kau mau aku jadi pacarmu? Seperti katamu kita baru sehari ini berbicara" Jennie akhirnya mengucapkan keraguannya, dia takut hanya akan dipermainkan oleh Lisa.

"Aku memang belum menyukaimu atau mencintaimu" jawaban Lisa yang kelewat jujur itu tentu membuat sedikit kesedihan di hati Jennie "tapi aku yakin ingin menjadi pacarmu dan menjadikanmu pacarku" Lisa tersenyum, posisi mereka belum berubah. Kepala Lisa masih berada di pangkuan Jennie.

"Aku..." Jennie tidak tahu membalas apa, sebuah kebohongan kalau dia tidak mau tapi kalau dia mengulur terlalu lama takut Lisa akan berpaling.

Lisa duduk, mengambil tangan Jennie yang ada di pangkuannya, menggenggam terasa pas sekali di tangannya.

"Aku baru pertama kali begini bersama seorang wanita. Bahkan pria tidak ada yang membuatku begini. Beri aku kesempatan Jen, aku akan jatuh cinta padamu sama kerasnya seperti kau jatuh padaku.. ah tidak, bahkan lebih keras"

Mendengar kalimat itu, senyum Jennie segera terbit di pipinya. Benar..kesempatan.

"Tapi aku tidak ingin orang lain tahu tentang kita"

Mendengar itu Lisa segera cemberut, oh ayolah.. siapa sebenarnya sekarang yang sedang jatuh cinta ini? Mengapa seakan Lisa yang sudah tidak sabar mengumumkan pada dunia bahwa Jennie adalah kekasihnya?

"Tapi Seulgi boleh ya? Dia teman terbaik dari yang terbaikku" akhirnya Lisa mengalah

Jennie tersenyum manis lalu mengangguk pelan membuat Lisa juga ikut tersenyum.

Malam itu Jennie dijemput sekitar pukul satu pagi, oleh yang katanya supir keluarganya.

Meski enggan berpisah namun dengan malu-malu Jennie melambaikan tangan masuk ke dalam mobil yang dibalas oleh Lisa yang masih tersenyum manis. Ah.. betapa indahnya jatuh cinta.

Seulgi yang melewati Jennie tersenyum simpul bersikap ramah yang dibalas senyum oleh Jennie, sepertinya Lisa sudah menceritakan tentang mereka pada Seulgi.

Lisa yang bertemu tatap dengan Jennie terlihat semakin ceria, tangannya melambai kecil dari samping badannya membuat Jennie gemas, benar-benar menuruti keinginannya agar tidak ada yang tahu hubungan mereka.

Ponsel Jennie bergetar menandakan sebuah pesan masuk, dan sepertinya dia tahu siapa itu. Ya.. tentu saja kekasihnya yang sedari pagi hampir tiap jam mengiriminya pesan.

"Selamat pagi Jen" pesan yang dia dapat ketika baru membuka mata

"Jangan lupa sarapan" pesan yang dia dapat ketika ada di meja makan

Remember Why You Started. (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang