7

1.3K 119 6
                                    

Sudah dua hari Lisa kembali ke rumah orang tua nya sedangkan Jennie sudah dua hari pula mengurung diri di rumah, dia hanya bilang bahwa dia cuti sebentar pada kakaknya. Tapi seperti yang kita tahu, kakaknya adalah manusia paling peka, apalagi itu berhubungan dengan adiknya.

"Kakak sudah mengirim makan malam, jangan lupa makan" sebuah pesan masuk ke ponsel Jennie bertepatan dengan bel yang berbunyi, sepertinya itu adalah kurir suruhan kakaknya. Namun seperti biasa, itu hanya akan dibiarkan begitu saja.

Kakaknya tidak menyerah tentu saja, dia masih rutin mengirimi makan sudah dua hari ini.

Tapi kali ini bel berbunyi sampai tiga kali membuat Jennie mengerang kesal, biasanya hanya sekali. Sepertinya kak Jung-Hyun menyuruh agar menekan bel sampai Jennie keluar, dengan tubuh lemah dan lusuh Jennie keluar dari kamar menuju kearah pintunya.

"Halo Lisa" Jung-Hyun mengangkat telepon yang baru masuk ke ponselnya.

"Maafkan aku kak" Lisa langsung meminta maaf, entah bagaimana dia merasa perlu melakukannya.

Padahal Lisa sudah berjanji akan membuat Jennie bahagia sehingga Jung-Hyun memberi izin mereka tinggal serumah, dengan pesan 'jangan aneh-aneh' tentu saja tapi dia malah membuat Jennie menangis.

"Jelaskan"

Lisa menelan ludahnya, ini seperti mendengar nada yang sama seperti pertama kali Lisa bertemu kak Jung-Hyun, nada tidak bersahabat.

Lisa menjelaskan semua, dari awal sampai akhir tidak ada yang terlewat, bahkan pertengkaran mereka malam itu dan kalimat-kalimat yang dia keluarkan yang menyakiti hati Jennie. Lisa juga menjelaskan tentang langkah ke depannya tentang hubungannya dengan Jennie.

"Apakah aku bisa mempercayaimu kali ini?" Jung-Hyun menghela nafas mendengar penjelasan itu, dia tidak berhak marah karena dia tidak berada di keadaan mereka, dia hanya menyayangkan sikap mereka yang tidak bisa menyelesaikan dengan baik-baik.

"Aku mohon kesempatannya kak"

Jung-Hyun tersenyum mendengar itu, tidak salah dia mempercayakan adiknya pada Lisa, sangat bertanggung jawab.

"Baik, aku percaya padamu"

"Terimakasih kak, terimakasih kak" Lisa sampai menundukkan kepala padahal mereka berbicara lewat telpon

Setelah berbicara dengan Jung-Hyun, Lisa memantapkan hatinya, menyetir menuju rumah, rumah mereka berdua.

Lisa terheran-heran ketika melihat banyak makanan terbuang di depan pintu rumah mereka, yang sepertinya dari kak Jung-Hyun seperti yang diucapkannya tadi.

Bahkan ada yang baru diantar, terlihat masih ada uap yang mengepul. Dia mengambil makanan itu lalu menekan bel.

Sekali.. tidak ada yang membuka.

Dua kali.. masih belum ada.

Tiga kali..

Cklek

Lisa memundurkan tubuhnya ketika pintu terbuka, terlihat tubuh yang mengurus di depannya. Ada apa dengan kekasihnya?

"Sayang?" Lisa yang memanggil karena Jennie tidak menyadari kehadirannya, matanya fokus kearah makanan yang terbuang, dia mencari makanan yang baru diantar, sepertinya.

Dengan gerak lambat Jennie mengangkat kepalanya ketika mendengar suara familiar itu, suara yang membuat tubuhnya bereaksi gila, gemetar karena ingin menangis. Dia sangat merindukan orang di depannya ini.

Lisa yang melihat Jennie masih memegang kenop pintu, menangis memandang kearahnya, melihat betapa kekasihnya itu menderita karena dia. Hanya lewat mata Lisa tahu betapa Jennie merindukannya.

Remember Why You Started. (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang