✘♚✘
The Dragon. Mendengar nama itu saja sudah membuat bulu kuduk merinding, menurut masyarakat The Dragon itu perkumpulan pahlawan karena sering membantu polisi untuk menangkap penjahat, seperti bandar narkoba, koruptor, atau penjahat kecil lainnya. Mereka memang mafia tapi bukan seperti mafia kebanyakan The Dragon sering melakukan kebajikan, membantu masyarakat dan melindungi yang lemah. Menurut rumor ketua dan wakil ketua The Dragon itu perempuan, dan sisanya laki-laki.
The Dragon beranggotakan lebih dari 500 orang, sedangkan untuk anggota inti ada enam orang dua perempuan menjabat sebagai ketua dan wakil empat lainnya sebagai anggota inti. Sedangkan anggota biasa sebagian besar laki-laki, perempuan hanya ada beberapa karena masuk The Dragon itu sulitnya minta ampun, selain harus bisa bela diri mereka juga di harusnya memiliki pemikiran yang luas dan logis.
Identitas mereka juga rahasia, tak banyak yang mengetahui wajah mereka karena di rahasiakan. Bila ada misi mereka akan memakai topi dan masker. Mereka juga melakukan misi dengan bersih tak ada jejak sama sekali.
Begitulah kira-kira deskripsi The Dragon.
Di rumah sakit terdapat empat orang tengah bicara di lorong depan ruang ICU. Pembicaraan yang serius nampaknya. Mereka adalah inti The Dragon.
"Tadi pagi sih kondisi nya udah membaik, terus tiba-tiba dia kejang-kejang," ucap seorang lelaki, "Kata dokter dia lagi melewati masa kritis nya." lanjut lelaki tadi. Dia Nathan Samuel Pradipta atau kerap di sapa Nathan oleh teman-temannya. Penyerang di The Dragon.
"Terus gimana di sekolah? Ada masalah?" Tanya Nicholas. Manuel Nicholas Saputra panggil saja Nicholas. Hackers di The Dragon.
"Gitu." singkatnya. Nicholas mendelik tajam gadis itu, yang dibalas tak kalah tajam. Nicholas cengengesan.
"Di parkiran tadi itu Phoenix Geng." Ujar Rafael. Rizal Rafael Miller panggil dia Rafael. Si pembuat strategi di The Dragon.
"Hm, dan mereka deket banget sama si pelaku."
"Terus rencana lo apa kedepannya?"
"Itu urusan gue, kalian cukup jadi pemanis di rencana gue." Balasnya dingin.
Rafael menyorot tajam ke arah nya, "Jangan buat rencana yang bisa membahayakan lo."
"Main-main dikit gak apa-apa lah." Seringai gadis itu. Rafael dan gadis itu saling menyorot tajam, memang cuma Rafael yang berani berbuat begitu pada gadis itu.
"Eh, udah-udah. Nanti aja tatap-tatapannya." Nicholas menengahi.
"Gue pulang."
"Oke, hati-hati, kalau ada apa-apa langsung hubungi kita aja." gadis itu mengangguk. Kemudian berlalu tanpa mengucapkan satu kata pun.
"Kasih tau yang lain buat ngawasin Queen dari jauh, bahaya selalu mengintai." titah Rafael tegas pada Nicholas dan Nathan lalu di balas mengangguk mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Revenge
Random⚠️Cerita ini pernah di Unpublish sebelumnya, satu tahun yang lalu karena Author sibuk, kemudian di Publish lagi dan alurnya di ubah di beberapa bab⚠️ [ dibaca sampe selesai terus di vote + komen. Jangan lupa Follow juga ya ] SINOPSIS! Ini bukan ceri...