Aulia: Bab 1

167K 697 4
                                    

Happy reading

***

Aulia Hermawan gadis manis yang berusia 21 tahun anak semata wayang dari pasangan Ridho Hermawan dan Mela Safitri. Sebagai anak tunggal, terkadang Aulia sangat iri melihat temannya mempunyai saudara. Tapi setelah berpikir, jadi anak tunggal juga tidak buruk. Orang tuanya sangat memanjakannya. Jadi tidak mempunyai saudara bukan masalah besar. Ketika Aulia ingin menemui ibunya, Aulia mendengar samar suara mobil di halaman depan. Sebelumnya ibu mengatakan jika ayahnya akan kembali hari ini dari Bali. Berpikir, kemungkinan itu ayahnya yang baru sampai, Aulia memutuskan tidak jadi mencari ibunya, Aulia ingin menemui ayahnya terlebih dahulu.

Berlari dengan semangat penuh, Aulia telah sampai di kusen pintu depan. Dan benar saja, itu ayahnya yang sudah pulang. Dengan tidak sabaran, Aulia langsung berlari ke arah Ridho berada dan memeluknya erat.

"Ayah," teriak Aulia kencang.

Ridho yang tidak siap, terhuyung menerima pelukan dari Aulia. Untung refleksnya mantap.

"Rindu, lama pulangnya," rengek Aulia.

Mendengar rengekan Aulia, membuat Ridho terkekeh. Anaknya sangat menggemaskan.

"Iihh ... manja gini gak malu ya, ada teman ayah yang lihat," canda Ridho.

Dan tentu saja, Aulia yang baru melihat bahwa ayahnya datang tidak sendiri sangat malu. Segera saja ia turun dari gendongan ayahnya.

"Iiihh, Ayah."

Ridho melihat anaknya cemberut karena malu tanpa sadar ia tertawa lepas, begitu juga Dodi Fernando-teman Ridho- melihat tingkah anak temannya yang lucu juga ikut terkekeh. Setelah itu Ridho memeluk bahu Aulia dan membawanya kedalam rumah.

Aulia yang mendengar suara kekehan sebelah ayahnya, sangat malu. Ia menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Ridho.

Mereka bertiga sudah sampai di dalam rumah-ruang tamu-Aulia diminta mengambil minuman untuk ayah dan tamunya. Walaupun rumah Aulia ada Asisten Rumah Tangga, ia tidak keberatan jika diminta melakukan sesuatu. Tanpa disuruh dua kali Aulia langsung mengerjakan.

Setelah menyiapkan minuman dan membawa nampan ke ruang tamu, sayup-sayup ia mendengar pembicaraan serius ayahnya dan temannya, masalah saham dan apalah itu, Aulia tidak mengerti. Yang bisa Aulia simpulkan adalah, mereka akan berinvestasi hotel xx yang di Bali.

Aulia membuat Cappucino dingin, ia pikir siang terik minum yang panas tidak relevan. Jadi ia berinisiatif membuat yang dingin. Toh, sebelumnya ayah dan temannya tidak merequest sesuatu dan menyerahkan padanya. Jadi sekira jika tidak sesuai selera harus menerima, mungkin saja Tamu Ayah tidak berkenan apa yang ia buat.

Meletakkan cemilan dan minuman di meja. Aulia yang tidak mau mengganggu pembicaraan serius orang dewasa dan ingin masuk ke kamarnya. Tapi ia dicegah oleh ayahnya diminta menemankan Om Dodi mengobrol sebentar, bahwa ia menerima telepon dari rekan bisnisnya.

Aulia yang diminta menurut, ia menemani Om Dodi minum dan makan cemilan ia bawa. Ia masih malu pada Om Dodi, mengingat Om Dodi juga ikut menertawakannya dengan candaan receh ayahnya.

"Aulia sekolah kelas, berapa?" Tanya Dodi membuka pembicaraan. Temannya itu ada-ada saja, ia tidak masalah harus menunggu Ridho selagi temannya itu menerima telepon. Tapi ia malah meminta putrinya menemani ia mengobrol. Tapi tidak buruk, melihat wajah putri Ridho merah, malu padanya ia berpikir itu masih tentang di depan halaman dengan candaan Ridho. Sangat menggemaskan, terlihat cantik dan imut bersamaan. Ia pikir tidak masalah sedikit menggodanya, Dodi sangat ingin mempunyai anak perempuan, apalah daya jika ia dikasih dua-duanya lelaki.

Aulia (Cerita Pendek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang