Sudah lama kita tidak pernah bertemu
Kalau dihitung pertemuan kita hanya sekedar tatapan saja
Tidak lebih tidak kurang
Aku masih sangat bersyukur
Jilbab merah muda terbungkus dengan wajah anggunmu
Membuat aku tidak bisa berkata,
Kecantikanmu seperti tulisan puisi jalaluddin rumi
Senyummu bak pelangi yang terselip dalam langit
Aku hanya bisa melihatmu dari jauh di bangku kelas.
Setiap malam aku selalu menunggumu didepan kelas hanya sekedar melihatmu
Mahasiswa yang berlalu lalang didepan bagiku tak ada kata ramai,
Yang ada hanya kesepian jika kamu tidak hadir diantaranya.
Suatu ketika Aku dan Gadis berjilbab itu bertemu didepan ruang rektorat
Dia pun melempar senyum, aku pun sangat bahagia.
Kalimat dan pertanyaan menjadi satu antara aku dan gadis berjilbab itu
Sangat bahagia sekali bisa dekat meskipun hanya empat puluh lima menit saja
Waktu yang tak terasa cepat, aku pun berpisah diperempatan kampus
Maghrib sudah bergemuruh adzan, aku dan gadis berjilbab itu saling pandang
Hati ini sebenarnya tidak ikhlas jika harus berpisah
Gadis berjilbab itu berucap dengan lirih, "Aku pulang dulu."
Aku hanya bisa melihat dia menjauh semakin sesak hati ini
Mencoba menangis tapi tidak keluar airmata
Sejak saat itu aku dan gadis berjilbab itu tidak bertemu
Puluhan hari sampai ribuan hari atau bisa juga tahun demi tahun
Aku dan Gadis berjilbab itu bahagia dengan takdir masing - masing
Berjalan sesuai cerita cintanya
Berjuang dengan jodohnya
Berani atas nasibnya.Surabaya, September 2011.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Gadis Berjilbab Itu
PoetryPuisi yang pernah saya buat berdasarkan kisah nyata, sekitar tahun 2010 puisi ini saya tulis disela sela waktu menjadi mahasiswa. Gadis berjilbab itu pesonannya seperti bintang kejora, bisa dilihat tapi tidak bisa dimiliki, semoga puisi ini menjadi...