Setiap orang pasti pernah mengalami sebuah mimpi, entah itu mimpi yang indah maupun mimpi yang buruk. Semua terjadi begitu saja dan seakan tak bisa diprediksi, bangun dan sedikit teringat lalu kemudian hilang terlupakan.
Namun itu seakan berbeda pada diriku yang cenderung mengalami mimpi yang begitu sering. Bahkan nyaris tiap malam tergambar secara nyata dan detail dalam otakku.
Kemudian ketika diriku telah terbangun, mimpi-mimpi itu masih teringat dan butuh waktu cukup lama untuk melupakannya.
Ibuku berkata pada seorang psikiater yang menanganiku saat aku berusia 9 tahun, bahwa aku kerap mengigau saat sedang tidur, lalu menjerit, berbicara, tertawa, bahkan menangis.
Pernah suatu malam yang nyaris membuat seisi rumah ketakutan bukan main saat mengetahui bahwa aku tidur sambil berjalan. Membuat semua keluargaku semakin waspada dan memiliki niat untuk memasang sebuah tali di perutku yang diikatkan pada pilar agar tak membahayakanku saat berjalan sambil tertidur.
Dahulu letak kamar tidurku berada di lantai atas, dan semenjak kejadian itu, ibuku merenovasi kamar tidurnya agar bisa kutempati, sehingga kami bertukar tempat tidur untuk mencegah apabila aku sampai jatuh dari lantai atas gara-gara sleep walking.
Mereka semua juga kerap menghubungkan derita penyakit ini sebagai bentuk gangguan dari roh-roh makhluk halus. Mereka berdiskusi setiap saat dan memikirkan kondisi yang kualami.
Hingga ibuku pernah memanggil seorang paranormal untuk menemuiku dan berbicara banyak hal tentang apa saja yang kualami atas gejala-gejala yang nyaris menakuti seluruh kelurgaku di dalam rumah. Yang jelas, hingga sampai detik ini pun, aku sama sekali tak pernah melihat hantu secara nyata, dan diriku pun juga tak mempunyai indra keenam, itu hanya cerita kuno yang usang.
Menurut pemeriksaan medis, mereka mengatakannya sebagai gangguan Parasomnia, suatu gangguan yang mengurangi kwalitas tidur seseorang, di mana semua itu disebabkan karena mengalami mimpi disertai stress yang diidap oleh si penderita.
Jujur saja, aku sama sekali bukan orang yang stress. Maksudku, hidupku berjalan normal seperti anak pada umumnya. Aku juga mempunyai teman di sekolah yang sering memberikan suport, serta impian untuk mengejar cowok idaman di sekolah. Semua beriringan tanpa adanya gangguan psikologis yang kualami.
Hanya saja saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar, aku cenderung menjadi anak yang pendiam, suka berimajinasi dengan duniaku sendiri, bahkan begitu pemalu sampai melihat wajah orang lain saja aku tidak berani. Semua karena mimpi-mimpi buruk yang kuterima dalam tidurku.
Seorang psikiter pernah berkata, bahwa hal semacam itu akan hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia, sebab Parasomnia pada umunya adalah gejala yang kerap dimiliki oleh anak-anak. Tapi sekarang usiaku sudah berumur 15 Tahun, duduk di bangku SMA Kelas sepuluh E, dan Parasomnia yang mereka sebutkan itu masih kumiliki hingga saat ini.
Namun perubahan signifikan yang kuterima adalah, aku masih bisa hidup bahagia, dan tentunya tidak mengalami gangguan psikis. Kemudian ibuku memutuskan untuk tak menggunakan jasa psikiater kembali, yang sekaligus membuatku semakin yakin bahwa aku bisa hidup normal seperti anak-anak pada umumnya.
Mungkin semua penyakit itu akan hilang beberapa tahun kedepan, atau mungkin beberapa bulan kedepan. Mengingat Parasomnia hanyalah gangguan masa kecil yang tak perlu dibesar-besarkan meskipun hingga sampai saat ini aku masih mengalami mimpi-mimpi yang aneh.
Aku sudah mengatakannya pada ibuku bahwa aku baik-baik saja, aku masih bisa berpikir dengan jernih, berkomunikasi dengan baik, bahkan seiring berjalannya waktu, aku akan berusaha untuk menjadi seseorang yang percaya diri dan mampu membuktikan kepada mereka bahwa aku ialah pribadi yang berprestasi. Murid terhebat di SMA Cahaya Harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREY
JugendliteraturHidup di dalam petemanan yang sportif membuat Freya begitu yakin bahwa dia bisa mendapatkan crush cinta pertamanya, Erik. Seorang ketua Osis yang super ganteng, cerdas, dan berprestasi. Tapi Freya rupanya tidak sendirian. Kelompok geng sekolah terp...