Epilog

1.7K 121 20
                                    

Mereka sudah di tempat tidur setelah acara penyematan cincin tadi, dengan setujunya Jennie bisa dibilang mereka sudah saling mengikat bukan? Tinggal mencari tanggal yang pas untuk melaksanakan pernikahan.

Jennie bahkan masih memandang tidak percaya kearah cincin yang ada di jari manis kiri, sebagai tanda dia telah dilamar. Kalau menikah nanti cincinnya akan berada di jari manis tangan kanan.

"Gak bosan sayang?" Lisa yang baru keluar dari kamar mandi tersenyum ketika melihat Jennie yang sedari tadi masih memandangi jarinya, mendapati gelengan dari Jennie membuat Lisa akhirnya terkekeh, dia sebenarnya juga tidak percaya akan melamar Jennie tapi sepertinya dia juga tidak ingin kehilangan kekasihnya itu.

"Gigit pipi boleh gak?" Lisa gemas sekali, setelah memaksa untuk makan malam, pipi yang sempat menirus itu sedikit mengembang membuat Lisa ingin menggigitnya.

"Dari 6 tahun lalu nanyain sampai sekarang gak direalisasikan" Jennie tertawa mengingat Lisa pernah menanyakan hal yang sama padanya dan sejak itu dia tidak pernah menanyakan lagi.

"Makanya sekarang nanya lagi, kalau gak dibolehin juga, aku tanya 6 tahun lagi" jawaban Lisa membuat keduanya tertawa, merasa lucu dengan tingkah mereka.

"Yaudah sini"

Lisa segera bergegas kearah Jennie yang sudah duduk di pinggir tempat tidur, tentu tidak ingin mengulur waktu takut Jennie berubah pikiran.

Melihat Jennie yang menutup mata sambil menyodorkan pipi gembulnya, Lisa menahan senyum. Mimpi apa dia bisa mendapatkan wanita secantik ini, yang makin bertambah umur malah semakin cantik. Apalagi setelah lulus kuliah Jennie mulai melepas kacamata, menata rambut dan memakai make-up. Cantik.. sangat sangat cantik berkali-kali lipat cantiknya.

Jennie membuka satu mata, mengintip karena belum juga merasakan sakit di pipinya, yang katanya ingin digigit.

"Cium aja boleh gak?" Lisa balik bertanya, sebenarnya gigit itu hanya bentuk kegemasannya, tidak benar-benar ingin mengigit.

Jennie menutup mata, yang berarti diizinkan, dengan lambat Lisa memajukan bibirnya menuju pipi kanan Jennie.

Cup

Hanya sebentar sebelum Lisa menarik wajahnya menjauh, lihat..  wajah keduanya memerah malu-malu. Ini adalah ciuman pipi pertama mereka, tidak salah memang kalau teman-teman mereka menjuluki sebagai pasangan 'orang suci'.

"Aku boleh cium pipi gak?" kini giliran Jennie yang bertanya yang dibalas anggukan pelan dari Lisa, kedua matanya menutup menunggu Jennie.

Cup

Bibir Jennie mendarat di pipi Lisa, sepersekian detik dan dia menarik wajahnya. Lihat.. bukan hanya wajah sekarang, telinga mereka juga ikut memerah. Pasangan ini.. benar-benar tidak masuk akal bukan? Tapi menggemaskan.

Lisa menjatuhkan kepalanya di bahu Jennie, sekalian menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Jadi pengen cepat nikahin" 

Jennie terkekeh mengerti maksud ucapan Lisa, sudah dibilang kan mereka itu dua orang dewasa yang mengerti hal-hal dewasa namun tidak mau praktik langsung.

"Kenapa emang?" Jennie memancing, pura-pura tidak mengerti, sepertinya mereka juga sesekali perlu membahas hal mesum.

"Biar bisa praktik film porno yang dikirim Moonbyul"

HEH! Mulutnya!

*****************************

17.00

Remember Why You Started. (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang